7. Bulan Berselimut Awan

Mulai dari awal
                                    

"........" Jiaqi tertegun. Tak menyangka kata-kata itu akan keluar dari bibir Chengxin. Ia jelas memahami itu. Semuanya selalu seperti itu sejak dulu. Jiaqi selalu ingin melakukan sesuatu untuk Chengxin dan justru Chengxin yang harus menanggung efek buruknya.

Saat Jiaqi berbalik, Ia menemukan Chengxin dengan raut sendunya. Wajah itu tampak putus asa dan lelah. Jiaqi tak bersedia untuk mengalah, Ia mempersempit jaraknya dengan Chengxin,
"Aku hanya peduli padamu. Apa itu sebuah masalah bagimu?"

Begitu pula dengan Chengxin yang tidak bersedia mundur,
"Ya. Itu sebuah masalah"

Itu jelas terbukti dengan apa yang terjadi sebelumnya. Tuan Ma mencoba mencegah Chengxin untuk mengiyakan masalah pencalonan permaisuri, tapi justru membuat Chengxin harus menerima kata-kata tajam dari Nyonya Ma. Disebut apa jika bukan masalah?

"Jadi bagaimana kau memahaminya hingga itu menjadi sebuah masalah?"

"Hanya.... itu bukan tugasmu untuk peduli"

"Tapi aku yang memutuskan untuk melakukan itu. Untuk peduli. Dan itu adalah hak ku"

Keduanya tampak begitu dingin terhadap satu sama lain. Meski begitu niat sesungguhnya dari keduanya begitu hangat. Jiaqi yang ingin melindungi Chengxin dan Chengxin yang ingin tetap menjaga perasaannya terhadap Jiaqi, mengabaikan apapun itu.

"Kepedulianmu.... memberatkanku" kini Chengxin bicara dengan begitu lemah.

Bukan hanya soal efek buruk yang selalu diterimanya. Melainkan hatinya menjadi semakin kebingungan dan tanpa sadar seolah direndahkan tiap perasaannya untuk Tuan Muda Ma itu semakin meledak. Dan perasaannya akan semakin besar setiap kalo Jiaqi menunjukkan kepedulian untuknya. Persis seperti saat ini.

"Begitukah? Kalau begitu kau harus merasa berat dan semakin berat setiap harinya"

"Jangan membuatku salah paham"

Chengxin sama sekali tak ingin melakukan pemikiran sembrono itu. Berpikir bahwa kepedulian Jiaqi untuknya adalah berarti hal lain. Hal yang sama dengan yang dia rasakan untuk Jiaqi. Seperti yang Nyonya Ma katakan, itu sangat menjijikkan dan seolah menghina Jiaqi.

"Ya. Aku takut kau salah paham jika aku lebih jauh lagi"

Chengxin seolah mendapat pukulan telak oleh kata-kata Jiaqi baru saja. Seolah Jiaqi mengatakan bahwa dia tak mungkin memiliki perasaan yang sama dan kepeduliannya hanyalah kepedulian atas dasar kebaikan. Meski itu seharusnya jelas bagi Chengxin, tapi mendengarnya secara langsung ternyata begitu menakutkan.

Chengxin menggeleng saat Ia menjawab,
"Tidak... bukan... aku tidak akan salah paham. Ya. Maafkan aku"

"Tapi jika aku tidak berani lebih jauh lagi, justru aku yang tidak akan pernah memahaminya"

Sementara salah paham yang ditakutkan Jiaqi adalah Ia takut bahwa Chengxin salah memahami tingkah lakunya sebagai sesuatu yang merendahkan Chengxin. Dalam arti hanya ada nafsu dan bukan didasari ketulusan. Tapi saat Jiaqi mengatakan hal ini, Ia sudah memutuskan untuk menghapus segala ketakutan soal salah paham itu. Ia semakin berjalan maku hingga jaraknya dan Chengxin bukan jarak yang pernah Ia alami sebelumnya.

Chengxin berjalan mundur karena suhu tubuhnya tiba-tiba naik,
"Sekarang aku cukup sibuk, jadi-"

Tapi Jiaqi bahkan menahan tangannya hingga Chengxin mematung,
"Kenapa begitu sulit? Kenapa kau selalu berlari menjauh atau membawa dinding pembatas itu setiap kali aku berjalan mendekat?"

"Tuan Muda" Chengxin hanya mampu memanggilnya dalam kebingungan.

"Kalau seperti ini aku tidak punya pilihan lain selain benar-benar mencegahmu untuk terus menerus melarikan diri"

不忘 - Can't Forget (QiXin - WenXuan - WenXin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang