8🏴‍☠️

Mulai dari awal
                                    

"Gan, hubungan lo sama adek kelas gimana setelah lo anter pulang dia kemarin?" Pertanyaan Baskara itu seketika membuat raut wajah Dirgan menjadi masam.

"Biasa aja," balasnya.

"Kalau gue jadi elo, udah gue deketin itu cewek. Kayaknya juga tertarik sama lo." Senyuman Baskara itu membuat Dirgan berdecak, sungguh menyebalkan saat Baskara membahas seorang gadis.

"Ambil aja kalau mau!" Nada ketus Dirgan membuat Baskara mengernyit, lalu menatap Dirgan dengan genit.

"Lo cemburu, ya?" Tangannya terulur menoel ujung hidung Dirgan.

"Kagak, gue gak cemburu......" Memalingkan wajahnya, enggan menatap Baskara.

"Bilang aja cemburu elah! Gue gak bakalan rebut itu cewek dari lo, kok." Baskara hanya berniat menggoda Dirgan saja.

Helaan napas keluar dari belah bibir Dirgan. "Buruan habisin, kita hari ini bikin konten."

"Lo yakin bikin siang hari?" Tanya Baskara.

"Santai aja, kamar sebelah kita kosong. Kemarin baru pindah yang dulu nempatin," ujar Dirgan dengan wajah santainya. Berbeda dengan Basakara yang tampak risau. Ia akan melakukan sex untuk yang ke dua kalinya dan kali ini ia harus menjadi top!

__
_______________________________________
__

"Bjir! Gue malu!" Baskara menutupi bagian bawahnya yang hanya menggunakan celana dalam super ketat menggunakan selimut. Sedangkan Dirgan tengah menata letak kamera.

"Malu kenapa? Gue udah liat semuanya," ujar Dirgan.

"Shibal anjing!" Lemparan bantal Baskara layangkan pada Dirgan.

"Ganas banget!" Dirasa kameranya sudah tepat, Dirgan pun mendekati Baskara.

"Udah siap?" Tanya Dirgan.

"Seharusnya gue yang tanya lo, shibal! Lo udah siap?" Tanya Baskara.

Sudut bibir Dirgan mengulas sebuah seringai tipis, mengangguk pelan sebagai jawaban pertanyaan Baskara.
"Oke! Gue yang nusuk, sini lo tiduran," pinta Baskara yang diikuti Dirgan.

"Gue bakal buktiin sama lo, kalau gue udah jago cipokan!" Ekspresi wajah Baskara yang pongah itu membuat Dirgan terkekeh, menunggu aksi Baskara. Kedua tangannya pun dengan santai ia letakkan di bawah kepalanya sebagai bantalan.

Perlahan Baskara duduk di atas perut Dirgan, kemudian mendekatkan wajahnya dan mulai melumat bibir pemuda yang kini berada di bawahnya. Masih sedikit kaku, namun Dirgan menikmatinya. Tangan Baskara kini sudah meraba dada hingga perut Dirgan. Bibirnya terus melumat bibir milik Dirgan yang hanya diam saja membiarkan dirinya mendominasi.
Walaupun Dirgan tidak membalas lumatan Baskara, kedua tangannya aktif meremas pantat Baskara dan menurunkan celananya.

'Plak!'

"Akh! Bjir! Kenapa lo mukul pantat gue, sih?!" Tentu saja Baskara terkejut dan kesal dengan tindakan Dirgan.

"Pantat lo kalau ditampar suaranya renyah, jadi nagih." Dirgan mengusap belakang telinganya yang tidak gatal.

Baskara berdecak. "Lo boleh mainin asal jangan ditampar, bjir!" Tubuhnya kembali membungkuk dengan kedua tangan berada di sisi kepala Dirgan untuk menopang tubuhnya sendiri. Lalu kembali melumat bibir Dirgan yang diam-diam tersenyum tipis.

Tangan Dirgan mulai menyusuri pantat Baskara yang tadi tertunda, perlahan menurunkan celana dalamnya sampai paha dan menangkup kedua belahan pantat Baskara yang sangat menggoda dirinya, remasan kuat ia berikan pada pantat Baskara hingga si empu melenguh dalam lumatannya sendiri.

CANDRAMAWA KELABU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang