Bricia 19🔮

27.2K 2.7K 187
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮






●○●○●○●○









Tubuh Bricia membeku seakan seluruh syaraf ditubuhnya mati mendadak, ditatapnya telapak tangannya sendiri yang bergetar dengan tatapan nanar sebelum menatap kedepan dimana Aira pingsan dipelukan Arthur dengan mulut berbusa.

"Apa yang udah lo lakukan sialan?!" suara keras Arthur dengan mata memerah nya membuat Bricia mengangkat wajah cepat. "Lo berusaha racunin cewek gue dengan air ini?! Lo berusaha bunuh dia?!"

Bricia menggeleng ribut dengan tangan dikibaskannya, ia takut.
"E--enggak Kak! Aku gak tau apa-apa bahkan air itu bukan--!"

"Bawa Aira ke rumah sakit sekarang!" titah Kevin tak sanggup kala mata cantik gadis yang dicintainya terpejam seperti ini.

Arthur segera berdiri mengangkat tubuh lemah Aira, namun sebelum itu ia menatap penuh amarah pada Bricia dibelakangnya sebelum berlari membelah kerumunan murid-murid yang mengelilingi mereka.
"Gue gaakan lepasin lo setelah ini."

"Tapi bukan aku yang meracuninya! Aku tidak tau apa-apa!" Bricia mencoba membela diri sampai Kevin berjalan dan berdiri didepannya bahkan Juan, sebagai ketua OSIS pun tampak diam tak berkutik. "Kevin aku mohon percaya sama aku, a--aku, bukan aku yang memberikan botol minuman itu. Kevin... Izinkan aku menjelaskan semuanya."

Tangannya dihempas pemuda itu, tatapan geram ia layangkan seolah Bricia bukanlah teman kecilnya.
"Apa yang harus dijelaskan? Bukannya ini semua udah jadi bukti kalau lo yang ngasih minuman berisi racun itu ke Aira?! Bangsat banget lo Ri. Gue gak nyangka lo bisa sejahat ini padahal Aira udah baik mau jadi teman lo."

Tidak bisa dijelaskan bagaimana sakitnya hati Bricia mendapatkan tatapan asing penuh kebencian dari orang-orang itu, ia meremat ujung seragamnya menahan gemetar.
"Tapi bukan aku, bukan aku yang melakukannya! Aku disuruh! Aku disuruh Renata untuk melakukan semua itu Kevin!"

"Apa sekarang lo mau bawa-bawa nama gue sebagai pembelaan kalo lo gak salah? Lo mau kambing hitamin gue yang gatau apa-apa Bricia?" celetuk Renata bersedekap dada memojokannya. "Sekarang kalian lihat kan sikap aslinya kaya gimana? Pantes gapunya temen dan dijauhin orang-orang. Kalo salah ya salah aja."

"Tapi kamu yang nyuruh aku Renata! Kamu yang ngasih--!!!"

"Cukup! Lo gabisa ngelak apapun lagi Bricia, gue kecewa sama lo dan gue nyesel kenal lo," tekan Kevin menunjuk wajahnya berkali-kali.

"So, kita kasih pelajaran aja si pembunuh ini guys! Sekolah kita harus bersih dari hama gak berguna kaya dia!" Renata menepuk tangannya sekali mengambil alih perhatian mereka semua.

"K--kev aku," Kevin melengos pergi membuat genangan air mata dipelupuk Bricia bertambah. "Bukan aku! Kalian harus percaya--Akhhh!"

Lemparan batu, telur, buku, bahkan sepatu menghantam tubuh Bricia yang langsung memeluk tubuhnya berusaha melindungi.

"Hempaskan penjahat!"

"Berani banget nyari masalah sama Aira!"

"Gatau apa pawangnya galak, emang harus dibuat mati si Bricia!"

"Rasain lo pembunuh!"

"Jangan sampai dia juga berusaha bunuh kita!"

Bricia berjongkok melindungi kepalanya bahkan dahinya lecet juga rambutnya basah dan bau oleh telur itu, terakhir hantaman kuat dari bola basket membuat hidungnya mengeluarkan darah.

Bricia's world Where stories live. Discover now