"Sukur alhamdulillah kalo gitu bunda jadi lega" Ucap bunda melody
"Makasi ka Cindy" Ucap chika
"Sama sama adek" Jawab Cindy sambil menepuk nepuk pelan pucuk kepala chika
"Apa liat liat" Delik Cindy pada jinan yang terus menatapnya daritadi
"Mata diri sendiri yang liatin ko situ yang repot" Cibir jinan
"Hihhh dasar dah bye" Ucap Cindy yang kini berlalu menghampiri shani yang berada di sofa
"Gimana cin?" Tanya shani saat Cindy mendudukan dirinya disamping shani
"Semuanya aman ko ci chika juga udah bisa pulang" Jawab Cindy
"Pulang satu pulang semua" Ucap gita yang sedang menyandarkan kepalanya dibahu shani
"Unda aku angan ihh" Ucap toya
"Diem cil kakak ngantuk" Ucap gita
"Awass ihh" Ucap toya
Kemudian....
Plakkkk
"Aduhhhhh cilll" Ringis gita pura pura saat toya menggeplak jidat gita
"Heii sayang gaboleh dong kasian kagitanya" Ucap shani
"Toya nda boyeh ain angan" Peringat zoya pada toya
"Maap unda" Ucap toya menunduk
"Iya sayang gapapa tapi nanti gaboleh kaya gitu lagi yaa kalo nanti bunda liat dedek kaya gitu lagi bunda iket tangannya" Ucap shani
"Iya unda" Ucap toya langsung menganggukkan kepalanya
"Minta maap dulu sama kakaknya" Titah shani.
"Toya inta aap yaa kakak" Ucap toya sambil memeluk leher gita
"Kiss kakak dulu" Pinta gita
Cupp
"Dahh" Ucap toya setelah mencium pipi gita
"Cii" Panggil Cindy
"Kenapa cin?" Tanya shani
"Jadi mereka ini siapa ci?" Tanya Cindy menatap wajah sikembar
Shani pun menceritakan asal usul sikembar yang kini ia adopsi menjadi anak sendiri
"Tapi kan cici belum nikah ko boleh adopsi anak?" Tanya Cindy
"Lu punya duit lu punya kuasa" Celetuk jinan yang mendapat tampolan dari chika
"Ishh apasih dek" Ringis jinan
"Nyenyenye" Ledek chika
"Yuu gelut yuuu" Ucap gracia
"Cii malah kompor" Ucap bunda
"Hehehe" Cengir gracia
"Sebenernya emang gabisa cin cuma ya gimana cici pengen adopsi mereka ntah kenapa pertama kali liat mereka perasaan cici ngerasa beda aja liat anak kecil yang lain pas di panti tuh" Jelas shani
"Btw ayahnya mana ci?" Ledek Cindy
"Ayah agi kelja onty" Celetuk zoya
"Hah?" Kaget semua saat mendengar ucapan zoya
"Tadi ngomong apa cil?" Tanya gracia yang menghampiri zoya yang sedang bermain di karpet bulu
"Ayah zoya agi kelja cici" Ucap zoya menatap mata gracia
"Ayah siapa yang zoya maksud ci?" Tanya chika
Semua mata kini tertuju pada shani. Shani yang ditatap mun merasa gugup.
"Santai dong natapnya dongg" Ucap shani
"Waktu itu cici kan bawa zoytoy ke kantor terus ada cio masuk ya biasa dia kaget kenapa cici bawa anak kecil yauda cici jelasin aja lama kelamaan mereka asik main bertiga karna cici lagi ngurus kerjaan tau taunya mereka berdua manggil cio ayah aja cici juga gatau" Jelas shani
"Bau bau bakalan hmmm" Ucap Cindy sambil memegang dagunya
"Huss apa kamu ini" Ucap shani
"Tapi gapapa ko ci kalo emng bener" Ucap jinan
"Iya ci bener tuh" Ucap gracia
Gita dan chika yang mendengar penjelasan shani daritadi hanya diam. Tidak ada satu kata pun yang ia keluarkan dari mulutnya.
Ada sedikit tidak rela rasanya mendengar ucapan ucapan yang mengenai persetujuan antara shani dan gracio.
"Aku mau keluar" Ucap gita beranjak dari duduknya
"Mau kemana kak?" Ucap shani
"Nyari udara segar" Ucap gita tanpa melihat wajah cicinya
"Aku ikut kak" Ucap chika yang kini turun dari bangsal
"Mau kemana sayang kamu harus banyak istirahat" Ucap bunda menahan tangan chika
"Aku mau nyari udara segar bun" Jawab chika
"Sama cici yaa?" Ucap gracia
"Sama ka gita aja" Ucap chika langsung menghampiri gita
"Ayo kakak pegangin" Ucap gita lalu memegang tangan kiri adiknya tak lupa ia memegang pinggang adiknya itu karna takut hal hal terjadi pada adiknya
Mereka pun kini keluar dari ruangan. Banyak tanda tanya dari raut muka mereka yang melihat kepergian gita dan juga chika
"Mereka kenapa bun?" Tanya jinan
"Bunda juga gatau kak?" Ucap bunda
"Gara gara ngebahas barusan kah" Ucap gracia
"Kakak au ana unda" Tanya toya dengan muka polosnya
"Kakaknya keluar dulu sebentar sayang" Ucap shani
"Shani tau apa yang terjadi bun jadi biarin mereka keluar dulu nanti biar shani yang urus mereka berdua" Jelas shani
"Emang mereka kenapa ci?" Tanya Cindy
"Biasa lah cin mereka posesif" Ucap shani tersenyum kearah Cindy
"Ouuuu btw ini para laki laki kemana nih biasanya juga berisik" Ucap Cindy
"Mereka kan sekolah cin paling pulangnya mereka ke kantor" Jawab bunda
"Yauda dehh" Ucap Cindy
"Unda" Panggil zoya menghampiri shani
"Iya sayang kenap hmm?" Tanya shani mengelus pipi zoya
"Lapel undaaa" Rengek zoya
"Toya uga undaa" Rengek zoya
"Iiiiii gemasnyaaaaa" Gemas Cindy melihat muka polos zoya dan toya sambil mengunyel unyel pipi sikembar
"Woyy ponakan gue itu pipinya astaga" Pekik jinan
"Heheh gemes soalnya" Cengir Cindy
"Cengar cengir bae lu" Ucap gracia
"Aduhhh anak bunda kasian laper yaa sayangg bentar ya bunda pesen makan dulu" Ucap shani langsung memesan makanannya
"Perasaan tadi kalian udah makan deh cill" Ucap gracia heran
"Gapapa ci bagus mereka banyak makan biar ga sakit" Ucap bunda
"Kaya ngga aja" Cibir jinan
"Diam lah kau" Delik gracia
"Cici sekalian pesen makan buat semua ya bun" Ucap shani
"Iya ci pesen aja. Cin kamu juga makan dulu disini ya" Ucal bunda
"Iya bunda" Jawab Cindy yang masih mengunyel unyel pipi zoya
"PONAKAN GUE WOYYYY"
Pukkkk
"Astagaaa"
seru ga guys
maap ya upnya lama
tapi aku pastiin up terus ko:)oh iya guys untuk cerita yang satu lagi aku pasti bkalan up ko tapi aku mau fokus sama cerita ini dulu yaa ditunggu aja:)
jngn lupa vote
maap typo bertebaran:)
KAMU SEDANG MEMBACA
6 Buah Hati Bunda
General FictionDi sebuah Mansion terdapat satu keluarga harmonis yang dimana ada sang kepala keluarga yang bernama Zean Putra Natio dan seorang ibu rumah tangga bernama Melody Putri Laksani Natio mereka dikaruniai 6 orng anak dimana diantara mereka terdapat 5 anak...