Menghela nafas, mencoba sabar dengan perlakuan yang seharusnya membuat dia Marah. tetapi dengan Mencoba sabar ia hanya diam. "Kalau Gitu, Urus Urusan lo sendiri."

setelah mengatakan Itu, Vincent kembali melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Ekspresi amarah yang di perlihatkan Aster kepadanya dari belakang punggungnya. Bukan Vincent namanya kalau ia Peduli, karena apapun yang orang katakan tentangnya, Asalkan Tidak mengganggu Adiknya, Dia baik baik saja dengan apapun.

"Udah gue tebak kalau Lo bakal kabur." 

Vincent berhenti, menatap regan dan daren yang berdiri di depannya dengan Senyum Bodoh di wajah Regan sedang Daren menganggukkan kepalanya menyapa.

"Kalian Bolos?."

Dengan mengangkat kedua jarinya dengan senyum lebar miliknya, Regan mengangguk. "Tidak asyik kalau lo bakal bolos sendiri."

Vincent tersenyum simpul lalu kemudian ia mengangguk. "kalian baik baik saja dengan itu?."

"Oke oke!.Kemana Kita Hari ini?." Tanya Reganb pada Vincent.

Vincent melirik arloji di pergelangan tangannya,  Jam istirahat masih lama. "Tadinya, Gue mau tidur di atap. Tetapi Berhubung kalian di sini, Kalian Bakal ngajak Gue kemana?." Tanyanya Balik.

"Ke sekolah Acit." Usul Daren Tiba Tiba membuat Regan langsung menoleh kepada Pria itu kemudian mengangguk setuju.
"Bagus juga Tuh, Udah Lama Gue nggak Liat Si Chibi."

"Gan, Lo tahu kan?., Jangan Pernah panggil dia dengan sebutan Itu, Atau dia akan membenci lo seumur hidup."

"Padahal Gue mengatakan yang sebenarnya, Bahkan Panggilan Chibi Juga lucu."

Vincent menghela nafas." Gan, Ada masanya Lo harus berbohong demi kebaikan."

Regan dan Daren saling pandang, Kenapa Vincent tiba tiba mengatakan Hal itu?. Apa yang salah dengannya?. Mengedikkan Bahunya Acuh mencoba mengabaikannya, Mereka pun mulai melanjutkan langkahnya.'

"Ngomong Ngomong Vin, Lo selisih jalan nggak sih sama Si brengsek dari kelas tiga itu?. Tadi dari jauh gue liat dia jalan ke arah sini soalnya."

Vincent mengangguk dengan masih berjalan santai beriringan dengan teman temannya menuju Pintu belakang. "Iya, Lagian Tidak ada yang menarik yang kami ucapkan."

"Kamu tau Vin?. Tidak menarik bagi lo, belum tentu bagi kita juga enggak?. Kalau Lo tahu sekarang, Kasih tau kita."

Vincent menghela nafas. "Dia salah faham, Gue di suruh berhenti mengganggu Agnese."

"Agnese?. Apa Dia sedang melawak?. Apa yang  bajingan itu fikirkan?."

 Mengedikkan bahunya acuh, Vincent menggeleng. "Tidak menarikkan?. Apa Gue bilang..."

"Lo kenal Dia dari kapan?. Kenapa dia selalu mewaspadai lo tentang sesuatu?." Tanya Daren tiba tiba membuat Vincent langsung menatap Pria itu, Kepekaan Daren tentang sesuatu terkadang membuatnya takut. Apalagi dengan sifat Daren yang selalu mengatakan Atau menanyakan Sesuatu yang membuatnya penasatan, Dia sedikit takut kalau Pria ini akan menannyakan hal aneh kepadanya nanti.

"Gue satu sekolah sama dia waktu Smp. Ada suatu alasan, Dia Takut mengambil kepopulerannya di sekolah."

Regan melirik Daren. "Kalau Itu lo, Lo nggak akan peduli soal itu kan?."

 Vincent mengangguk. "Benar, sama sekali Gue nggak peduli."
"Berhenti bahas mereka, Kita harus memanjat pagar ini dulu kalau ingin keluar."

Mendongak, menatap Pagar Batu yang lebih tinggai dari mereka, Kemudian mengangguk. "Vin, Lo duluan. Kalau Ketahuan langsung kabur ya?. Ntar Kita Nyusul. Nanti biar kita kasih kode, kalau di sini kita di temukan Guru."

Vincent mengangguk," baiklah." Sedikit mundur, Vincent mulai mengeja sejauh mana dia bisa memegang ujung dinding ini, ketika sudah lumayan jauh, Ia pun berlari di mulai dengan perlahan sampai cepat, lalu ketika sudah dekat dengan dinding kokoh ini, ia melompat sampai tanganya terkait ke sisi paling atas Dinding. Untung saja tidak ada pecahan kaca yang sengaja di letakkan di atasnya, Kalau ada, Mungkin dia sudah terluka. 

Mengangkat tubuhnya yang di tahan oleh otot tangannya sebagai tumpuan, lalu ia Mengangkat sebelah kakinya untuk mendapatkan satu pegangan lagi, Hingga Sekali Gerakan lagi, Ia berhasil berdiri di atas pagar itu menunduk menatap teman temannya yang sedang melipatkan tangannya melihatnya dari bawah. 

"Gue Tunggu di bawah." Ujarnya, Setelah mendapat anggukan dari Regan dan Daren, Dengan mudahnya Vincent mulai melompat ke arah sebalik dinding dengan pendaratan mulusnya.



TBC






REWRITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang