15 - Tiga Monyet Gila

1.4K 196 44
                                    

Issac berjalan melewati pasar tradisional yang kumuh, meski begitu, ada banyak jalinan sosial yang tercipta dari interaksi antar penjual dan pembeli, penentuan harga dari tawar-menawar, cek-cok membandingkan kualitas dan kuantitas, canda tawa antar pedagang, guyonan garing dan saling ejek, segalanya menciptakan kehangatan diantara sorotan sinar matahari dari atap yang berlubang dan retak sana-sini.

Mereka seolah lupa, jika hujan datang, semua dagangan harus dijinjing dan dipanggul pontang-panting. Seekor tikus mencicit setelah diusir karena menggigit sepotong lobak yang hampir busuk, seekor katak terkantuk-kantuk dibawah lubang selokan yang surut. Dan seorang gelandangan sedang berusaha menahan tubuh agar tidak terjerembab karena kantuk yang menyiksa.

Issac berhenti di depannya, meraih saku dalam jaket, dan mengeluarkan sebuah koin, gelandangan itu mendongak, mengamati ornamen koin lamat-lamat, lantas berdiri dan berjalan menuju sebuah kios penjual kecap. Issac mengikuti dalam diam, sesekali menegok sana-sini. Issac menunduk untuk menghindari rentengan kecap saset yang digantung di untaian kawat besi. Ada sebuah ruangan penuh botol kecap begitu pintu kios dibuka, masuk semakin dalam, ada satu pintu lagi, ketika dibuka, terlihatlah tangga menurun yang gelap.

Gelandangan itu berdiri di sisi tangga, sementara Issac berjalan menuruninya, begitu sampai lantai dasar, hanya ada sebuah pintu yang dijaga dua pria berbadan besar, mereka mengenali siapa yang datang lantas menunduk sopan. Issac menanggapinya dengan mengangguk, saat pintu dibuka, suasana berbalik 180°, ruangan besar berlantai beton, jajaran mobil-mobil jeep besar dan orang-orang berlalu lalang.

"Apa ini semacam sidak dadakan? Tiba-tiba masuk lewat pintu belakang" Seorang gadis berambut merah pendek berbicara dengan nada sinis.

Issac terkekeh lantas menepuk pundak gadis itu dua kali lalu pergi.

Tujuannya adalah ruang latihan, begitu pintu dibuka, hanya ada seorang pemuda di dalam ruangan, sedang melakukan pull up. Dari belakang, dengan tubuh bagian atasnya yang tidak memakai baju, dapat dilihat otot-otot yang terbentuk sempurna. Tapi, ketika gerakan mengangkat, Issac bisa melihat tonjolan otot-otot yang tidak diperlukan, orang itu sedang marah.

Sedikit turun ke bawah, Issac mengamati area dibawah ketiak kiri, ada sebuah tatto yang secara vertikal tertulis 'NERA' dengan dililit dua tangkai mawar berduri. Kadang dia berfikir, jika memang begitu terobsesi, kenapa tidak didekap saja? Bukan malah ditinggalkan dan diamati diam-diam. Issac tidak paham dengan jalan pikiran pemuda pirang yang sayangnya jenius ini.

"Sepertinya dia bukan anak penurut" Issac berbicara.

"Siapa?"

"Nera" Pergerakan pemuda itu berhenti, ia melepaskan pegangan dari tiang, berbalik menatap Issac yang bersandar pada dinding.

"Menjauh darinya"

Pemuda itu kembali berbalik, mengambil tepung dalam mangkuk, meratakan pada telapak tangan dan melompat untuk kembali menggenggam tiang pull up, Issac menghela napas.

"Musuh Dernatte tidak lebih sedikit darimu, kamu yakin?" Pemuda itu tidak menjawab, tapi gerakan pull up nya memelan.

***

Nera menggeleng brutal, dia didudukkan di sofa, kanan-kirinya ada Ixora dan Cyrus sementara di hadapannya, Kiera sudah memegang sebuah mangkuk berisi mie ayam spesial. Sangat spesial, karena itu 100% protein. Alias cacing toping ayam! Nera bahkan tidak punya ide dari mana orang-orang ini bisa dapat semangkuk penuh cacing tanah.

Tiga cacing menjuntai keluar dari mangkuk, salah satunya menyangkut pada jemari putih milik Kiera, tapi orang itu sama sekali tidak terganggu. Cacing-cacing menggeliat saling lilit dalam mangkuk berkuah kecap.

BITTER AND SALTY [HIATUS]Where stories live. Discover now