"Papiii!" Bukan Regie, tapi Olla yang menegur. Masih tahap sabar.
Bisa-bisanya Jess dengan enteng menjitak kepala anaknya sendiri.
"Jadi, semua ini karena Ribi enggak terima dipanggil Tante?" Mama Indah menengahi.
Regie mengangguk kuat, "Iya, Nenek. Kalo Regie manggil nama aja kan enggak sopan ke Tante Ribi."
"We have a deal ya bocah! Kalo di sekolah jangan panggil gue Tante!"
"Dih ngamuk! Enggak sopan ege manggil nama lu doang."
"Tapi lo pake toa tadi!!" Ribka berdiri, sambil menunjuk marah pada Regie.
Kini Bu Sera yang terheran, "Regie, kamu nemu toa dimana?"
"Suara aku enggak gede, jadi disaranin sama Delon buat beli toa aja. Tadi ngetes toa nya."
Jess sudah menutup wajahnya, berpaling mengarah ke arah lain, kepalang malu banget. "Punya anak yang diturun malah tololnya gue."
Sedangkan Papa Oniel daritadi tidak marah, hanya senyam senyum mesem. Memang ini keputusannya juga sedari awal yang meminta Regie di satu sekolah dengan putri bungsunya.
Regie cucu pertamanya Oniel, cucu kandungnya, dan yang paling ia sayang. Meski begitu ia juga menyayangi putri tengilnya itu. Jadi di saat seperti ini rasanya seperti momen komedi dalam hidupnya.
"Jadi tadi berantem?" Tanya Papa Oniel memastikan,
Regie mengangguk, lalu menggeleng. "Egi enggak berantem, Kakek. Tapi Tante Ribi ngejambak rambut Egi."
"Gue nggak jambak! Gue cuman narik dikiittt."
"Itu sama aja berantem!"
"Aahhh Mamaaa! Pengen pindah sekolah ajaaaa!!"
Mama Indah mengerjapkan matanya, lalu saling tatap dengan Olla yang sedari tadi diam.
Perempuan itu lantas berdiri, lalu berjongkok dihadapan adiknya, "Ribi, maafin Egi ya?"
"Tapi Regie ngeselin banget kak Olla!"
Jarak usia Olla dan Ribka terpaut jauh. Saat Olla dan Jess baru menikah, Mama Indah hamil Ribka dengan sebelumnya ada kakak Ribka yang sekarang sudah kuliah. Usia Ribka dan Regie pun hanya terpaut beberapa bulan saja karena tak lama setelah kehamilan Mama Indah, disusul oleh Olla. Ibu dan anak itu menjalani masa hamil secara bersama.
"Iya, dia memang begitu, tapi dia sayang banget kok sama Ribi." Olla melirik Regie, meminta putranya untuk ikut kesampingnya. "Egi sini nak, minta maaf sama Ribi ya?"
"Sono cepet minta maaf!" Tegas Jess,
Masih dengan bibir manyun, Regie lantas ikut berjongkok disamping Mami nya, dan menyodorkan tangannya lebih dulu.
"Tante, Egi minta maaf."
Mama Indah tersenyum, mengusap punggung Ribka sembari menganggukkan kepala, meminta putri kecilnya itu untuk memaafkan keponakannya.
"Kali ini gue maafin. Tapi awas aja kalo Egi manggil Tante lagi di sekolah."
"Siap Tante! Egi janji enggak akan manggil Tante lagi di sekolah."
Senyum geli Papa Oniel terpancar. Dulu ia sebal sekali kalau harus ke ruang BK, tapi sekarang malah jadi hiburan di masa tua nya. Melihat anak dan cucunya di satu ruangan yang sama.
"Oke, udah akur lagi kan ini? Case closed, kan?"
Bu Sera mengangguk, namun tetap mengeluarkan buku 'seram'nya. "Tapi tetap dengan catatan tindak tinduk perilaku. Termasuk ini teguran untuk Regie dan Ribka agar tidak mengulangnya lagi. Boleh tanda tangan di surat ini."
Dua buah kertas perjanjian diserahkan Bu Sera pada keluarga Cornelion dan Chandra. Isi suratnya membahas tentang perjanjian dan sanksi yang diterima.
Kedua keluarga itu sudah hapal sekali isi suratnya, jadi mereka langsung menandatanganinya.
"Regie dan Ribka, kalian berdua bisa kembali ke kelas."
"Tapi mau pamitan dulu Bu," pinta Regie, yang diangguki Ribka.
Bu Sera mempersilahkan. Lantas kedua anak itu secara bergantian menyalimi orang tuanya, termasuk dengan Regie yang memeluk kakek neneknya dan Ribka dengan kakak serta kakak iparnya.
"Di sekolah pinter-pinter ya, harus akur." Pesan Mama Indah,
Ribka mengangguk, disusul Regie yang bergaya hormat pada neneknya.
Senyum kecil Olla terulas, "Egi," panggilnya,
"Kenapa Mami?"
"Sini peyuk Mami dulu." Regie dengan lekas memeluk Maminya, serta Olla yang sudah membalas dengan pelukan lebih erat.
Sedangkan Jess sudah kembali bete lagi. "Udahan ah. Cepet. Papi sama Mami harus berangkat lagi."
"Papi jangan lama-lama bawa Mami ya? Egi pasti kangen."
"Utututu kesayangannya Mamii, kita cuman dua hari kok. Kamu jangan macem-macem ya? Baik-baik sama Pak Andi di rumah."
Regie mengangguk pasrah, menatap lesu pada Mami nya yang kembali ikut menemani Papi nya bertugas.
Tatapan Regie beralih pada Papi nya yang selalu saja bete. Tak pernah sekalipun terlihat bangga atau senyum bahagia padanya. Hanya Mami nya yang memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.
Dan semua itu selalu terekam jelas oleh Olla. Perempuan itu menyadari kalau sampai saat ini Jess masih belum rela ada seseorang yang dicintainya juga.
"Regie, pamit sama Papi juga ya?"
Remaja cowok itu mendekat pada Jess, "Egi balik ke kelas ya Pi."
"Iya."
"Pii, anaknya dipeluk dulu."
Jess menatap bete pada Olla, lalu mendesah pelan sembari merengkuh tubuh putranya, menepuk pelan punggungnya. "Baik-baik di sekolah." Ucapnya singkat.
"Siap Papi!"
Senyum Olla mengembang dengan lebarnya. Yang ia inginkan dari dulu hanya cukup Jess menyayangi Regie sama seperti Jess yang begitu menyayanginya.
"Harus dengan cara apalagi supaya kamu juga sayang sama anak kamu sendiri, bby..." Gumam Olla dalam hati,
❦❦❦
To be continued
❦❦❦
Kalau suka, boleh tinggalkan jejaknya!
Jadi gimana? Udah keliatan kan 'konflik'nya? 😁 Setelah di Bulol season 1 bener-bener enggak ada konflik 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulol 2: Chandra Fams (KACILA)
FanfictionJess tahu kehidupan setelah menikah itu tidaklah mudah. Tapi Jess baru tahu kalau cinta Olla akan terbagi pada orang baru di kehidupan mereka. Membagi cinta? Seumur hidup Jess, tak pernah sekalipun Olla menduakannya, apalagi dekat dengan lelaki lain...
[B2:1] Lovey Dovey
Mulai dari awal