Additional Part 1

49.3K 2.2K 269
                                    

Sejak saat itu 'rumah' terakhirnya tidak pernah sepi

...

"Lily lagi?"

Seorang pria dengan jas hitam beserta sepatu pantofel mengkilap mendekat, menghampiri pria yang lebih dulu datang dan baru saja meletakkan bunga diatas makam.

"Gue suka arti dari bunganya," jawabnya yang mendapat tawa singkat dari lawan bicara. "Baru nyampe?"

"Iya, habis bantu Daniel nganterin surat undangan. Lo ... dateng, kan?"

"Bali ya?" gumamnya setengah berpikir.

"Hm, ditempat favorit Qila."

"Gue usahain, jadwal flight lagi padet banget akhir-akhir ini." Angkasa melirik sambil tersenyum tipis. "Kabar Om Akbar gimana?"

"Baik," Arshaka menjawab pelan. "Minggu kemarin selesai check up kesehatan jantung."

"Masih ... sering nanyain Qila?"

Pernyataan tersebut tak langsung mendapat jawaban, Saka terlihat menimbang sebentar, sorot matanya berubah lebih redup dari sebelumnya.

"Ya begitulah."

Dulu, setahun setelah kepergian Qila Akbar sempat dilarikan ke rumah sakit akibat serangan jantung, berkat karunia Tuhan ia kembali sehat namun ada hal yang berbeda dari sebagian memorinya.

Kadang setiap pagi Akbar akan mengetuk pintu kamar putrinya, membangunkannya seolah sang pemilik kamar masih ada, kadang juga terlihat memanggil nama Qila sambil tidur berjalan di hari-hari tertentu.

Situasi itu ... berlangsung cukup lama.

"Lo juga jangan lupa nyusul Daniel, udah mau kepala empat," kekeh Saka mencoba mencairkan suasana.

"Ngaca dulu deh." timpal Angkasa.

Hal lain yang berubah adalah sikap Saka yang menjadi jauh lebih hangat dari sebelumnya. Entahlah apakah itu adalah ilusi yang dibangunnya untuk menutupi luka dirinya sendiri atau ... itu adalah cara Saka untuk mengenang diantara rasa sepi.

Arshaka bertingkah menjadi seperti Qila dalam beberapa aspek.

Makanan kesukaan, gerak gerik dan pembawaan, hingga nada bicara yang sangat jauh berbeda dari sebelum kepergian Qila.

Maka dari itu, setiap kali Akbar kambuh dan mencari Qila, Saka akan menenangkan ayahnya, dengan kata lain 'bertingkah' seperti sosok Qila yang dirindukan oleh ayahnya.

"Jangan maksain diri." Angkasa tersenyum ke arah Saka yang terlihat kelelahan. "Lo gak mau bikin kembaran lo sedih di atas sana, kan?"

"Ya," jawab Saka getir. "Tapi cuma ini cara biar semua gak lagi hancur berantakan."

"Masih ada cara yang lain," ujar Angkasa. "Qila gak akan seneng liat lo ngorbanin diri sendiri kayak gini, Ka."

Saka tersenyum tipis. "Lo juga harus melangkah ke depan."

"I did."

"Oh ya? Tapi di mata gue lo tetap bocah 18 tahun yang terjebak dibayang-bayang masa lalu."

"Lo juga sama, Ka."

Nyatanya setelah kepergian Qila yang berubah hanyalah pembawaan mereka. Sedangkan perasaan bersalah, penyesalan, dan kesepian terkurung pada memori masa lalu yang menetap tak bisa hilang.

Mereka bertingkah seolah terbiasa, menepikan rasa bahwa takkan ada yang bisa baik-baik saja menanggung bahagia diantara rasa kehilangan yang menancap terlalu dalam.

"Dia pasti bahagia, kan?"

"Pasti."

Syukurlah.

Setidaknya Qila tidak lagi merasakan sakit.

Setidaknya Qila sudah tidak lagi menangis diam-diam di tengah malam akibat kanker yang menggerogoti tubuhnya perlahan-lahan.

Setidaknya Qila ... sudah menjadi bintang yang paling terang.

"Gue cabut duluan ya, jadwal flight jam satu siang."

"Hati-hati."

Selepas kepergian Angkasa, Saka berjongkok sambil mengelus nisan Qila dengan pandangan kosong. Ia meletakkan bunga mawar putih tepat di samping tumpukan bunga-bunga lain yang tak pernah kosong mengisi makamnya.

"Kak, Saka kangen." Hanya tiga kata yang mampu Saka ucapkan sebelum pada akhirnya ia kembali larut pada tangis dalam diam. Meskipun begitu, "Tolong jaga aku dari atas sana ya."

"... Jaga Bang Dirga juga, kamu ... udah ketemu dia disana belum?"











.....

Additional Part 1 — End

see you di spesial chapter selanjutnya!

....

Guys kalau cerita ini terbit kalian ada yang mau beli gak? (Random question aja sih) Belum persiapan apa-apa hehehehehhe.

🏃‍♀️💨

Siapa yang kangen Qila dan kawan-kawan?? Aku bikin lapak terpisah nih khusus buat kalian yang kangen sama interaksi mereka. Eitss tapi cerita baru ini gak ada hubungannya sama universe utama yaaaaa.

Untuk menemani hari-harimu menjalani bulan ramadan hihihi.

Cerita ini familly friendly dan GAK ADA SEDIHNYA SAMSEK janjiiiiiiiiw.

YUKKK MELUNCUR KE LAPAK YANG BARU INI~~~

YUKKK MELUNCUR KE LAPAK YANG BARU INI~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Paradise (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang