chapter 9

252 58 17
                                    

{ sebelum membaca harap follow akun wattpad gue, dan tinggalkan jejak berupa vote ataupun komen di setiap chapternya }

happy reading...

***

yudha tak langsung ke apartemennya namun singgah dulu sebentar untuk makan dikedai nasi goreng, namun sepertinya keberuntungan sedang memihak kepadanya, lihat disana lebih tepatnya dibangku paling pojok terdapat satu objek yaitu seorang pemuda yang dari tadi pagi selalu menjadi ketertarikannya.

setelah memesan yudha menghampiri pemuda tersebut, terlihatlah raut terkejut dengan mulut yang mengembung lucu karena penuh dengan nasi, yudha tak kuat keadaan jemmy yang seperti ini membuatnya menggigit pipi dalamnya guna menahan senyum yang ingin mengembang

"sendirian aja?" basa basi yang sangat basi menurut jemmy, hei kakak kelasnya ini tak melihat kah bahwa dirinya sedang duduk sendiri bahkan dikedai itu hanya dirinya saja yang membeli, sebelum kakak kelasnya ini datang lagipula apa apaan kata katanya itu mengapa seperti buaya darat yang hendak menggoda wanita?

"mata lo buta kak? jelas jelas gue duduk sendiri otomatis gue juga sendirian kesini"

yudha terkekeh dengan omongan sinis yang jemmy ucapkan, bukannya merasa sakit hati namun yudha langsung duduk menghadap pemuda itu, "galak banget padahal gue cuma basa basi, tapi gak apa apa soalnya lo cocok galak begitu jadi gemes"

rasanya jemmy ingin mengeluarkan nasi goreng yang sudah masuk keperutnya itu, mual mendengar gombalan tersebut mana digombalin dengan cowok, ingatkan jemmy bahwa dia masih straight!

cih jemmy jadi tidak mood lagi untuk makan, memilih berdiri untuk membayar makanannya namun lengan jemmy sudah lebih dahulu dicekat oleh yudha

"apasih?" terlihat jelas nada kesal didalamnya, namun lagi dan lagi kekehan yang yudha berikan

"temenin gue makan", jemmy menganga mendengarnya sudah besar tapi makan saja harus ditemani? yang benar saja

"lo udah besar gak malu sama badan? makan aja minta ditemenin, gue sibuk jadi makan sendiri" setelahnya jemmy benar benar meninggalkan yudha sendirian.

terdiam beberapa saat bahkan nasi goreng pesanannya sudah datang namun tak ada tanda tanda yudha mau memakannya, dia benci keaadaan seperti ini duduk memakan makanannya sendiri terlihat menyedihkan bagi yudha sama seperti ketika dirinya berada dirumah, makan bersama dengan keluarganya bisa diitung dengan jari dalam kurun waktu satu tahun, selebihnya dia selalu sendiri, kesepian saat makan

ingin menghubungi katya dan aldy namun tidak enak, masa menyuruh mereka kesini hanya untuk menemaninya makan

menatap sekeliling kini pandangan yudha mengarah pada tukang cilok disebrang sana, bukan tukang ciloknya yang menjadi perhatian yudha, namun yang menjadi perhatiannya adalah pemuda dengan anak kecil yang berada di gendongannya, yudha sepertinya mengenali pemuda itu tapi siapa?

saat pemuda itu menoleh dan melihat kearahnya yudha langsung mengenali pemuda itu, ternyata dia ketua dari ekstrakurikuler volly

kesempatan bagus, dengan buru buru yudha menghampiri pemuda tersebut meminta tolong untuk menemaninya makan

"kak yudha? ada apa?" tanya pemuda itu dengan sopan bagaimanapun juga cowok didepannya ini adalah kakak kelasnya, sedikit takut bila dia mencari perkara dengan kakak kelasnya ini

"temenin gue makan mau? gue gak bisa kalau makan sendiri" to the point sekali bahkan tanpa adanya basa basi dahulu

bagaimana ini? kalau ia menolak takutnya yudha marah lalu sekolahnya menjadi taruhan, kalau diterima nanti papahnya marah jika ia dan adiknya pulang kemalaman, mana tidak bawa motor juga ponsel, jika terlalu malam akan sulit mencari taxi

"nanti pulangnya gue anter, ayo temenin" langsung saja yudha menarik tangan adik kelasnya itu untuk menyebrang

"abang aku mau nasi goreng" rengekan itu berasal dari seorang gadis yang kini sudah didudukan di bangku

"mang nasi gorengnya satu porsi lagi yang gak pedes" ujar yudha sedikit berteriak

"lo zaidan kan? mau nasi gorengnya? biar gue pesenin satu lagi" tanya yudha basa basi, sebab kebiasaannya tau muka namun sering lupa nama

"iya kak, gue kenyang jadi gak usah di pesenin" ujar zaidan tak enak, masa iya adiknya sudah dipesankan dia juga dipesankan

sebenarnya dia lapar namun terlalu malu jika meminta yudha untuk memesankannya nasi goreng, "bego bego kenapa juga gak bawa apa apa repot sendiri kan kelaparan gini"

semua fokus makan, tadinya niat zaidan mau makan cilok yang dibelinya namun sang adik malah marah dia bilang itu cilok punyanya, nasib punya adik pelit ya seperti ini

karena tidak ada kerjaan akhirnya zaidan mengetuk ngetuk meja guna mengurangi rasa bosannya, saat asik dengan dunianya sendiri tiba tiba sesendok nasi goreng mengarah ke mulutnya, otomatis zaidan segera melihat pelakunya

"makan nih gue tau lo laper kan? seporsi ini bagi gue kebanyakan jadi makan berdua aja"

kakak kelasnya ini cenayang kah? mengapa dari tadi selalu tau apa yang ada dipikirannya, dan apa apaan ini bolehkah zaidan baper? dia mengakui bahwa dirinya gay namun tak terbesit didalam benaknya bahwa dia akan menyukai yudha

dengan ragu ragu zaidan pun membuka mulutnya untuk menerima sesuap nasi goreng itu, kegiatan itu terus terulang sampai nasi yang ada di piring yudha sudah ludes tak tersisa.

****

jika banyak typo harap maklum 🙏

Jemmy : complicated story ( REVISI TOTAL)Där berättelser lever. Upptäck nu