90

3.7K 466 4
                                    

Ace refleks menoleh kesumber suara berasal. Ia tidak menyadari kedatangan seseorang, kedua matanya menatap lekat pria yang memakai setelan biru navy itu berjalan mendekatinya. "Tuan Xandros, lama tidak berjumpa."

"Bagaimana kabar Yang Mulia?" Tanya Xandros perlahan mendekati tempat tidur Thalia.

Ace menghela nafas panjang, "Aku tetap seperti ini, Tuan Xandros."

Xandros tersenyum, "Anda masih bersabar menunggu adikku sadar. Aku sangat terharu melihatnya."

"Terima kasih, kamu sudah bersedia menjaga dua orang penting bagiku." Balas Ace.

Xandros mengangguk, "Aku akan menjaga mereka. Karena ini sudah menjadi tugasku."

Xandros terpilih menjadi ketua Shadow Knight ketika pecahnya peperangan. Tanpa kehadirannya, Ace tidak akan bisa menikahi Thalia dan akan kehilangan ayah kandungnya.

"Bagaimana kabar ayahku?" Tanya Ace tiba-tiba.

Xandros terdiam sesaat. "Raja Liam, kesehatannya sempat mengalami kemajuan. Akan tetapi, akhir-akhir ini kondisinya mulai menurun kembali." Jawab Xandros, "Racun didalam tubuhnya memang tidak bisa hilang seluruhnya, perlahan pasti akan menggerogoti kesehatan beliau dari dalam. Beruntung beliau sempat mereka culik dan berhasil membuatnya selamat dari pemberian rutin racun yang berbahaya."

"Ratu Julie yang melakukan semua itu." Ujar Ace tiba-tiba. Nadanya berubah dingin.

"Aku tahu, Yang Mulia. Semuanya rumit ketika sang Ratu memaksakan menjalankan keinginannya." Xandros beralih menatap Thalia, jemarinya membelai lembut pipi sang adik. "Aku rindu adikku yang cerewet." Sambungnya.

"Aku akan kembali ke Acelian." Ujar Ace, ia beranjak berdiri dari tempat tidur Thalia.

Xandros mengikuti pergerakan Ace. "Tidak menginap saja untuk hari ini?"

"Aku ingin selamanya menginap. Akan tetapi, aku juga harus melaksanakan tugasku. Thalia sudah memberikan dukungannya kepadaku, aku tidak boleh semena-mena mengabaikannya." Jawab Ace, "Beritahu perkembangan apapun padaku, Tuan Xandros."

Xandros mengangguk, "Aku mengerti. Pergilah, aku akan menjaga Nathalia. Sebentar lagi ayah juga akan datang."

"Sampaikan salamku kepada Duke Aaron." Sahut Ace mengenakkan kembali mantelnya.

Xandros tersenyum. "Tentu. Hati-hati dan jaga dirimu, Yang Mulia."

Ace mengecup kening Thalia sekilas, ia membelai lembut wajah istrinya. "Aku akan kembali melihatmu setelah menyelesaikan tugas-tugasku. Aku tidak akan mengecewakanmu, Tha." Ace menatap lekat istrinya. Tidak lama, ia segera pergi meninggalkan ruangan putih tersebut.

***___***

Proses pembangunan istana pusat masih seperempat berjalan. Penataan jalan, penanaman bibit pohon, serta pengaturan pengairan menjadi fokus utama Kaisar Ace. Ada beberapa kerajaan kecil yang tidak memiliki akses sempurna untuk kelangsungan hidup mereka, serta beberapa meter hutan ikut terbakar akibat pecahnya peperangan.

"Will, aku ingin melihat laporan perkembangan pembangunan yang kita lakukan dibeberapa kerajaan." Ujar Ace saat ia melihat salah satu dokumen diatas mejanya.

William memperbaiki letak kacamatanya, ia segera beranjak mengambil beberapa gulungan dokumen yang tersimpan rapi dirak. "Ini, Yang Mulia."

Ace segera mengambil dan membacanya dengan seksama. Semuanya stabil dan berjalan dengan baik. "Tetap awasi segala prosesnya. Sekali-sekali aku akan datang langsung untuk memantau."

"Baik, Yang Mulia." Jawab William singkat.

"Karena istana sementara sudah berdiri sempurna. Siapkan hari baik untuk mengadili para pelaku kejahatan. Aku ingin segera menghukum mati mereka semua!" Perintah Ace. Tatapan matanya berubah tajam mengingat kepingan kenangan saat peperangan terjadi.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now