chapter 7

255 56 2
                                    

{ sebelum membaca harap follow akun wattpad gue, dan tinggalkan jejak berupa vote ataupun komen di setiap chapternya }

happy reading...

***

dengan nafas yang ngos ngosan, peluit tanda pertandingan berakhir sudah bersuara tentu saja dia yang memenangkan pertandingan kali ini, walaupun hanya latihan saja tetapi dirinya bangga pada kinerja permainannya

"yudh dibelakang lo"

begitu mendengar ucapan teman setim nya kini yudha segera berbalik badan, raut bingung tercipta diwajahnya

kini didepannya terdapat pemuda yang tadi belajar dengannya tengah menunduk sambil memegang botol minum? kening yudha mengerut melihat botol minum warna biru itu, bukankah punya katya? mengapa ada ditangan remaja ini? dimana katyanya?

seolah faham dengan kebingungan pemuda tinggi didepannya akhirnya dia memberanikan membuka mulut, "emmm ini tadi aku ketemu katya dijalan dia nitip ini ke aku katanya suruh kasihin ke kamu, soalnya dia buru buru mau ke toilet" jelasnya

ah yudha langsung faham, tanpa mengatakan apapun yudha segera mengambil botol minum itu lalu menengguknya setengah, sisanya dia siramkan ke rambut serta muka

dimulai saat yudha meminum dengan jakun yang naik turun sampai yudha menyiram rambutnya pandangan azriel atau bahkan seluruh siswi yang menonton langsung berteriak histeris bagaimana tidak keadaan yudha saat ini terlihat tampan dan seksi secara bersamaan

karena tak kuat akhirnya dengan buru buru azriel segera pergi dari lapangan selain tak kuat ada juga beberapa siswi yang menatapnya sinis.

yudha menatap heran kepergian azriel yang terburu buru, bahkan dia melihat dari wajah sampai ke leher milik azriel merah semua, tapi tak ia hiraukan karena pelatih dia sudah menyuruh untuk berkumpul kembali.

azriel memutuskan untuk menuju ke toilet untuk membasuh wajahnya, dirinya sangat malu pasti muka memerah ini dilihat jelas oleh yudha

"wow gimana ya reaksi papah sama mamah kalau tau anak kesayangannya itu gay, pasti mereka syok terus mati"

dengan wajah terkejut azriel langsung menatap kaca wastafel didepannya, ternyata dibelakang terdapat adiknya yaitu jemmy yang tengah memandang dirinya dengan remeh

azriel tak berani membalikan badan karena jujur saja aura yang dikeluarkan oleh jemmy sangat mencekat bahkan sedikit membuat dia sulit bernafas, bagaimana ini? bagaimana jika adiknya melaporkan hal ini kepada orangtuanya? bisa tamat riwayatnya

"gak usah tegang gitu gue gak akan laporin ke mereka, tapi kayanya seru kalau gue deketin kak yudha soalnya tadi aja respon dia kaya tertarik ke gue"

tubuh azriel menegang saat mendengar ucapan jemmy, dengan spontan tangannya mengepal erat lalu membalikan badannya, "coba aja kalau bisa" meski ragu tapi azriel meyakinkan diri bahwa yudha tidak akan pernah suka dengan adiknya ini, lagipula mereka belum tau apakah yudha gay atau straight

jemmy mengembangkan senyumnya begitu melihat azriel sangat percaya diri, bahkan wajahnya yang selalu menunduk kini dengan berani menatap tepat dimatanya saat membicarakan remaja jangkung itu

ternyata dugaannya benar bahwa azriel menyukai kakak kelasnya itu, sepertinya menarik jika jemmy bermain main dengan kakak kandungnya ini, balas dendam yang sempurna bukan? azriel merebut perhatian kedua orangtuanya dan dia akan merebut perhatian yudha dari azriel

"gak ada yang gak mungkin, walaupun gue normal tapi kalau ngeliat lo sakit hati kayanya menarik" celetuk jemmy dengan menepuk pundak azriel

sebelum meninggalkan toilet jemmy pun berbicara kembali, "oh iya jangan sampe kak yudha tau ya kalau kita saudaraan bisa bisa kita bakal dijauhin sama dia, atau lebih tepatnya bukan kita tapi lo?"

****

yudha baru saja menyelesaikan urusan ekstrakurikuler nya, cukup melelahkan tapi bidang olahraga itu menjadi kegemarannya

duduk bersandar di motor untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar itulah yang dilakukannya, namun beberapa saat suara dering dari ponselnya membuat yudha mau tak mau menegakkan kembali tubuhnya

tanpa melihat nama dilayar ponselnya yudha dengan segera mengangkat panggilan tersebut, "hallo" ujarnya

"pulang! papah mau bicara sesuatu kalau kamu lagi latihan ekstrakurikuler tak jelas itu tinggalkan saja"

yudha buru buru melihat nama yang ada di poselnya rupa rupanya si gila harta yang nelfon, kalau tau itu dia yudha malas sekali mengangkatnya lebih baik biarkan saja

mungkin bila itu mamahnya dia masih bisa sedikit sopan bagaimanapun dia lahir dari rahim mamahnya, namun untuk pria tua yang satu itu tak akan ada sikap sopan untuknya

karena malas menanggapi yudha buru buru mematikan sambungan telepon itu, yudha yakin pasti disana papahnya sedang marah marah karena telponnya main dimatikan olehnya tapi masa bodoh dia tak peduli sama sekali dengan itu.

meninggalkan area sekolah lalu mulai menambah kecepatan motornya yudha lakukan, tidak dia bukan takut jika papahnya marah tapi dia lebih penasaran apa yang akan papahnya katakan, karena ini kali pertamanya papahnya berbicara seperti itu

karena biasanya jangankan untuk berbicara, meluangkan waktu untuk yudha saja tak pernah yang ada dipikiran pria tua itu hanyalah kerja kerja dan kerja tak ada apapun selain itu.

remaja jangkung itu terkaget ketika melihat dua mobil yang sangat dikenalinya, itu mobil papah dan mamahnya, ada apa ini? mengapa mereka tumben sekali berada di rumah secara barengan apalagi ini masih sore

memasuki rumahnya lalu berjalan kearah ruang tamu, karena yudha yakin jika kedua orangtuanya ada disana, "langsung aja mau ngomong apa?" celetuk yudha begitu benar melihat keduanya yang lagi duduk di sofa.

***

jika banyak typo harap maklum 🙏

Jemmy : complicated story ( REVISI TOTAL)Where stories live. Discover now