21. Meleyot

Mulai dari awal
                                    

"Biar Tiara bantu!" Tiara ikut berdiri saat menawarkan diri.

"Ya, sebaiknya kamu ikut membantu Mayor Juna di dapur," timpal Pak Johan menyetujui.

Mayor Juna berjalan lebih dulu menuju dapur, kemudian Tiara ikut menyusul di belakangnya. Saat melangkah memasuki dapur, Tiara kembali berdecak kagum.

Wah, luar biasa! Dapurnya ternyata juga luas. Kitchen set-nya pun bagus. Sholawatin dulu ah, siapa tahu punya dapur kaya gini!

"Hobi kamu emang suka tiba-tiba diam gitu ya?" celetuk Mayor Juna saat menatap Tiara.

"Hah? Kenapa Mas?" tanya Tiara yang rupanya tak mendengar celetukan itu.

Mayor Juna menghela napas lalu menggelengkan kepala. "Nggak apa-apa."

4 cangkir teh berbahan keramik dan bermotif batik diletakkan Mayor Juna di atas meja granit. Kemudian menyediakan bahan-bahan minuman seperti, sekantong teh dan gula.

"Biar saya aja, Mas yang buat!" Tiara kembali menawarkan diri untuk membuatkan teh hangat.

"Memangnya kamu tahu takaran gula untuk Pak Johan?" tanya Mayor sambil menoleh.

Tiara menggelengkan kepala. "Enggak."

Menghela napas. "Yaudah, kamu buat kopi aja! Bisa, kan?" pinta Mayor Juna dengan bertanya di akhir kalimat.

"Bisa kok," menjawab dengan pasti. "Kopinya dimana ya?" sambung Tiara sesaat setelah tak menemukan bubuk kopi di atas meja.

"Kopi ada di dalam lemari!" Menunjuk ke arah lemari gantung yang ada di belakang.

Tiara ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Mayor Juna, kemudian berjalan ke arah lemari untuk mengambil bubuk kopi. Pintu lemari berukuran sedang berhasil dibuka.

Netra mata mengerling ketika mencari. "Nah, itu dia!" ucapnya saat menemukan bubuk kopi yang tersimpan di dalam toples kaca bening.

Jari-jemarinya berusaha merogoh lemari, agar mendapatkan toples tersebut. Sayangnya, tangan Tiara tidak dapat menjangkau lebih dalam, sebab lemari itu tergantung cukup tinggi.

"Ah, mana sih! Susah banget mau ngambil aja!" gerutunya setengah berbisik.

Tiba-tiba Mayor Juna berdiri di belakang Tiara, hendak membantu mengambilkan toples. Tiara sempat tertegun saat Mayor Juna berdiri tanpa jarak dibelakangnya. Bahkan aroma pria dengan sebutan alpha male itu dapat dirasakan olehnya.

"Bilang kalau kesusahan buat ambil toples!" ujar Mayor Juna saat memberikan toples pada Tiara.

Ini kenapa? Kok jadi deg-degan gini?

Tiara mematung dengan pipi bersemu kemerahan, jantungnya juga ikut berdegup kencang. Mendapati sikap dan ekspresi Tiara yang hanya diam saja, membuat Mayor Juna mengerinyit bingung.

"Hei, Tiara! Kenapa diam?" Menjentikkan jari telunjuk dan jempol di depan wajah Tiara.

"Hah? Kenapa? Hehe!" Tersadar lalu bersikap aneh di depan Mayor Juna, sebab tiba-tiba tertawa datar.

Refleks Mayor Juna menyentuh kening Tiara dengan telapak tangan, hendak memeriksa. "Nggak panas, kok!"

Tentu saja physical touch yang dilakukan Mayor Juna, membuat wajah Tiara semakin memerah bak kepiting rebus. Mata terbelalak dengan bibir terkatup, Tiara membeku di tempat.

Mas Mayor please berhenti, jantung saya jadi nggak karuan banget ini!

Hanya bisa menggumam di dalam hati. Tiara merasa tubuhnya kaku, sulit digerakkan. Ingin sekali rasanya ia melepaskan telapak tangan kekar Mayor Juna dari keningnya.

"Kamu sakit Tiara? Wajah kamu merah!" Ekspresi Mayor Juna terlihat khawatir saat menatap lekat wajah Tiara.

Tiba-tiba Tiara merasakan hawa tubuhnya mulai memanas, disertai dengan aliran darah yang seakan menyusut turun ke bawah, membuat Tiara tak mampu berdiri lebih lama lagi.

"Saya sehat." Segera Tiara mengalihkan pandanganya, lalu hendak berjalan menghindar.

Namun, tangan Mayor Juna dengan cepat menahan tangannya sehingga membuat tubuh Tiara berbalik menghadap Mayor Juna kembali.

"Kamu lupa ini!" Sambil tersenyum Mayor Juna memegang toples.

Tanpa membalas ucapan, Tiara langsung mengambil toples itu dari tangannya, lalu secepat kilat melepaskan diri dan berjalan menghindar. Sementara Mayor Juna sendiri hanya tersenyum cukup puas.

Kenapa gerah banget ya? Ish, apa sih? Kenapa jadi salah tingkah gini!

Terus menggerutu tiada henti setelah memegangi kedua pipinya sendiri, lalu mengibaskan tangan di depan wajah. Lagi-lagi sikap Tiara tertangkap jelas oleh Mayor Juna.

Lucu juga kalau dia lagi salting!

____________________

Duh, Mas Mayor tanggung jawab tuh bikin anak orang salah tingkah 😂

Kalau kalian ada di posisi Tiara, kira-kira respon kalian gimana? Kasih tau dong penasaran deh, drop di komen ya 🤭

See you next part (⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~











That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang