Bricia 8🔮

36.5K 2.9K 126
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮


(Mulmed, little Bricia)




●○●○●○●○




Ini sudah hari ketiga dalam perhitungan Romero, tapi baru beberapa hari saja ia benar-benar dibuat muak dengan wajah gadis yang akhir-akhir ini mencuri semua perhatian keluarganya.

Romero benci gadis centil dan selalu mencari muka didepan kedua orang tuanya itu, berkali-kali juga hal-hal berbahaya Romero berikan pada gadis tersebut.

Mulai dari menaruh paku dipintu kamar, menguncinya didalam gudang dan hal-hal lain, namun ia dibuat geram kala gadis itu selalu bisa bahkan cerdik dalam menghindari jebakannya.

"Orang asing harus dimusnahkan," desis Romero menatap penuh permusuhan pada gadis yang kini berdiri diluar dekat kolam renang, ia tengah asik mondar mandir menghitung uang ditangannya. "Cewek matre dan miskin."

Romero mulai berjalan mengendap-endap saat Bricia mulai berhenti menatap kedepan kolam seolah memikirkan sesuatu.

"Perasaan tadi duitnya ada lima juta lebih tiga ratus ribu deh, kenapa tinggal lima juta dua ratus ribu? Wah, gak bener nih gue yakin pasti banyak tuyul!" terka Bricia berkacak pinggang dengan satu kaki bergerak-gerak layaknya preman pasar.

Ibunya itu memberikan uang sebanyak ini pada Bricia hanya untuk berbelanja makanan yang disukainya, tentu saja Bricia si penggila uang tidak dapat menolak.

"Kamu harus mati!" begitu tinggal lima langkah lagi Romero berlari cepat untuk mendorongnya sebelum.

"Eh itu ternyata!"

Mata Romero membulat seketika begitu gadis yang hendak didorong nya itu berlari mengambil uang yang mungkin terjatuh didepan alhasil dirinya yang terjebur kedalam kolam tersebut.

Mendengar bunyi cipratan air yang kuat, Bricia segera menoleh kebelakang dan alangkah terkejutnya dia melihat Romero terjatuh kedalam sana.

"Lo-- Aaa... Gue tau nih pasti lo niat buruk kan ke gue hah? Untung Tuhan masih mau lindungi gue dari kejahatan lo! Rasain!" ledek Bricia tertawa melihat Romero yang tengah panik mempertahankan tubuhnya di atas.

"T... Tolong!" teriak Romero, bibirnya sudah bergetar tak bisa berenang ditambah panik attack nya mulai kambuh.

"Apa? Apa? Gadenger telinga gue gabisa denger jeritan mahluk gaib," jawab Bricia meledek dengan menyimpan tangannya dibelakang telinga.

Tak kuat, Romero akhirnya tenggelam secara perlahan. Melihat itu Bricia dibuat melotot.
"L--lo beneran gabisa berenang? Woy!"

Dengan panik gadis itu melepas alas kakinya lalu menyimpan uangnya dibawah alas kaki tersebut tapi sebelum itu ia sempat-sempatnya untuk menciumnya.
"Jaga diri baik-baik sayang Bunda bentaran doang ko."

Setelah itu dirinya menceburkan diri kedalam air, Romero sendiri hampir kehilangan kesadarannya namun samar-samar ia melihat seseorang menceburkan diri dan berenang mendekati tubuhnya, itu...

Bricia... Batinnya sebelum memejamkan mata penuh.

Romero tak tau apa yang terjadi, tapi dalam beberapa menit ia merasa dadanya ditekan dan udara memasuki mulutnya, mata pria itu perlahan terbuka namun ia dibuat memejam kembali merasakan sapuan lembut dan kenyal yang menyentuh bibirnya.

"Bangun! Gue tau lo udah sadar ya jangan mancing emosi gue!" Bricia menampar pipi Romero.

Benar saja, pria itu membuka matanya dan yang ia lihat pertama kali adalah wajah cantik Bricia diatasnya, poni basah gadis itu meneteskan air ke pipi Romero.

Bricia's world Where stories live. Discover now