Part 55

28.7K 1.5K 89
                                    

Happy reading...

***

"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Fana.

Bukannya menjawab, dokter Dirga malah mengambil amplop besar berwarna coklat di atas mejanya lalu membukanya. Dokter Dirga memberikan isi amplop itu pada Fana.

"Saya sudah konfirmasi langsung dengan dokter Fajar, dokter ahli kanker-"

"Kanker?" Sela Fana menatap dokter Dirga bingung.

"Dalam hasil CT scan, anak ibu menderita kanker darah stadium akhir, atau bisa disebut leukimia."

Deg

Betapa terkejutnya Fana mendengar kabar itu. Air matanya turun begitu saja dan suara tangis kecil terdengar dari mulutnya.

"Gak, dokter pasti salah. Selama ini anak saya sehat-sehat aja. Pa-pasti ada kekeliruan-"

"Dok periksa sekali lagi, saya yakin hasilnya salah, anak saya gak mungkin menderita kanker!!" Ucapnya.

"Maaf bu, tapi dokter fajar sendiri yang membenarkan. Dokter fajarlah yang selama ini menangani penyakit nona Giren."

"Ma-maksud dokter?"

"Mungkin ibu bisa tanya langsung kepada dokter Fajar. Saya tidak memiliki hak untuk menceritakannya kepada ibu." Kata dokter Dirga.

"Dimana ruangan dokter Fajar?!" Ucap Fana datar.

"Mari saya antar."

***

Disebuah bangunan terbengkalai, dua orang sedang bersitatap di bawah kegelapan.

"Apa yang kau lakukan?!! Ini tidak seperti kesepakatan kita!" Ucap salah satu dari orang itu.

"Melihatnya lepas begitu saja, apa kau kira itu sesuai kesepakatan kita?! Tidak bukan!!" Balas lawan bicaranya.

"Kau memang gadis yang amatiran! Sampai gadis itu mati, kau orang pertama yang akan saya cari." Setelah mengucapkan hal itu, orang itu pergi meninggalkan gadis itu.

"Tujuan ku memang untuk membunuhnya. Tidak akan ku biarkan dia selamat." Gadis itu tersenyum miring di bawa kegelapan.

***

Di ruangan dokter Fajar, Fana terus menangis setelah mengetahui keadaan putrinya. Ia tak menyangka selama ini putrinya menanggung penderitaan seberat itu sendirian. Ia semakin merasa bersalah karena tidak bisa menjaga putrinya. Karena kesibukannya membuat ia menelantarkan anaknya.

"Dok tolong sembuhkan anak saya dok. Saya akan bayar berapapun itu, tapi sembuhkan anak saya." Fana terus memohon kepada dokter Fajar sambil menangis.

"Melihat kondisi nona Giren sekarang, saya tidak bisa janji apa-apa. Mengingat nona Giren tidak rutin melakukan kemo terapi membuat saya sedikit ragu."

"Tapi saya akan berusaha melakukan sebisa saya untuk kesembuhan nona Giren-" lanjutnya.

***

MEZOREN [Tamat]Where stories live. Discover now