Bricia 6🔮

36.3K 2.8K 78
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

●○●○●○●○












Pagi ini terasa sangat sejuk dengan sinar matahari yang mulai membangunkan semangat para anak-anak tak berdosa itu, kicauan burung hinggap diatas jendela kamar Bricia yang terbuka, burung dengan warna biru itu mengusap bulu-bulu sayapnya dengan paruh lalu memiringkan kepalanya seolah menatap bingung gadis yang tengah berdiri tak bersuara didepan kaca.

Suasana terasa menegangkan kala Bricia meraih gunting tajam itu keatas kepalanya, maniknya bergulir ke atas dengan lidah keluar sedikit seolah fokus... Iya, fokus untuk memotong poni rambutnya.

"Dikit... Dikit lagi aja biar gak bengkok..." lirihnya begitu hati-hati.

Bricia sudah tersenyum dengan memotong pelan poni rambutnya sampai tiba-tiba...

Tok! Tok! Tok!

"Ah!" kagetnya karena posisinya berdiri disebelah pintu, begitu menoleh ke kaca lagi Bricia dibuat tersentak melihat poni cantik buatannya benar-benar miring. "Y--yah, yah! Ko jadi jamet sih! Huaaa jadi jelek gini!"

"Bricia? Keluar dulu ini Ibu."

Bricia mendengus ternyata Ibu panti yang mengetuk pintunya, gadis itu meraih lagi gunting dan menarik nafas pelan.
"Terpaksa... Iya bentar Ibu!"

Cklek...

"Eh? Bricia poni kamu--" Ibu panti mengernyit melihat Bricia keluar dengan lesu ditambah poni gadis itu yang dipotong pendek diatas alisnya. "Kamu ini, kalo mau rombak rambut kasih tau Ibu biar Ibu yang motong, lihat jadi jelek kalo gini."

"Hehe... Sengaja Bu, biar jadi Dora," cengir Aluna dibalas gelengan oleh Ibu panti. "Oh, iya ada apa Bu?"

"Itu, diluar ada tamu pengen ketemu kamu," tamu lagi? Bricia menatap curiga wajah sumringah Ibu panti. "Ayo!"

Tubuhnya didorong untuk segera berjalan.

Perasaan gue gaenak nih, pasti ada yang aneh-aneh...

Keduanya berjalan menuruni anak tangga, anak-anak panti ada yang bermain dan juga beberapa dari mereka yang sekolah.

Bricia menyipit melihat dua pasutri yang sepertinya keluarga kaya tengah duduk disofa ruang tamu sambil berbincang-bincang.

"Maaf membuat kalian menunggu, nah ini Bricia. Bricia salam nak," suruh Ibu panti dipatuhi Bricia dengan membungkukkan sedikit tubuhnya. "Bricia ini anak yang paling dewasa, dia juga pintar dan penuh semangat. Bagaimana?"

Kedua pasutri itu berdiri, wanita berpakaian ala sosialita berjalan kearah Bricia lalu mengelus rambutnya.
"Sayang... Kamu mau punya keluarga?"

Jantung Bricia berdegup aneh, ia menelan ludahnya kala fikiran negatif mulai bersarang.

"Kenalkan, nama Ibu Tiara, dan suami Ibu bernama Demetrio."

Deghh!!!

Mata bening Bricia menimbulkan riak kekejutan, gadis itu menggeleng kaku.
G--gak marga itukan... Marga keluarga Antagonis pria!!!

"Kedatangan kami kemari untuk mengadopsi kamu, kami banyak mendengar kamu dari Ibu disini. Bagaimana kamu mau menjadi bagian dari keluarga kami?" tanya Demetrio lembut.

"Gak! Bricia gam--"

"Bricia ini terkadang selalu malu-malu," potong Ibu panti memegang kedua bahu Bricia dari belakang, namun bisa Bricia rasakan cubitan dipunggung nya. "Kamu selalu bilang ingin pergi dari sini, jujur Ibu selalu sedih saat kamu begitu menginginkan keluarga baru. Dan sekarang keinginan kamu terkabul, mereka akan menjadi keluarga kamu."

Bricia's world Where stories live. Discover now