(39.) Kamar Penantian

Mulai dari awal
                                    

"Gue bakal keluar dari Wolviper, lebih tepatnya.... Mengundurkan diri."

DAMN!!! Pengumuman yang disaksikan oleh ratusan anggota umum di markas geng motor tersebut benar-benar berhasil membuat mereka semua tertegun bukan main.

"What the fuck?!" maki Arhez mengerjapkan kedua matanya beberapa kali.

Sementara Savion yang tak percaya itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Anying, Kar. Lo nggak salah ngomong? Pagi-pagi lo minta kita pergi ke markas karena mau ada pengumuman, ternyata ini yang lo umumin?"

Irham mendecak pelan. "Bos, jangan lah. Wolviper jadi apa tanpa ketua?"

Usai ada beberapa suara setelah hening akibat pernyataan Agaskar barusan, keadaan menjadi ricuh dengan berbagai respon dari mereka yang saling bertanya-tanya terkait alasan sang ketua.

Bagaimana bisa tanpa adanya masalah dalam geng motor yang terbilang vakum itu, harus kehilangan ketuanya secara mendadak semacam ini?

"Bos, lo jangan ngadi-ngadi, dah!" Salah seorang anggota umum ikut bersuara, yang bernama Alwi.

Zaidan, teman di sebelahnya pun ikut mengangguk setuju dan menyambung, "Bos pikirin baik-baik mending, kita semua masih butuh lo disini. Wolviper emang udah nggak se aktif dulu karena udah ada kesibukan masing-masing, tapi bukan berarti struktur harus runtuh, kan?"

"Nah itu, yang bener aja lo keluar?" titah Alwi. "Udah wakil ketua kita ada di Yaman, terus yang satu mantan wakil ketua lagi pendidikan taruna. Masa lo ketuanya pergi gitu aja?"

"Kasih kita satu alasan pasti kenapa lo mau keluar, Kar? Kita semua ada salah apa? Perasaan kita nggak ada bikin keributan," ujar Savion mengusulkan.

Agaskar terdiam dan meresapi berbagai respon dari inti dan anggota umumnya, lelaki itu bungkam seribu bahasa dengan menatap semua anak buahnya satu-persatu.

Lelaki itu tampak lemas dan pucat, seakan tak bersemangat. Agaskar lalu menghela napas panjang dan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Gue nggak bisa jelasin alasannya apa, tapi yang penting gue mau fokus sama kehidupan gue sendiri sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue nggak bisa jelasin alasannya apa, tapi yang penting gue mau fokus sama kehidupan gue sendiri sekarang. Tanpa adanya kehidupan geng-geng lagi," jawab Agaskar nanar.

Jawaban yang Agaskar lontarkan bagi mereka sama sekali tak memuaskan, karena tetap saja dari rentetan kalimat itu menimbulkan banyak tanda tanya yang masih belum terjawab.

"Jangan bilang karena Zeya, korban bully yang bernasib beruntung bisa nikah sama lo," celetuk Savion tanpa pikir panjang.

"Sav!" tegur Arhez langsung menahan lengan temannya tersebut agar tak kelepasan.

"Aya naon, sih?!" Savion menepis kasar jemari Arhez yang memegangi lengannya. "Kalau bukan karena tuh cewek apalagi? Selama ini geng kita adem ayem aja, tuh."

"Lo itu ditunjuk Bang Jayver buat mimpin geng motor ini dari kelas 10, Kar. Sekarang lo udah semester 5 di perkuliahan, hitungannya kita udah sama-sama selama 6 tahun lebih. Dan Zeya baru aja hadir di hidup lo pas kelas 12, jarak yang lumayan jauh!"

AGASKAR 2 [[ SEDANG PO ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang