chapter 8

253 55 2
                                    

{ sebelum membaca harap follow akun wattpad gue, dan tinggalkan jejak berupa vote ataupun komen di setiap chapternya }

happy reading...

***

jika orang lain melihat satu keluarga berkumpul seperti ini pasti banyak mengira bahwa mereka keluarga yang harmonis, namun nyatanya berbeda dengan ketiga manusia di ruang tamu ini aura yang mereka keluarkan sangatlah mencekat

sudah lima belas menit berlalu namun tak ada tanda tanda mereka mau mengeluarkan suaranya, bahkan sampai yang paling muda terlihat bosan serta jengah dengan situasi ini

"jadi? stop buang buang waktu lingga" karena jengah yudha pun mengeluarkan unek uneknya

"papah sama mamah akan pisah, kami akan menikah dengan pilihan kami masing masing, jadi kamu bisa milih mau tinggal sama siapa"

yudha tercengang mendengarnya, dia kira akan ada sesuatu yang penting ternyata hanya masalah ini saja? buang buang waktu untuk apa juga dia menuruti perintah pria tua bau tanah didepannya ini

"yudha mau tinggal sendiri di apart" lihat? tak ada raut sedih sedikitpun di wajahnya, toh untuk apa bersedih kalau dari kecil sudah terbiasa tanpa orang tua?

saat memasuki sekolah dasar pun yudha sudah tau bahwa dia dilahirkan hanya untuk menjadi penerus, ya anggap saja dirinya korban perjodohan yang dilakukan kakek neneknya kepada anak anak mereka

"kenapa?" tanya wanita paruh baya lebih tepatnya adalah mamahnya

alis yudha naik sebelah, "kenapa? apa lingga anak kalian? kayanya bukan ya kalaupun lingga anak kalian gak mungkin kalian secuek itu sama lingga, disaat lingga mati matian belajar sampai jatuh sakit demi menarik perhatian kalian tapi respon kalian gak ada raut bahagia sama sekali, kalian terus aja bilang bagus tingkatkan lagi belajarnya. sebenernya lingga capek terus terusan jadi robot kalian berdua, lingga tau tujuan lingga dilahirkan buat apa, kakek sama opa egois ya? demi bisnis mereka tidak jatuh ketangan orang lain dia tega menjadikan kalian alat dan lahirlah lingga, kalo bisa milih lingga gak mau dilahirkan didunia pah mah lingga tertekan sama semua ini"

selesai mengeluarkan unek uneknya yudha pun meninggalkan kedua orangtuanya yang terdiam mematung begitu mendengar keluhan sang anak, apakah mereka keterlaluan? sepertinya tidak karena mereka melakukan ini untuk masa depan yudha tidak untuk hal lain.

***

yudha membaringkan tubuhnya dikasur, helaan nafas terus terulang seperti tak habis fikir dengan kedua kakeknya, mereka ingin menyatukan kedua perusahaan agar nanti cucu mereka kelak yang akan mewariskannya tetapi karena tidak ingin anak anak mereka memilih pasangan yang salah maka terjadilah peristiwa perjodohan kedua orangtuanya itu, dan saat dirinya lahir rupa rupanya sang mamah tidak bisa mengandung kembali otomatis dialah yang dididik sangat keras agar nanti tidak mengecewakan saat memegang perusahaan itu.

jujur saja yudha tak butuh itu semua, yang dia butuhkan hanyalah kasih sayang, tapi sepertinya tak akan ada lagi harapan kasih sayang yang akan dia dapatkan dari kedua orangtuanya

jika mereka sudah memiliki keluarga masing masing, otomatis yudha dilupakan bukan? nanti yang mendapatkan kasih sayang pasti anak tiri ataupun anak kandung mereka kelak, karena itu buah hati dari pasangan yang mereka cintai, yudha tersenyum kecut memikirkan itu sudahlah apalagi yang mau dia harapkan.

"bangsat gak ada guna gue lahir kalau cuma dijadiin alat" marahnya

dari pada memikirkan hal yang tak jelas itu akhirnya yudha memutuskan untuk mandi karena jujur saja habis latihan basket badannya sangat lengket dan bau keringat, mungkin nanti selesai mandi dia akan langsung membereskan baju bajunya yang akan dibawa ke apart.

hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk dirinya mandi, untuk apa lama lama toh dia tak mandi pun badannya tak akan bau juga

"kata orang uang adalah segalanya tapi gak semua bisa dibeli pake uang, jadi gue harus beli kasih sayang mereka pake apa? nyawa? haha orang gila mana yang mau ngasih nyawanya demi dapet perhatian yang diimpikan"

tak banyak baju yang yudha bawa, karena disana sudah ada beberapa baju yang sengaja dia taro saat menginap disana.

saat kebawah pasti dia yakin masih ada orangtuanya atau sudah pergi? haha opsi kedua kayanya benar karena saat kebawa ruang tamu sudah kosong tak ada tanda tanda kedua orangtuanya disana

yudha menghampiri dapur untuk menanyakan keberadaan orangtuanya kepada maid yang ada, "papah sama mamah kemana lagi bi?"

terlihat tubuh maid itu menegang saat mendengar seruan anak majikannya, karena ini pertama kalinya yudha berinteraksi dengan maidnya itu

"anu tuan muda, tadi nyonya sama tuan besar pamit katanya ada urusan penting di kantor mereka, tuan besar titip pesan katanya kalau tuan muda butuh uang bisa kabarin nanti ditransfer"

gila, orang tua tak ada adab bolehkah yudha menyesal dilahirkan dari pasangan gila tahta ini? cih tak sudi yudha memakai uang mereka lagi, toh uangnya hasil olimpiade sudah banyak dan cukup untuk memenuhi kebutuhannya, belum lagi di punya usaha cafe dari hasil tabungannya itu

****

jika banyak typo harap maklum 🙏

Jemmy : complicated story ( REVISI TOTAL)Where stories live. Discover now