Bricia 25🔮

18.7K 1.8K 159
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!̤̮

●○●○●○●○




Pelajaran pertama dimulai setelah bell masuk berbunyi, banyak murid yang berlarian memasuki kelas setelah kena tegur guru pengajar mereka.

Beruntung Bricia sudah duduk rapih dengan menggulum permen loli dimulut, Cici mencolek lengannya mengkode saat guru mulai membuka pintu, "Simpen dulu permen lo nanti kita dihukum, guru pengajar hari ini katanya cukup ketat."

Bricia buru-buru menyimpan permennya dengan gulungan kertas dibawah meja, ia termenung dengan helaan nafas kala membuka buku dan melihat coretan gambar wajah Bricia yang Romero buat menggunakan pena.

"Cia? lo kenapa ngelamun?" tegur Cici bingung apalagi saat Bricia buru-buru menutup bukunya.

"Gue gak kenapa-napa."

"Baiklah selamat pagi semuanya, hari ini adalah jadwal mengajar Ibu dikelas ini sekaligus ada yang ingin Ibu perkenalkan pada kalian, masuk."

Setelah dipersilahkan, gadis dengan tampilan amat nyentrik itu melangkah memasuki kelas dan berdiri didepan diikuti tatapan murid-murid, "Boleh saya memperkenalkan diri sekarang Bu? disini gerah banget apa gak ada AC?"

Guru itu hanya dibuat menggeleng pelan mencoba menerima lagi murid nyeleneh lainnya disini, "Kalau kamu kesini untuk mencari dinginnya AC lebih baik kamu pergi ke Mall saja, ini tempat untuk belajar, dewasa dan mandiri, silahkan perkenalkan nama kamu pada teman-teman mu."

"It's okay, guys. Perkenalkan nama gue Glenka Ardelita Frederick salam kenal semuanya, gue akui kelasnya cukup bersih dan besar, boleh saya duduk sekarang Bu?" tanyanya tersenyum-senyum meniup kuku jarinya yang diberi warna merah.

"YaTuhan, kamu boleh duduk bersama Aira," lelah gurunya diangguki Glenka yang langsung berjalan kemeja Aira.

"Minggir dikit gue gerah," usir nya mengibaskan lengan agar Aira sedikit menjauh, "Lo Aira? nama lengkap lo?"

"Aira Aradea Prissy," jawaban Aira membuat tubuh Glenka mematung, gadis itu mengernyit menjentikan jari didepan wajah Glenka, "Lo kenapa? kaya kaget gitu?"

Glenka menepis tangan Aira, ia tau sekarang pasti gadis ini adalah gadis yang dulu datang ke panti dan merebut semua perhatian Bricia, "Gue bilang jauhan jangan deket-deket gue tangan lo bau asin!"

Cici menopang dagunya diatas meja lalu menyenggol lengan Bricia dengan sikut nya, "Bukannya dia si centil yang tadi diparkiran itu kan? makin banyak aja murid aneh dikelas kita."

"Termasuk lo dong?" timpal Bricia membuat Cici memutar bola matanya sementara gadis itu terkekeh, "Becanda, tapi dulu dia gak kaya gitu. Glenka tipe cewek yang tsundere."

"Tunggu, jadi lo kenal dia?" tanya Cici mengangkat kedua alisnya terkejut, Bricia hanya mengangguk singkat melirik ke bangku Glenka duduk diikuti tatapan Cici, "Dia satu panti sama lo? ko kalian malah kaya orang asing yang gak saling kenal?"

"Dia mana tau wajah dewasa gue kaya gimana jadi pantes aja, Oh. iya, tolong wakilin gue absen di grup dong males buka ponsel," pinta Bricia diangguki Cici.

"Bilang aja lo gamau dapet teror pesan dari Romero kan?" tebak Cici dibalas gelengan Bricia, "Terus?"

"Kuota gue abis," Bricia menyengir kaku yang mana membuat Cici melotot gemas, Bricia terlihat menunduk memainkan sobekan kertas ditangannya, "Orang tua angkat gue emang suka ngasih gue uang tiap hari tapi uang itu gue kumpulin buat masa depan gue karena gue gak yakin bakal tetep tinggal disana."

Cici menegakan tubuhnya, "Lo gak kangen keluarga asli lo?"

"Kangen gimana? lihat muka mereka aja gue gapernah gimana mau kangen? tapi, kalau gue emang punya keluarga, gue pengen ketemu mereka terus nanyain apa alasan mereka buang gue," gumam Bricia menopang dagu menatap keluar jendela tak mau melihat ekspresi Cici.

Bricia's world Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang