Semilir angin menerpa wajah cantik milik gadis remaja dengan seragam SMA yang masih membalut tubuh rampingnya. Iris coklatnya menatap kosong ke arah sungai meratapi perjalanan hidupnya, takdir benar-benar membuatnya merasa bingung. Keputusan yang diambilnya selalu membuat dirinya seakan-akan berada di tengah hutan tanpa peta.
Menghela napas berat gadis SMA itu menunduk menatap sepatu putih bercorak garis hitam yang ia dapatkan satu bulan lalu sebagai hadiah ulang tahun dari sang kekasih.
Matanya berkaca-kaca kala mengingat bagaimana usaha sang kekasih untuk membeli sepatu untuknya dengan usahanya sendiri. Dimana Tzuyu kekasih tampan dan baik hatinya bekerja paruh waktu setiap pulang sekolah, merelakan waktu istirahatnya untuk bekerja agar bisa memberikan hadiah yang berharga untuk kekasih hatinya.
Sana kembali menatap kearah depan, tersenyum kecut karena dia mungkin adalah orang paling egois yang pernah ada.
"Ini salah." Batinnya.
Sana terperanjat kaget karena seseorang yang mengecup pipi sebelah kirinya.
"Hey.. kenapa hm?" Pria muda berdarah China itu menatap kekasihnya dengan lembut guna memberikan kenyamanan untuk kekasih hatinya.
"Enggak kok." Senyuman manis terulas di bibir tipisnya. Sana kembali mengecup pipi kekasihnya itu.
"Nih ice cream kesukaan kamu." Dengan bibir tersenyum kecil merasa gemas kala gadisnya menerima ice cream yang disodorkan. Tzuyu semakin terkekeh gemas kala melihat kekasihnya memakan ice cream dengan riang terlihat dari kakinya yang terayun pelan dan sorot matanya yang berbinar.
"Pelan-pelan makan nya." Masih dengan senyum gemasnya Tzuyu mengusap bibir bawah Sana yang belepotan oleh ice cream yang dimakannya. Sana membeku mendapat perlakuan manis dari Tzuyu, selama 3 tahun berpacaran ini pertama kalinya Tzuyu melakukan hal itu.
Sana kembali merasa kaget kala melihat Tzuyu yang menjilat ibu jarinya yang dia gunakan untuk membersihkan bibir Sana.
"Kenapa?" Tzuyu bertanya merasa heran karena Sana menatapnya dengan tatapan kaget.
Dengan menggeleng pelan Sana tersenyum. "Enggak kok, cuman aku kaget aja kamu kok-"
Sana semakin membeku kala benda kenyal itu menyentuh bibirnya dengan lembut.Cup!
Sana mengerjakan matanya berkali-kali masih belum bisa mencerna apa yang sudah terjadi, karena kekasihnya yang kaku ini akhirnya mengecup bibirnya. Setelah beberapa detik Sana mencoba memahami apa yang terjadi kini bibir itu tersenyum lebar iris coklat itu menatap kekasihnya dengan ekspresi senangnya.
"Kamu.. Tzu ini beneran kamu kan?" Tanya Sana dengan ekspresi lucunya.
Tzuyu yang sedari tadi hanya tersenyum malu sambil menatap kekasihnya. Kini wajahnya semakin memerah karena menahan malu. Ini pertama kalinya Tzuyu berani bertindak jauh selama lebih dari 3 tahun mereka berpacaran Tzuyu hanya berani memegang tangan Sana, memeluk dan menciumi pipi dan keningnya Sana. Tzuyu menatap ke sembarang arah asalkan tidak menatap mata cantik Sana.
Karena gemas kekasihnya tak kunjung menjawab pertanyaannya, Sana menangkup wajah Tzuyu dengan kedua tangannya membuat wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Tatapan keduanya beradu pandang saling mengunci satu sama lain saling menyalurkan perasaan masing-masing. Jarak wajah keduanya semakin terkikis bibir tipis sana kini menempel dengan bibir merah tebal milik Tzuyu. Sana melumat bibir Tzuyu dengan lembut tangannya melingkar erat di tengkuk Tzuyu guna memperdalam ciuman mereka. Tzuyu hanya mengikuti permainan Sana karena ini pertama kalinya dia untuk berciuman, kedua tangannya mengikuti naluri yang ada dalam dirinya Tzuyu melingkarkan tangannya di pinggang ramping Sana menariknya semakin dekat dengan tubuhnya. Ciuman itu terlepas kala keduanya kehabisan oksigen, Tzuyu mengusap bibir bawah Sana dengan ibu jarinya bibir tipis itu basah oleh saliva mereka dan sedikit bengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tapi Tahukah Kamu?
RandomBukan perbedaan yang menjadi penghalang tapi pikiran sempit yang menghancurkan segalanya. Kamu dan aku tersiksa dengan tipuan kesenangan yang fana. Aku bertahan dengan janji ku dan kamu mendua dengan hasrat darah muda mu. Sayang! Cinta bukan hanya...