"Marchel itu ikan koi bang aksa yang sekarang hamil besar, aku kepikiran dia kira kira lahiran normal apa cesar." ungkap zee membuat xavier memijat kepalanya, ia pikir marchel itu seorang pria yang berhasil menarik perhatian istrinya, namun ternyata hanya sebuah ikan.

Xavier tidak bisa memikirkan bagaimana nanti ia bila marchel itu adalah manusia dan berjenis kelamin laki laki,mungkin xavier benar benar akan menggurung istrinya dan menghabisi lelaki yang menarik perhatian istrinya.

Mereka berdua saling bertatapan saat mendengar suara perut seseorang, dengan entengnya zee menggeplak lengan xavier dan menatapnya tajam.

"Apa liat liat!!." gadis itu melotot garang dengan rona pink di pipinya.

Xavier terkekeh kala mendengar suara perut sang istri yang berbunyi nyaring.

"Sepertinya anak anak ku lapar,ayo kita makan honey." ucap xavier menggenggam tangan zee dan membawanya keluar kamar.

"Matamu anak,baru sekali juga." zee mendelik mendengar penuturan sang suami.

"Kau mengode agar kita melakukannya lagi??" xavier menatap zee dengan tatapan sangat amat polos seperti anak ayam membuat zee tak tega bila harus menaboknya.

"Gak!!gue laper minggir." wanita itu dengan segera berjalan ke ruang makan yang di ikuti xavier di belakang.

"Sudah ku bilang jangan menggunakan gue-lo, gunakanlah kata Aku-kamu honey, aku tak mau nanti anak anak kita mencontoh perkataan ibunya." ucapan xavier hanya di anggap angin lalu oleh zee,wanita itu sudah terlampau lapar hingga hanya terlintas di otak nya untuk makan makan makan.

Zee akhirnya menemukan ruang makan dan langsung mendudukan bokongnya di salah satu kursi yang paling dekat untuk mengambil makanan apa saja yang ia mau.

Xavier mendorong kursi di samping zee dan duduk di sana.

Mereka makan dengan hening hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu di atas piring.

Setelah menyelesaikan makannya dan minum wanita itu bertanya pada sang suami.

"Kau membawaku ke mana xavier?." tanya zee mantapnya dengan binar penasaran.

"Negara yang berada di wilayah timur." jawab xavier membuat alis zee manyatu pertanda bingung.

"Tidak usah memikirkannya karna kau tak mempunyai akses untuk keluar dari pulau ini kecuali bersamaku." lanjut xavier membuat zee memutar bola matanya malas.

"Bagaimana dengan orang tuaku?mereka pasti mencari keberadaan anaknya yang cantik dan bohay ini." ucap zee menunduk mengingat keluarganya.
"Pinjam handphone mu." zee mengadahkan tangannya pada sang suami.

Sementara xavier hanya menatap tangan itu tak sekalipun di benak nya untuk memberikan benda digital miliknya pada sang istri.

"Xavier..." gadis itu menggoyang goyangkan lengan suaminya dengan mata yang di kedip kedipkan.

"Tidak."

Zee mengkerucutkan bibirnya,ingin rasanya ia menghantamkan wajah tampan itu ke dingding, namun zee masih mempunyai akal.

"Ayolah sayang...aku hanya ingin mengabarkan keluargaku kalau aku baik baik saja." zee menatap xavier penuh harap sementara sang empu salah tingkah karnanya.

VIENA {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang