Meyna menatap Keynan tajam dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata. "Bisa kan, nggak usah bahas temen gue? Gue paling nggak suka kalau ada yang bahas tentang temen gue! Lo boleh bully gue! Lo boleh hina gue! Asal jangan temen gue!"
Keynan yang mendengar itu justru langsung saja melenggang pergi menuju bangkunya sendiri. Bahkan ia tidak peduli dengan ucapan Meyna barusan. Keynan juga malas jika sudah membahas masalah ini.
Tak lama setelah itu, wali kelas datang dengan seseorang yang sangat asing. Meyna memilih duduk ke bangkunya lantaran melihat itu.
Bu Adelia selaku wali kelas pun tersenyum dengan lebar ke arah murid-murid yang kini tengah menatapnya aneh. Namun, beberapa gadis yang ada di kelas justru saling berbisik-bisik membicarakan laki-laki yang ada di samping wali kelasnya.
Berdehem pelan, Bu Adelia mulai berbicara. "Baik anak-anak, hari ini kita semua kedatangan murid baru. Dia sekolah di SMA Nusantara sebelumnya. Baik, nak, silakan perkenalkan diri."
Laki-laki itu pun mengangguk seraya memberikan senyuman manis membuat gadis-gadis sontak tersenyum malu. Namun, tidak dengan Meyna yang justru mengalihkan pandangan ke arah jendela.
"Baik semuanya, perkenalkan nama saya Darren Sagantara. Semoga kita bisa berteman dengan baik." Darren menatap ke arah Jovan yang kini tengah tersenyum tipis. Darren memunculkan senyuman tipis pula tanpa ketahuan oleh yang lain.
Namun, Meyna melihat senyuman itu. Lantas, pandangannya terarah pada Jovan yang sedang memunculkan senyuman yang sama. Meyna mengerutkan kening, apakah Jovan dan anak baru itu saling mengenal?
"Baiklah, Darren duduk di bangku yang ada di belakang Meyna ya." Bu Adel berucap.
Seluruh orang yang ada di kelas tentu menoleh ke arah Meyna. Meyna yang ditatap seperti itu pun hanya diam saja. Ia juga sedikit muak ditatap seperti ini. Terlebih lagi, gadis-gadis yang ada di kelasnya memandanginya penuh kebencian. Mencoba tak peduli, Meyna menolehkan pandangan ke arah jendela.
Darren mengangguk. Ia lantas berjalan ke arah bangku yang ada di belakang Meyna sembari sesekali melirik ke arah Meyna yang kebetulan tengah menatap ke jendela.
Senyuman tipis terbit di bibir Darren. Lantas, ia mendudukkan dirinya di bangku yang ada di belakang Meyna. Meyna yang menyadari itu lantas menolehkan wajahnya kembali ke arah depan.
Darren menautkan alis melihat perlakuan Meyna yang aneh. Namun, ia memilih untuk tidak peduli dengan itu. Karena ia juga malas jika harus berteman dengan seorang perempuan. Darren sedikit tidak menyukai itu.
Aneh banget jadi cewek, dikiranya gue mau aneh-aneh kali. Batin Darren.
Forgive MeKetika tengah berjalan hendak menunggu bus datang di halte, tiba-tiba saja tas nya ditarik oleh seseorang membuat Meyna terjatuh cukup keras membuat pinggulnya terasa sakit.
Suara sorakan serta suara tawa menggema memekikkan telinga. Meyna menoleh ke arah belakang di mana di sana sudah ada kakak kelas yang tengah tertawa remeh ke arahnya. Meyna hanya bisa bangkit dan hendak pergi dari hadapan mereka semua.
Tak membiarkan Meyna pergi, kakak kelas bernama Raisa itu menarik surai Meyna cukup keras. Meyna yang merasakan itu hanya bisa menatap tajam sembari sesekali mencoba untuk melepas cengkeraman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me
Teen FictionPerihal gadis yang menjadi bahan untuk meluapkan emosi. Gadis yang menahan emosinya sendiri. Gadis yang selalu bingung harus berpulang ke mana. Ketenangan seolah tak pernah berpihak pada gadis itu. Masalah keluarga, teman, dan masalah yang lainnnya...
Forgive Me; 06
Mulai dari awal