"yah.. kamu ikut aja aku ngajar yah, sekalian aku kenalin ke semua mahasiswa aku, aku punya istri secantik kamu"
"apa sih ron"
"sayang!" namun lagi-lagi salsa hanya mencibir ke arah Ronald.
Salsa melepaskan pelukan Ronald dan menatap ke arahnya "kamu kenapa sekarang terang-terangan di kampus ngakuin ke semua fans kamu, kalau udah nikah sama aku kayak kemarin gitu ? kamu gak malu disaat semua orang seusia kamu masih sibuk haha hihi, nongkrong kesana kemari, kamu di usia semuda ini malah udah nikah, nikahnya sama aku lagi"
Ronald balas menatap ke arah salsa dengan kening yang berkerut "kenapa harus malu ? terus kenapa kalau nikahnya sama kamu ? aku malah bangga punya istri secantik dan sehebat kamu"
salsa menghela nafasnya pelan "aku tau arti dari pandangan para fans kamu, saat mereka tau kalau kamu nikah sama aku, mereka kaget, kaget kenapa cowok sesempurna kamu nikah sama cewek yang super biasa kayak aku, yang bahkan hidupnya aja udah banyak masalah"
Tangan Ronald kini bergerah menyentuh pipi salsa yang hangat "itu hanya ada di pikiran kamu aja, gak ada yang mikir kayak gitu, kalaupun memang ada, aku bakal kasih paham orang itu, betapa beruntungnya aku punya wanita yang sehebat kamu, serius sal ini aku bukan lagi mencoba menghibur kamu, tapi emang aku yang beruntung bisa dapetin cewek hebat, mandiri dan bahkan dikasih bonus istri yang cantiknya kebangetan kayak kamu, jadi please stop berpikiran kayak gitu. Cuman kamu wanita terbaik bahkan terlalu sempurna untuk aku yang asal usulnya aja gak jelas"
Salsa jadi merasa bersalah, karena kini Ronald Kembali membahas asal usulnya, dan untuk beberapa waktu ini salsa mencoba untuk tak pernah membahasnya.
"kita sama-sama beruntung dipertemukan oleh orang yang tepat" balas salsa dan kini ia berinisiatif mengecup bibir Ronald singkat. Membuat Ronald tersenyum senang.
"jangan mulai ah, bikin gak mau bangun ini" mulut Ronald kini mengecup beberapa kali bahu salsa yang terbuka.
Salsa terkekeh pelan lalu mendudukan dirinya "udah ah ron, cepet mandi nanti gak keburu subuhan lagi" Ronald menurut dan mulai ikut bangun.
Sebelum Ronald berdiri ia mengecup bibir salsa singkat lalu mulai melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
***
Ronald sudah berpakaian rapi menggunakan kemeja berwarna emerald dengan kedua lengan bajunya yang ia gulung sampai siku. Ia juga sudah menyelesaikan sarapannya. Dan kini ia sudah bersiap untuk segera pergi ke kampusnya untuk mengajar.
Ronald menarik salsa dalam pelukannya didekapnya tubuh istrinya itu dengan erat, seraya tangan yang mengusap-usap rambut salsa lembut.
"seharian ini bakal kangen banget deh pasti" Ronald sedikit mengendurkan pelukannya untuk melihat wajah salsa yang kini tengah mendongakan kepalanya melihat ke arah wajah ronald.
"kalau ada jadwal ngajar gini, suka kangen banget aku sama kamu. Kamu gak ikut aja ? nanti kamu bisa duduk bareng mahasiswa-mahasiswa aku, liatin aku lagi ngajar"
Salsa tertawa mendengar ucapan Ronald yang aneh "ada-ada aja ngapain aku ngintilin kamu sampai ke kelas kamu, biar keliatan banget bucinnya ?"
Ronald kini ikut tertawa pelan "emang bucin kan ?"
"iya, nanti kalau aku ngeliatin kamu ngajar yang ada aku makin terpesona sama ketampanan kamu" Ronald lagi-lagi tertawa
"bisa banget gombalnya"
Salsa melepaskan pelukan Ronald pada tubuhnya "udah sana berangkat, nanti telat lagi, masa asisten dosen si paling teladan ini masuk ke kelas mahasiswanya telat"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer - [End]
Teen Fiction- Sequel of Samely - Bisa membaca cerita samely terlebih dahulu RONALD AXELIO DALMENDRA Dimata kedua orangtuanya ronald adalah anak yang sangat manis dan penurut, selain dia punya wajah yang sangat tampan dia juga pintar. Terbukti ia menjadi asisten...
XXXIV. Sebuah Kejutan
Mulai dari awal