06

426 33 0
                                    

"... lix. Felix. Sudah sadar?"

Mata Felix berkedip. Ia melihat siluet seseorang yang kabur karena lampu yang dimatikan. Disambut dengan kecupan di kening dan tatapan mata yang lembut.

"Kamu seksi sekali," gumam Chan mengelus bibir Felix. Masih ada air mani kering di pipinya. Kancing piyamanya terlepas, kusut tidak berbentuk. Matanya yang tersembunyi di balik rambut acak-acakan menatap sayu.

"Ayah suka kalau aku begini?"

"Sangat suka. Tapi aku lebih suka saat bajumu di lantai." dia menyelesaikan kalimatnya, perlahan melepaskan kain terakhir di tubuh Felix.

Tubuh telanjang Felix diperhatikan sang ayah. Membuatnya malu dan menutup mata. Chan seperti merekam setiap inci lekuk tubuhnya dalam benaknya. Putranya yang begitu lugu dan suci, membuat Chan tak sabar untuk menghancurkan kepolosan anak kecilnya itu.

Chan melepas bajunya tanpa memutuskan kontak mata dengan Felix. Yang lebih muda memerhatikan seksama, Felix mengaku dia memang lelaki mesum yang banyak dosa.

Chan punya dominasi yang membuat Felix ingin tunduk. Felix menggelengkan kepala, apa yang dia pikirkan? Dia menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Malu memikirkan hal seperti itu tentang ayah kandungnya sendiri.

Chan menghentikan Felix. Meraih pergelangan tangan putranya dan memegangnya di kedua sisi kepala.

"Jangan tutup wajahmu. Aku ingin lihat semuanya." Chan berbisik dengan suara yang dalam sebelum membungkuk untuk mencium kening Felix.

Chan memberikan ciuman dari keningnya hingga ke tulang selangka tempat titik manisnya berada. Mata Felix terpejam dengan sendirinya saat ia merasakan Chan menghisap tulang selangka dan menjilatinya.

Pria duda itu tersenyum sambil menghisap kulit susu dengan gigi dan lidah. Banggaa karena membuat Felix mendesah. Tangan mungil Felix menggenggam rambut Chan. Felix angkat kepalanya memberi Chan lebih banyak akses.

Chan menatap cupang yang ia berikan sambil tersenyum puas. Dia beranjak mencium bibir sang putra dengan agresif. Erangan keluar dari mulut Felix saat ayahnya memakan mulut bagian dalam dengan penuh gairah.

"A-ayah.." rengek Felix ketika Chan melepaskan ciumannya dan berpindah ke dada. Chan menghisap dan memainkan putingnya. Memijat benda montok itu dengan giginya sambil sesekali menggigitnya lembut. Felix melengkungkan punggungnya dengan perasaan nikmat.

Chan bergerak semakin rendah. Dia masih belum melepaskan cengkeramannya pada pergelangan tangan Felix. Putranya mengerang di bawahnya menginginkan lebih banyak sentuhan dan kasih sayang.

"anghh ayah..." Felix terengah-engah.

Chan menggigit perutnya membuat Felix mengerang keenakan. Chan memberi mereka jeda. Felix perlahan menatap dirinya di cermin. Dua pria telanjang. Bekas merah dan ungu menghiasi tubuhnya. Chan mendominasi ukuran tubuhnya yang mungil....

"Jangan ditahan, Ayah..." Jarinya menyisir rambut Chan. Dia hanya ingin ayahnya bisa menerimanya sebagai kekasih. Ayah telah jujur dengan kekhawatirannya, ketakutannya. Dia hanya ingin ayahnya mengerti bahwa mereka berdua akan baik-baik saja.

"Tetapi-"

"Ayah... sayang aku 'kan?" Felix tersenyum. Chan menjawabnya dengan tatapan penuh kasih membuat Felix gugup, ia menunduk.

Tindakan salah. Mata Felix langsung bertemu dengan penis Chan yang besar, tergantung di antara pahanya. Felix tersipu menutupi wajahnya.

"Kamu sangat bersemangat saat melakukannya dengan saudara mu, kenapa kamu malu sekarang?" Chan sekali lagi menggeser tangan dari wajah Felix.

Felix meleleh, wajahnya terbakar. Ayah tidak akan paham. Digenggam penuh hasrat oleh ayah tercintanya, tentu saja akan berdebar gila.

"Putraku yang cantik." puji Chan menyisir rambut Felix yang jatuh ke matanya.

"Kamu siap?" tanya Chan, kemaluannya terasa terlalu keras. Felix mengangguk kali ini berani menatap langsung ke mata ayah.

Chan tersenyum menyejajarkan kemaluannya dengan lubang Felix. Si kecil menarik napas tegang merasakan batangnya memaksa masuk. Felix sudah bersiap-siap tapi tetap saja menyakitkan.

"Emhh..ennghh!!"

Felix tahu Chan akan berhenti jika melihatnya kesakitan. Felix segera merangkul leher sang ayah dan menyembunyikan wajahnya di sana. Chan menelan ludah. Felix. Anak laki-lakinya. Menerima penis ayahnya di dalam lubangnya seperti itu.

"Ayah..." bisik Felix. Chan mendorong lebih dalam.

Ini menyakitkan. Baru setengah jalan dan tubuh Felix terasa terbelah dua. Tapi tidak, Felix tidak mau menyerah. Dia ingin melakukannya untuk Chan.

"Sedikit lagi" Chan mendorong sisanya.

"Ahhh!!" Felix mengerang keras.

Felix perlahan membuka matanya dan bertemu dengan Chan yang tersenyum sambil menangkup pipinya. Chan mulai menggerakkan pinggulnya, seketika membuat Felix mendesah dan menangis.

"A-ayah! a-aanghh" rengek Felix saat Chan mengeluarkan penisnya perlahan hanya untuk mendorongnya kembali. Felix mendesah frustasi mencoba fokus pada kenikmatan daripada rasa sakit. Chan mengalihkan perhatian Felix ke putingnya, meninggalkan ciuman di atasnya.

"Ngh.. ayah.. chris.. a-ayah!"

Chan menyeringai saat Felix mulai aktif bergerak menerima dorongan Chan. Perlahan rasa sakit itu berubah begitu manis, membuatnya menginginkan lebih dan lebih lagi,

"Ahh.. anhh.. ah, ayah!" Felix mengerang, menyukai cara ayahnya menikmati tubuhnya. Air mata mengalir di mata Felix diliputi kenikmatan dan cinta yang begitu kuat.

Felix tidak bisa berpikir ketika tubuh mereka bergerak berirama. Bagaimana Chan menggempur lubangnya. Bagaimana tangan kekar Chan sesekali menghapus air mata yang mengalir di pipi Felix.

"Hngg.. ahh ahh ayah" Desahan Felix semakin kacau.

"Ayah!" Felix menjambak rambut Chan saat kenikmatan yang luar biasa mengalir di sekujur tubuhnya. Felix mulai merasa hampir mencapai orgasme keduanya.

Sementara itu, Chan tenggelam dalam kenikmatan. Putranya tampak begitu mempesona dan mengerang di bawahnya dengan setiap dorongan yang dia lakukan. Mulutnya ternganga. Chan menyukai jambakan kecil yang dilakukan Felix. Tubuh mereka, diciptakan untuk satu sama lain.

"Ahh.. umphh..."

Felix merengek saat Chan memasuki mulutnya dengan lidah dan mulai bercinta. Felix merasa dia tidak masalah mati seperti ini.

"Ahh.. ayah, aku mau keluar.." Chan menambah kecepatannya.

"Aku juga mencintaimu," bisik Chan. Felix sengaja mengencangkan lubangnya agar Chan mencapai orgasmenya. Hal ini membuat Chan mengeluarkan kutukan kecil.

"Ayah~"

GOOD THINGS COME TO FAMILY THAT LAUGH • chanminsunglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang