Part 52

40.1K 1.9K 246
                                    

Happy reading...

***

Setelah acara peluk pelukan di atas panggung, mereka berdua pun akhirnya turun dan menghampiri sahabat Giren.

"Giren! Lo hutang banyak penjelasan sama kita bertiga!" Tekan Cassandra.

"Iya San iya," Balas Giren pasrah dengan pertanyaan yang akan mereka lontarkan nantinya.

"Gue masih gak percaya, dalam waktu beberapa bulan ini lo langsung bisa pindah haluan ke wakil Fegozy sedangkan kita semua tau beberapa bulan yang lalu lo bucin akut sm ketuanya," Ungkap Kesya.

"Gak ada yang tau hati kita akan di bawa kemana untuk berlabuh Sya," Kata Giren.

"Gue sebagai manusia cuman ngikutin apa kata hati dan perintah tuhan aja udah," Sambungnya.

Sedangkan Letrina tidak membuka suara sama sekali. Gadis itu terus saja menatap Abizer tajam seakan ada permusuhan di antara mereka. Sang empu yang di tatap hanya acuh, ia tau apa maksud tatapan gadis itu jadi ia memilih untuk diam.

"Umm gue duluan ya! Gue mau nyamperin ayah sama bunda gue dulu," Izin Giren pada para sahabatnya.

"Oke Ren, kita juga mau nyamperin bokap sama nyokap dulu. Nanti kita ketemu di stan makanan oke, gue gak sabar nyobain semua makanannya!" Ujar Cassandra.

Giren menggeleng heran, temannya satu ini memang beda. "Yaudah gue sama Abizer duluan ya, bye!"

"Bye!" Balas Kesya, Cassandra dan Letrina.

Giren berjalan beriringan dengan Abizer. Banyak pasang mata yang terus menatap mereka. Di sela sela langkahnya Giren mendongak menatap Abizer. "Bi, kalau bunda sama ayah juga gak setuju sama hubungan kita gimana?" Ungkap Giren merasa khawatir.

Abizer menunduk menatap Giren lalu tersenyum hangat. "Kita hadapin bareng bareng oke," Kata Abizer menenangkan Giren.

Terdengar helaan nafas dari mulut Giren. Jujur saja ia masih merasa gelisah. Melihat respon ketiga abangnya saja sudah membuatnya nethink.

"Ayah! bunda!" Giren berlari memeluk Riberto dan Fana.

"Hai princess ayah."

"Gimana sama penampilan Iren tadi?" Tanya Giren.

"Bagus! Anak bunda keren banget!" Ujar Fana memberikan dua acungan jempol pada Giren.

Giren tersenyum gembira. "Makasih bunda."

"Sama sama sayang," Kata Fana mengelus puncak kepala Giren lembut.

Mata Riberto beralih menatap Abizer yang berdiri di belakang Giren. Riberto melirik ke arah istrinya dan Fana seperti memberi isyarat padanya.

"Saya ingin bicara dengan kamu, bisa?" Tanya Riberto pada Abizer.

"Bisa om," Jawab Abizer sopan.

Riberto sedikit menjauh dari istri dan anaknya di ikuti oleh Abizer. Giren menatap mereka khawatir, ada rasa takut di hatinya jika ayahnya bicara yang tidak-tidak pada Abizer.

"Bunda, ayah mau ngomong apa sama Abizer?" Tanya Giren.

"Bunda juga gak tau," Kata Fana.

Giren menghela nafas. Baru kali ini ia merasakan se khawatir ini, ia benar-benar takut jika Riberto tidak setuju dengan hubungannya dan Abizer. Ia sudah terlanjur jatuh cinta pada Abizer, jika di suruh untuk menjauh darinya sudah pasti Giren akan menolak keras apalagi hubungan mereka baru saja di mulai.

"Abizer, om paham sekali dengan perasaan kamu tapi kamu pasti juga paham apa maksud om mengajakmu berbicara seperti ini," Ucap Riberto.

"Iya om saya paham," Balas Abizer.

MEZOREN [Tamat]Where stories live. Discover now