Happy reading...
***
Motor Giren melaju melewati jalan kota yang ramai. Tujuannya saat ini adalah taman. Sepanjang pelajaran di kelas tadi, ia merasa tidak fokus karena terus memikirkan jawaban yang akan ia berikan besok malam.
Motonya berhenti di tepi taman. Kakinya terus melangkah sampai di pinggir danau. Ia mendudukkan tubuhnya di tanah.
Manik matanya menatap air yang tenang. Matanya terpejam lalu perlahan lahan ia menarik nafas dalam-dalam lalu kembali menghembuskannya dan kembali membuka makanya.
"Apa dia yang terbaik buat aku?" Ucapnya.
"Dia baik, dia bisa bikin aku nyaman, tapi.."
"Tapi aku ngerasa gak yakin." Lanjutnya.
"Ikuti kata hati mu."
Giren terkejut. Kepalanya sontak menengok ke samping. Matanya memejam sesaat seraya memegangi dadanya.
"Kalau muncul kasi isyarat dulu bisa gak sih!!" Kesal Giren lalu kembali menatap lurus ke arah danau.
"Maaf," Ucap Axan.
"Kamu sungguh menyukainya?" Tanya Axan menatap lekat wajah Giren.
Di dalam hatinya, ada rasa tidak rela jika Giren benar benar mencintai orang lain. Tapi ia tidak boleh egois karena di antara mereka ada penghalang yang tidak mungkin bisa ia hapus, yaitu beda alam.
"Mungkin," Jawab Giren ragu.
Axan membuang wajahnya kala mendengar jawaban Giren. Sakit! Itulah yang ia rasakan saat ini.
"Maaf," Ucap Giren menunduk. Ia mengerti akan perasaan Axan sekarang.
Axan kembali menatap Giren lalu tersenyum. "It's okay, itu hak mu." Giren kembali mendongak menatap mata Axan.
Giren tau Axan mencoba menyembunyikan kesedihannya, tapi ini di luar keinginannya. Lagipula ia dan Axan tidak akan bisa bersama walau jujur ia juga memiliki perasaan padanya. Ia juga sebenarnya merasa bingung mengapa ia bisa menyukai pria yang jelas jelas sudah beda alam dengannya.
"Kamu tidak perlu memikirkan perasaan saya," Ucap Axan hendak mengusap surai rambut Giren namun tidak bisa.
Axan memejamkan matanya lalu menatap air danau.
"Axan," Panggil Giren.
"Hm?" Axan kembali memusatkan pandangannya pada Giren.
"Menurut lo, Abizer gimana?" Tanya Giren.
Axan terdiam sejenak. "Dia baik, dia juga sangat menyayangi mu lebih dari apapun, saya bisa lihat itu dari matanya. Tapi.." Axan menghentikan ucapannya.
"Tapi apa?" Tanya Giren.
"Tapi saya tidak yakin kalian bisa bersama," Lanjut Axan menatap Giren lekat.
"Kenapa?"
"Karna-" Ucapannya terpotong karena liontin Giren tiba tiba bersinar.
"Giren pergi!" Ajak Axan dengan wajah panik.
"Ada apa?" Tanya Giren juga ikut panik melihat ekspresi wajah Axan.
"Mereka menemukan mu! Pergi sejauh mungkin! Jangan kembali ke rumah untuk saat ini, mereka bisa saja mengetahui tempat tinggal mu jika kamu kembali," Ujar Axan.
Giren tidak memiliki kesempatan untuk bertanya siapa yang menemukannya karena Axan terus menyuruhnya untuk segera pergi.
Kakinya tidak berhenti berlari sampai ia tiba di motornya. Dengan perasaan resah, Giren mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata rata tanpa takut.
YOU ARE READING
MEZOREN [Tamat]
Teen Fiction[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK MASUK AKAL] Seorang gadis desa yang tidak sengaja jiwanya singgah pada satu tubuh yang mengalami kece...