Tadinya kelima sahabat Elior itu sedang asik di kantin dan baru kembali beberapa menit setelah kepergian Faro. Mereka cukup marah dan kecewa pada tindakan Elior. Utamanya Gilang yang langsung memusuhi pria itu.

Leon sendiri baru berhenti ketika Elior pingsan. Ia langsung menyusul Estelle ke rumah sakit setelahnya.

Sebenarnya ia cukup heran saat menghajar Elior, pria itu sama sekali tidak membalas dan terkesan pasrah menerima semua pukulannya. Namun ia tidak peduli, amarah menutup semua akal sehatnya.

“Sahabat gue mana? Kak Galen mana?” tanya Estelle kemudian.

“Gue di sini. Gue tebak lo kangen sama gue kan?”

Ketiga orang di ruangan itu langsung menoleh ke arah pintu, di mana sosok Galen berdiri dengan kedua tangan di saku dan sebatang lolipop di mulutnya. Pria itu berjalan mendekat dengan raut pongah.

Estelle mendengus melihat kakak kelasnya itu.

“Kak Faro Kak Galen makasih ya udah nolongin gue,” ujar Estelle. Ia ingin tersenyum tapi tak mampu. Sungguh rasanya sangat perih bahkan untuk sekedar berbicara.

“Berkat lo gue bisa ada alesan bolos ke luar sekolah,” sahut Galen sembari terkekeh.

Faro langsung menggeplak kepala temannya itu cukup kuat.

“Apa sih anjing!” protes Galen.

“Besok gue bikin lo babak belur biar sekalian bolos sebulan di rumah sakit!”

“Hidup lo bakal sepi kalau nggak ada gue!”

Faro menarik senyum manis hingga matanya menyipit. “Hidup gue tenang tanpa lo!”

“Gue suka keributan ini,” gumam Estelle pelan. Ia kita tak ada yang dapat mendengarnya, namun nyatanya ketiga pria itu mampu mendengar jelas perkataan itu.

“Laknat juga lo jadi bocah,” ujat Galen.

“Laknat-laknat gini entar Kak Galen suka mampus!” sahut Estelle.

Galen melebatkan kedua matanya. Ia lantas mendengus geli. Suka katanya?

“Woi selera gue cewek waras ya enak aja!”

“Kak Galen ngatain gue gila?!” pekik Estelle setelahnya meringis sendiri karena bibirnya yang terasa semakin perih.

“Bukannya emang gitu?” cibirnya dengan raut jenaka. “Cukup si Faro sama si kulkas aja yang suka sama lo. Gue no,” lanjutnya dengan dagu yang menunjuk pada Faro dan Leon.

Estelle seketika menoleh pada Leon. Ia memiringkan kepalanya binggung.

“Kak Leon suka sama gue?”

Leon mengalihkan atensinya dari ponsel dan balas menatap Estelle datar.

“Iya.”

“Kenapa?” tanya gadis itu.

“Terserah gue lah.”

Gadis itu melongo mendengar jawaban Leon. Menyebalkan sekali pikirnya. Rasa ingin menenggelamkan pria ini semakin meningkat.

Galen terkekeh geli. Ia sudah tau akan seperti itu jawaban Leon. Pasalnya ia juga pernah menanyakan pertanyaan yang sama kala mengetahui jika Leon menyukai Estelle.

Ia binggung sendiri, apa Leon akan kuat menghadapi tingkah ajaib Estelle dengan sikapnya yang seperti bongkahan es itu. Sepertinya akan seru dibanding dengan Estelle bersama Elior. Ah memikirkan Elior menbuat emosinya memburuk.

“Setelah kejadian kayak gini lo masih mau sama si Elior?” tanya Galen merubah topik.

Estelle mengangguk yakin. “Dia ngajak putus. Gue nggak mau. Bakal gue kejar sampai dia balik lagi ke gue!”

ELLE  -La dernière lumière pour l'étoile-Where stories live. Discover now