Additional Part 3

51.8K 2.5K 470
                                    

"Sejak pertama kali lihat dia, gue tahu, gue jatuh cinta." Angkasa Nova.

Tuhan, kini ku titipkan dia untuk kau dekap lebih erat, tolong buat dia bahagia lebih dari semua luka yang telah ia terima di dunia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuhan, kini ku titipkan dia untuk kau dekap lebih erat, tolong buat dia bahagia lebih dari semua luka yang telah ia terima di dunia.

...

Nama gue Angkasa Nova. Gue gak tahu bahwa sebuah penggalan nama bisa jadi begitu indah, enggak, sebelum gue kenal gadis polos yang baik hati bernama Qila.

Kesan pertama yang gue rasa saat ketemu dia adalah ....

sepi.

Meskipun kedua bola matanya melengkung dengan kedua garis bibir tertarik, tersenyum, bagi gue itu hanyalah sebuah wajah kosong yang terasa begitu hampa.

Dan ajaibnya gue justru terjebak diantara tatapan bola mata cokelat terangnya yang dalam.

"Asa!"

"Asa kamu ngerti bagian ini?"

"Kamu udah makan siang? Ini ada roti selai kesukaan aku, dimakan ya buat ganjal perut."

"Nanti siang ajarin aku sejarah lagi ya, aku optimis nih dapat nilai besar, aku mau pamer ke ayah biar dapet pujian."

Gimana bisa gue mendeskripsikan sosok seperti Aquila yang begitu abstrak untuk gue pelajari sendiri? Dia ... terlalu dalam untuk gue jelajahi.

"Mau berangkat sekarang bang?" Itu Ibun, datang dengan wajah yang selalu tersenyum hangat dan mencium pipi gue sekilas. "Kuenya dibawa belum? Jangan lupa gitarnya, katanya mau nyanyiin Qila."

"Aman." Gue hanya bisa menjawab sekilas sebelum akhirnya pamit. "Berangkat ya, Bun."

"Hati-hati."

Oh, gue belum cerita ya?

Gue suka setiap kali Qila panggil gue 'Asa'. Padahal sebelumnya gue cuma anggap nama kecil itu sebatas panggilan biasa yang gak ada spesial-spesialnya sama sekali.

Tapi setelah tahu apa yang harus Qila jalani di hidupnya, gue sadar, makna nama panggilan ini lebih dalam dari seharusnya.

Gue ingin jadi asa yang terus membuat dia tersenyum lebar, gue ingin menghilangkan seluruh kesedihannya di dunia ini, gue ingin mengabulkan setiap permohonan yang coba ia panjatkan dalam diam seorang diri.

Gue ingin menjadi apapun yang dia harapkan agar bisa bahagia.

"Sendirian?"

"Ya."

"Bang Daniel mana?" Gue menatap sekitar, heran, kenapa Saka bisa sendirian disini, biasanya Bang Daniel akan selalu menjadi orang yang pulang paling akhir.

"Balik duluan, gak enak badan."

"Ohhhh." Setelah mengangguk paham hanya ada keheningan yang mengisi waktu antara gue dan Saka. "Btw selamat ulang tahun ya."

Paradise (Segera Terbit)Where stories live. Discover now