Sesampainya disana, ia langsung mengantri untuk membeli semangkuk bakso yang dijual di kantin tersebut. Harum wangi dari bakso itu membuat kelaparan nya semakin membabi buta.
"Bu, pesen bakso nya 1 ya," kata Solar sambil berkata kepada si penjual.
Sehabis memesan, Solar pergi mencari tempat duduk yang sepi. Sembari memakan bakso nya yang masih hangat, dirinya memikirkan tentang kejadian tadi malam. Ia kemudian mengaduk-aduk kuah baksonya.
"Kak, sendirian ya?"
Suara lirih terdengar dari telinga Solar. Dirinya pun lantas terkejut dan mulai tersadar dari lamunannya. Ia menoleh kesana-kemari, mencari asal dari suara.
Saat menoleh ke samping kanan, dirinya mendapati seorang anak kecil perempuan yang sedang duduk tepat disampingnya. Wait, memang nya ada ya anak kecil di sekolah menengah?
Solar kemudian berpikir. Ia menatap anak kecil berambut dikepang dua itu. Tak ada yang aneh dari cirinya, kecuali bagian kaki. Dikakinya, terdapat luka memar dan darah yang seakan-akan mengalir.
"I-iya, kenapa?" Solar bertanya balik pada si anak kecil tersebut.
"Eum... Gapapa, eh, kakak bisa liat aku?"
Dan ya, sesuai dengan dugaan Solar. Itu bukanlah seorang manusia, melainkan arwah anak kecil yang datang entah dari mana. "Kamu ngapain disini?" tanya Solar.
"Aku? Aku jalan-jalan aja disini. Kakak lagi mikirin apa?"
Entah apa yang Solar pikirkan, hantu itu terus memandangnya tak henti. "Eh gapapa kok, yaudah aku mau pamit ke kelas dulu ya."
Solar kemudian pergi meninggalkan anak kecil itu sendirian, jujur saja, dirinya tak tahan untuk terlalu lama berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata. Apalagi hampir setiap hari Solar bertemu dengan para penunggu dirumahnya.
Ia pun mulai berjalan kearah kelasnya. Saat sedang berjalan kearah kelas, tak sengaja Solar bertemu dengan si ketua OSIS , Frostfire.
"Lho, ketemu lagi kita," sapa Frost terlebih dahulu. Solar pun kemudian tersenyum tipis.
"Gimana kabarnya? Oh iya, aku denger kakak mu sakit ya?" Frost menanyakan keadaan Halilintar.
"Ah iya, kok tau?" Solar balik bertanya.
"Yaa tau, kan aku punya kenalan anak kelasnya si Hali. Kenapa dia? Kok katanya kesurupan?"
"Eum, jadi gini."
***
"Ah udah lah, kak Upan tolong bantuin Solar dulu sekarang," perintah Solar dengan tegas. Taufan kemudian mengangguk, dirinya memegang erat tangan si sulung sambil membaca do'a apapun sebisanya.
Solar pun juga komat-kamit membaca dari ayat kursi bahkan do'a masuk kamar mandi. Si makhluk itu kemudian mengerang, seolah memberikan serangan balik pada Solar.
"Anak ini akan mat*, kamu mau berbuat apapun juga tidak akan bisa mengalahkan ku. Hihihihihi." Setan itu kemudian tertawa, kuku nya yang tajam mulai berusaha mencabik muka Solar.
"Musnah lo makhluk sialan, jangan berani ganggu keluarga gue," bentak Solar dengan nada yang bergetar.
"Mungkin dia gak akan mat* sekarang, tapi lihat saja efeknya. AKAN KU MUSNAHKAN KALIAN SEMUA!!!"
Perlahan sosok tersebut mulai menghilang. Hali pun terbangun dari setengah tidurnya dengan keadaan lemas dan sesak. Taufan berusaha memegangi tubuh si kakak yang tak berdaya itu.
Uhuk...
Uhukk...
Batuk bercampur dengan darah berwarna kehitaman pun keluar dari mulut si Halilintar. "Anjirr," ucap Taufan reflek.
"Bang? Bang Hali kenapa!" Gempa yang baru terbangun pun dibuat terkejut dengan keadaan Hali yang masih menadahi darah yang keluar dari mulutnya.
Dorr...
Dorrr...
Terdengar seseorang yang sedang menggedor-gedor pintu kamar. Setelah berhasil terbuka, terlihat 2 sosok laki-laki yang masih lengkap menggunakan pakaian tidurnya.
"Ini kenapa woy? Gue panik tadi pintu nya kagak bisa dibuka," kata si Blaze yang masih dengan muka bantal nya.
"Bang? I-itu bang Hali kenapa?" tunjuk si Ice yang berada tepat disamping Blaze. Akhirnya salah satu dari mereka mulai menceritakan seluruh kejadian dengan runtut.
***
Frost kemudian membelalakan matanya, tak percaya. "Tunggu, berarti selama ini kamu diganggu?" tanya nya memastikan.
"Iya, dari awal aku masuk ke sekolah."
"Kejadian ini terulang lagi. Oh ya, kalo ada apa-apa langsung chat aku aja ya. Si Gempa punya kok nomer ku, nanti minta aja ke dia," jelas Frost yang lalu di angguki Solar. Selepas perbincangan singkat itu, akhirnya si pemilik manik silver pun kembali ke kelasnya.
Sesampainya dikelas...
Solar melihat Zara, si anak baru itu duduk sendirian di meja nya. Lantas Solar pun mulai mendekati gadis berambut sebahu itu. "Solar? Hai, baru balik kantin?" tanya Zara.
Solar lalu mengangguk. "Iya, Zar, ada yang mau aku omongin."
"Soal apa?"
TBC
Haii, lama juga ya aku gak update lagi :)
Oke lah, ini buat chapter 13 udah lunas ya. Semoga suka, dan maaf kalau alur nya gak jelas. Janlup vote dan komen yaa
Thanks, Ara mau balik cari ide lagi, byee :)
KAMU SEDANG MEMBACA
'Dia' Yang Menggangguku (OG)
FanfictionSesuatu hal janggal terjadi setelah ia dan para 6 saudara kembarnya pindah ke suatu sekolah. Ia adalah Solar Light, anak baru di kelas 8G di SMP Kejayaan. Awalnya ia tidak bisa melihat sesuatu hal yang diluar nalar dan tak kasat mata, namun setelah...
Chapter 13
Mulai dari awal