Perempuan itu menajamkan indra pendengarannya. Sayangnya, ia tak dapat mendengar apapun pembicaraan itu karena suara kendara lalu lalang dari jalan raya depan menghalaunya.
Niat hati, Amel ingin mendekatkan telinganya untuk menguping, namun ia terhentak saat seseorang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
Sorot tajam Jenny berhasil membuat Amel panik. " Ee Jen, lo di luar?" ucapnya tergagap
".." Hanya tatapan tajam Jenny menjadi jawabnya.
Tanpa ingin berinteraksi lebih banyak, Jenny segera berlalu meninggalkan Amel.
Helaan nafas terdengar, bersamaan dengan kedua bahu Amel yang turun. Ia segera berlari mendekat pada Riyu.
" Nguping lo?" tuduh Riyu
" Lo berdua ngomongin apa?" selidik Amel
" Ngomongin soal hidup dan karir gue yang diambang kehancuran gara-gara lo. Puas lo?!"
" Apa sih, kok gue?"
" Ya lo, pake bilang kita pacaran"
" Apasih, kita udah sepakat juga ini cuma pura-pura"
" Pura-pura untuk lo, tapi dampaknya buat gue gak pura-pura. Dan lo sekarang ganggu lagi, sebelum gue sempet bilang ke Jenny"
" Lo mau bilang Jenny? Ngapain sih? Jadi cowok lemes banget"
" Lo jadi cewek juga nyebelin, seenak jidat" ucap Riyu tanpa filter. Laki-laki itu pergi.
Amel terdiam. Wajahnya berubah menjadi sendu.
...
Hari berlalu, kini dua hari sebelum keberangkatan Amel menuju Manchester. Bram benar-benar menepati janjinya untuk membelikan tiket konser Avenged Sevenfold, dan pertandingan Arsenal vs Chelsea sekaligus segala akomodasi untuk Amel. Perempuan itu berada di ambang bimbang dan penyesalannya hingga ia memutuskan untuk bertemu Sari dan Laura sebelum keberangkatannya.
Sore ini, Amel baru saja datang ke apartement Laura. Ia disambut hangat oleh tiga orang yang sudah berkumpul sejak tadi. Amel masuk kedalam.
" Duduk Mel, mau minum apa?" tawar Laura
Amel duduk di sofa. " Apa aja kak"
" Oke. Bentar"
" Habis dari mana?" Sari menaruh toples berisi kacang mede di meja.
" Dari apart kak" jawab Amel. Perempuan itu menoleh pada wanita disamping kanannya. " Lo kenal juga sama Kak Sari, Kak Laura?"
Hana menggangguk. " Kenal lah, kenapa emang?"
" Gak papa kirain lo kenal sama Jenny doang"
" Siapapun yang deket sama Jenny, kan harus lewat kita, karena kalau sendiri gak bakal nembus. Jadi ya kita tahu lah" celetuk Sari
" Deket?" Amel menoleh pada Sari dengan wajah bingung.
Laura terkekeh. Ia menaruh gelas berisi ice lemon tea di meja. " Sar, jangan bikin anak orang bingung. Btw, minum Mel"
" Makasih kak" sahutnya.
" Sorry sorry. Ya intinya kita kenal Hana lah, dia sering main sama kita kok" ujar Sari
" Jenny gak main sama kalian?" tanya Amel
" Jenny lagi ketempelan, jadi males kita" jawab Laura
Alis Amel berkerut.
" Dia lagi deket sama cowok brengsek, udah kita bilang dianya ngeyel banget" ucap Sari dengan kesal.
" Bram?" sebut Amel
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kamera
FanfictionDua insan yang berada dalam lingkup industri perfilman, mereka yang setiap saat harus bermain peran dan di tuntut sempurna di depan kamera, insan yang harus menutup jati diri untuk mencapai kata layak dimata khalayak. Mereka hidup dalam kepalsuan ya...
Scene 6
Mulai dari awal