Part 43

55.2K 2.5K 116
                                    

Ciee yang pada nungguin el up.

Aku up jam segini soalnya tadi sore ketiduran hehehe.

Gimana puasanya hari ini, full kan.
Siapa disini yang puasanya masih full sampai sekarang. Gak ada yang bolong kan??

Semoga masih pada full deh sampai hari terakhir puasa.

Seperti biasa di vote dulu, jangan lupa komen dan follow juga oke.

♣♠♣

Happy reading...

***

"Ren tunggu" Abizer mencoba menghentikan Giren yang terus berjalan tanpa memperdulikan sekitar. Akan sangat fatal jika guru piket menemukan mereka di waktu upacara.

"Giren berhenti" Giren masih terus berjalan sambil menggerutu kesal.

"Sayang" Giren berhenti dan membalikkan badannya. Giren melemparkan tatapan tajam pada Abizer.

"Jangan panggil gue dengan sebutan sayang, kita gak pacaran!"

"Kata siapa kita gak pacaran" Ucap Abizer bersedekap dada.

"Ya emang engga, gue aja belum jawab pertanyaan lo"

"Semalam di kamar hotel lo sendiri yang ungkapin kalau lo suka sama gue, Inget?" Abizer menyeringai.

Mata Giren membulat. "Apa yang udah terjadi semalam, Gue gak ngomong kalau gue bukan Giren yang sebenarnya kan" Tanyanya pada diri sendiri.

"Bohong!"

"Apa perlu gue tunjukin cctv di kamar hotel itu hm?" Abizer menarik pinggang Giren membuat tubuh mereka sangat dekat.

"Le-lepasin" Abizer menggeleng enggan melepas Giren.

"Kalau lo gak mau lepas, gue gak bakal mau ketemu lo lagi" Ancamnya.

"Ck iya iya" Abizer dengan terpaksa melepas Giren.

Giren hendak ingin pergi tapi Abizer kembali mencekal tangan Giren lalu memojokkannya ke tembok.

Tubuh Giren bersandar ke tembok sementara Abizer berdiri menghalanginya dengan kedua tangan di sebelah kanan dan kiri. Posisi mereka sekarang sangatlah ambigu, jika orang lain melihat sudah pasti akan salah paham.

"Bi awas"

Abizer menggeleng sambil tersenyum "Gak."

"Ck awas" Giren terus mencoba mendorong tubuh Abizer tapi tidak ada pergerakan sama sekali.

"Mau lo apa sih" Kesalnya.

"Cium gue"

"HAH"

"Ssttt, Don't be noisy, baby"

Tubuh Giren menegang saat Abizer menempelkan telunjuknya pada bibirnya. Jarak wajah mereka hanya kisaran 1 jengkal.

Tap Tap

Dengan bersamaan, mata mereka tertuju pada lorong. Suara langkah kaki membuat mereka panik.

"Bii"

Abizer mengode Giren agar tetap diam. Mereka perlahan melangkah masuk ke dalam ruangan yang tidak jauh dari tempatnya.

"Siapa disana" Ujar Pak Barno selaku guru yang piket hari ini.

MEZOREN [Tamat]Where stories live. Discover now