Bricia 26🔮

17.1K 1.6K 121
                                    

H̤̮a̤̮p̤̮p̤̮y̤̮ R̤̮e̤̮a̤̮d̤̮i̤̮n̤̮g̤̮!

●○●○●○●○





Semua murid SMA Antariksa tampak membubarkan diri setelah jam panjang sekolah mereka berakhir, suara cengkrama, langkah kaki, dan tawa mereka terdengar di Koridor dari lantai tiga sampai kebawah.

Cici, gadis dengan rambut diikat setengah itu berjalan menuju mobilnya dan saat hendak membuka pintu mobil, seseorang lebih dulu menyela dengan menutupnya kembali, "Mana Cia? Cia selalu bareng lo dan si cupu itu kan?"

Cici memutar malas bola matanya, "Gue kira manusia yang dateng ternyata mahluk astral."

"Gue lagi gamau bercanda! jawab dimana Cia? jangan bilang lo biarin Cia gue bareng cowok cupu itu iya?!" tak terima dirinya disentak seperti itu, Cici menunjuk wajah Romero penuh geram.

"Asal lo tau aja, Cia udah pulang duluan bareng Justin dan lo tau? dia gaakan pulang ke Mansion lo," terang Cici tersenyum miring bersedekap dada melihat wajah pias Romero, "Haha takut kan lo? mampus Cia marah sama lo gak main-main, Rome ... Rome ... lo itu sebenarnya cinta gak sih sama Bricia? atau ... lo diam-diam suka sama Aira?"

Netra Romero naik menatap penuh intimidasi pada Cici, melihat perubahan wajah dingin Romero yang luar biasa Cici dibuat meneguk ludahnya dengan langkah mundur memepet ke badan mobil.

"Gue cuman cinta Bricia, dan dia alasan satu-satunya gue bisa bernafas didunia ini," Romero menarik seringaian nya menatap Cici yang meringsut ngeri, "Dunia buatan lo."

Setelah mendesis kan itu Romero berlalu bahkan sempat menendang ban mobil Cici, sementara gadis itu? Cici terlihat mematung dengan jantung berdebar kencang, apa maksud Romero?

"A--apa, apa dia tau kalau gue yang nyiptain semua ini," gumam Cici menyentuh dadanya, tiba-tiba saja ia merasa sesak sampai harus merosot terduduk dibawah, "Romero ... dia pasti tau sesuatu lebih dari gue, kalau alasannya cuman Cia dan bukan Aira, berarti dia udah lepas kendali dari alur novel sepenuhnya ... gue harus catat itu semua."

Nafas Cici tersegal, rasanya untuk berdiri saja ia tak bisa sampai harus berpegangan pada pintu mobilnya, hingga seseorang datang merangkul pinggang gadis tersebut agar berdiri, "Sorry biar gue bantu lo."

"Zaflan?" tebak Cici menyipitkan matanya, ia menjauhkan diri mengangkat sebelah tangannya menahan Zaflan yang ingin kembali membantu, "Gapapa gue bisa sendiri, makasih lo udah mau bantuin gue."

"Lo yakin mau pulang dalam keadaan kaya gini? gimana kalau gue yang nyetirin mobil lo? soal motor gue bisa minta supir buat ambil," tawar Zaflan sempat membuat Cici terdiam menatapnya lalu mengangguk kecil.

Ia membantu gadis tersebut masuk sebelum disusul dirinya, Zaflan memutari mobil dan saat baru membuka pintu tatapannya terarah pada Renata yang berdiri tak jauh seraya bersedekap dada menatapnya lurus, memilih abai pria itu kembali masuk dan melajukan mobil.

"Serius? lo cuekin gue cuman buat cewek kaya gitu? udah bekas selera lo jadi turun banget ya Lan?" Renata terkekeh menggeleng prihatin.

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
Bricia's world Onde as histórias ganham vida. Descobre agora