91

4.8K 586 26
                                    

Seluruh ruangan sontak riuh karena terkejut. Mereka semua tidak percaya dengan sosok yang datang sebagai saksi terakhir.

"Raja Liam!" Seru ketua hakim terkejut.

Raja Liam yang mereka dengar sedang sakit dan tiba-tiba menghilang sekarang hadir dihadapan mereka. Tentu banyak pertanyaan tersemat didalam benak mereka masing-masing.

Secara fisik Raja Liam tampak lebih tua dan sedikit kurus. Guratan diwajahnya membuat penampilan sang Raja Orthello semakin terlihat tua. "Meskipun Julie sudah tiada. Akan tetapi, aku ingin memberikan sedikit kesaksianku untuk istriku tercinta Lionix." Ujar Liam dengan nada bergetar.

Mendengar nama Lionix, mereka semua teringat akan Ratu cantik rupawan bermata merah sama seperti mata milik Kaisar Ace. Ratu yang hanya sebentar menduduki tahta keagungannya.

"Aku menyadari semua kesalahanku dan ketidaktahuanku. Akibat aku yang tak acuh, hidup Lionix menjadi sengsara. Sudah bertahun-tahun aku hidup didalam belenggu manipulasi sihir gelap, hingga aku mendengar kematiannya, Ratu Julie dan detik itu pula aku mendapatkan kenangan masa laluku."

"Dia kembali lagi dengan rupa yang berbeda tapi sorot matanya tetap sama, milik Lionix. Meskipun aku tahu namanya Onix, hatiku mengatakan dialah Lionix. Setiap kenangan semu berbaur menjadi satu jika aku berada didekatnya. Tapi, tanpa tidak tahu malunya, aku melecehkannya hingga wanita itu hamil. Aku tidak meninggalkannya, dia aku angkat menjadi selir akan tetapi ditentang oleh Julie." Jelas Raja Liam dengan nada sedikit terputus-putus karena kondisi tubuhnya yang sudah rapuh akibat efek racun.

"Aku kembali kehilangan wanita itu karena melahirkan seorang putra. Dia sangat mirip dengan mendiang ibunya, bermata merah. Ace Ellenius. Maafkan ayah yang sudah membuat kehidupanmu sengsara. Ayah tidak bisa mengulang kembali waktu, tapi ayah disini ingin memberikan dukungan padamu, nak." Raja Liam menatap sendu kearah Ace yang terdiam.

Raja Liam memberikan bukti racun yang rutin diberikan Ratu Julie padanya. Serta sedikit bukti keterlibatan keluarga Julie yaitu Duke Robertson, hingga membuat Lionix tewas.

Ace pun beranjak perlahan dan berhenti tepat didepan Raja Liam. Tatapan mata dingin Ace tidak lepas menatap lekat Raja Liam. "Ada satu hal yang perlu aku luruskan. Mungkin batu sihir milikku dan milik Thalia sempat merekamnya, karena batu tersebut milik mendiang ibu dan adiknya, bibi Leonor." Sahut Ace.

Sekali lagi batu berbentuk sepasang sayap kembali bersinar dan memperlihatkan rekaman buram. Kejadian dimana pertukaran posisi antara Lionix dan Leonor. Dan kekejian Julie dan ayahnya saat memberikan racun pada makanan Lionix yang tidak lain ialah Leonor. Sekejap wanita itu meninggal.

Kedua bola mata Raja Liam membola sempurna, "Jadi, selama ini Lionix istriku masih hidup? Dan saudara kembarnya—Leonor yang telah menyelamatkannya?" Tanya Raja Liam dengan nada tercekat.

"Benar." Jawab Ace, "Posisi ibu tergantikan oleh adiknya—bibi Leonor. Dan, ibu benar-benar meninggal tepat setelah melahirkanku." Sambung Ace dengan nada sedikit bergetar.

"Onix, wanita yang datang sebagai wanita penghibur itu—" ujar Raja Liam tercekat.

"Onix ialah Lionix, Ratu Lionix yang asli. Dan beliau adalah ibu kandungku." Jawab Ace.

"Dan Onix adalah panggilan kecil Lionix saat dia berada di Kerajaan Renegades." Sahut Raja Helium ditengah-tengah kursi audience membuat Raja Liam semakin terkejut akan kebenaran yang terungkap.

"Hanya aku disini yang tidak mengetahui kebenaran itu." Ujar Raja Liam sendu, ia benar-benar tertampar oleh kenyataan pahit.

"Tapi sekarang ayah sudah mengetahuinya. Aku memaklumi ketidaktahuan ayah karena memang ada campur tangan sihir hitam." Jelas Ace.

Tubuh Raja Liam kembali mengejang akibat tidak mampu menahan gejolak emosi didalam dadanya. Xandros segera berdiri dan meminta izin membawa kembali Raja Liam ketempat beristirahatnya.

"Aku percayakan wilayah baru ini padamu, nak. Aku menyerahkan segalanya yang aku miliki untukmu. Maafkan ayah yang sudah mengabaikanmu." Ujar Raja Liam disela-sela kesakitannya. "Maafkan ayah, nak." Sambungnya dan Raja Liam jatuh tidak sadarkan diri.

Xandros segera membawa Raja Liam meninggalkan ruangan persidangan. Dengan cepat ia membawa pergi Raja Liam ke rumah sakit pusat di Denally.

***___***

Persidangan terhenti beberapa saat karena mengutamakan keselamatan Raja Liam.

"Keputusan telah ditetapkan. Dengan mempertimbangkan bukti serta saksi dan juga kesaksian korban. Maka, Duke Smith akan dijatuhi hukuman mati yang akan dilakukan secara perlahan di penjara khusus. Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya dan pencabutan resmi gelar duke serta penarikan seluruh harta kekayaan yang dimilikinya." Papar ketua hakim.

"Ricard Ellenius, sebagai putra dari Ratu Julie juga akan dijatuhi hukuman mati. Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya selama menjadi Raja serta kerjasama atau persekongkolan dengan sang ibu dalam melancarkan kejahatannya. Waktu pelaksanaannya akan dilakukan 3 hari setelah persidangan ini selesai." Lanjutnya, "Penjatuhan hukuman juga berlaku untuk keluarga Ratu Julie. Duke Robertson akan dijemput paksa dari kediamannya dan akan dijatuhi hukuman mati karena persekongkolan dengan putrinya Julie untuk melenyapkan nyawa seseorang." Papar sang hakim lagi.

"Setelah pelaksanaan hukuman, mayat akan dibakar termasuk mayat sang ratu dan putri Salsabila. Demikian keputusan persidangan untuk hari ini." Ketua hakim pun menutup persidangan.

Ace menatap lekat kearah Ricard. Pria itu terdiam diposisinya menatap tajam kearah Ace. "Aku masih belum puas dengan hasilnya. Karena tersangka utama sudah mati saat peperangan terjadi." Ungkap Ace dengan nada kesalnya.

"Lapangkan hatimu, nak. Thalia tidak akan senang melihatmu seperti ini." Raja Helium mencoba memberi semangat Ace.

Ricard dan Smith digiring kembali ke tempatnya masing-masing, menunggu hukuman yang sudah nyata didepan mata mereka. Smith masih mencoba memberontak, kedua tangannya terikat rantai sihir yang memblokir kekuatannya. Sia-sia pria itu membuang energi hanya untuk memberontak.

"Pada akhirnya, semua kembali kepada yang berhak memiliki." Sahut Raja Helium pelan.

***___***

Hukuman mati telah ditetapkan. Kaisar Ace lebih memilih memenggal kepala mereka didepan umum. Ia memang memiliki kebencian dihatinya, tapi ia tidak kuasa memberikan hukuman mati secara perlahan. Ace masih manusia yang memiliki perasaan, ia tahu salah satu pelakunya ialah kakak tirinya sendiri. Jadi, ia memutuskan untuk mengakhirinya dengan cepat agar kesakitan yang berkepanjangan tidak dirasakan oleh kakak tirinya nanti.

"Seandainya kami bukan saudara tiri. Aku pasti sudah merajamnya hidup-hidup dengan tanganku sendiri. Aku ingin dia menikmati penderitaan ibuku hingga ajal menjemputnya. Beruntungnya nyonya Julie bisa terhindar dari hukuman mati." Celetuk Ace.

Ace menyandarkan punggungnya di sofa kebesarannya. Ia menghela nafas panjang dan kedua mata merahnya terpejam, bayangan Thalia kembali memenuhi pikiran dan hatinya. "Aku merindukanmu, Tha." Gumamnya pelan.

Tangan kanannya terulur menutup separuh wajahnya. Tubuhnya bergetar samar, dalam keheningan ruangan, kaisar Acelian mencoba meredam gejolak dihatinya. Bulir bening mengalir disela-sela jemari tangannya. Ia berusaha menyembunyikan kondisi rapuhnya saat ini.

Ditempat lain, wanita yang masih setia dengan tidur lelapnya, diam-diam meneteskan airmata tanpa ada seorangpun yang tahu.

🌹🌹🌹

Slow up yah...
Pingin tak rampungin sekalian..
Tapi tiba-tiba ide ngeblank... 😵‍💫😵‍💫😵‍💫

Sehat-sehat selalu yahh..

Salam manis dariku

Ning Sri 😘😅

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now