Extra Part 2

5K 468 21
                                    

Raja Liam tertegun melihat betapa luasnya barak prajurit Shadow Knight, luasnya hampir seperti sebuah perdesaan dengan tenda dan pondok berfiri berjejer teratur. Di setiap sudut, terpampang lengkap peralatan peperangan dan baju zirah. Beberapa pondok kecil difungsikan sebagai pembuatan senjata serta perlengkapan perang lainnya.

Raymond segera membawa raja Liam ke dalam tenda yang berukuran cukup besar. Didalamnya sudah tertata rapi perabotan serta interior yang hampir mirip dengan ruangan pribadi raja Liam. Pria itu juga memerintahkan dua pelayan laki-laki dan dua pelayan wanita untuk melayani sang Raja.

"Apakah tabib ahli dari kerajaan Renegades sudah tiba?" Tanya Raymond kepada pelayan baru sang Raja.

Pelayan wanita mengangguk. "Tabib ahli sudah datang, Tuan."

"Bagus, segera panggilkan tabib untuk segera mengecek keadaan Raja Liam!" Perintahnya.

Wanita itu mengangguk dan segera berpamitan untuk memanggil sang tabib.

Raja Liam hanya menatap tidak berdaya interaksi orang-orang yang tidak dikenalnya. Awal raja Liam tampak khawatir karena ia akan berurusan dengan orang jahat. Tapi, setelah melihat interaksi dan perlakuan mereka kepada raja Liam, pandangan buruk seketika menghilang.

Kedua pelayan laki-laki segera memberikan perawatan singkat agar raja Liam merasa nyaman. Tabib ahli datang memasuki tenda bersama dengan pelayan wanita.

"Selamat datang, tuan tabib." Sambut Raymond.

"Terima kasih sambutannya, tuan Raymond." Balas tabib sambil meletakkan tasnya di atas nakas.

Kedua mata coklatnya melihat kearah raja Liam yang terlihat kurus dan tidak memiliki tenaga menatap sayu kearah tabib dan Raymond.

"Perkenalkan, pasien Anda tuan tabib. Raja Liam dari Orthello." Raymond memperkenalkan raja Liam.

Tabib kaget mendengat penuturan Raymond. "Bukannya sang Raja bernama Ricard?"

Raymond tersenyum sinis. "Pewaris tahta yang tidak seharusnya berada. Suatu saat, tabib akan tahu siapa sebenarnya pemegang kekuasaan tertinggi kerajaan Orthello." Nada penuh penekanan membuat sang tabib hanya mengangguk saja dan tidak membalas lagi.

Raja Liam bersandar dengan beberapa bantal empuk di belakang punggungnya. Pelayanan yang ia terima benar-benar berbeda dengan istana. Meskipun sakit, raja Liam tetap waspada sekitarnya.

"Silahkan, tuan tabib memeriksa keadaan raja Liam!" Ujar Raymond dengan nada dominan memerintah.

"Baiklah. Mari tuan Liam saya periksa kondisi kesehatan anda." Ujar tabib dengan senyuman terukir diwajahnya.

Tabib ahli dengan cekatan memeriksa keadaan raja Liam. Ekspresi wajahnya menunjukkan keterkejutan yang amat kentara, raja Liam tak luput memandangnya.

"Bagaimana kondisinya, tuan?" Tanya Raymond mewakili rasa penasaran raja Liam.

"Raja Liam terpapar merkuri dengan dosis terlalu tinggi, tuan. Hingga menimbulkan efek negatif pada tubuhnya karena penggunaan rutin dari bahan tersebut." Ujar sang tabib.

"Apakah raja Liam bisa sembuh?" Tanya Raymond lagi.

Senyuman tipis terukir di wajah tabib. "Bisa tuan, asal raja Liam menghindari subjek yang bisa membuat dirinya terpapar merkuri. Misalnya dari makanan, minuman, atau peralatan kebersihan yang beliau gunakan."

"Apakah terpaparnya raja Liam ada sangkut pautnya dengan tangan manusia yang menjadi musuh sang raja?" Raymond kembali bertanya, wajahnya penuh akan keingintahuan yang mendalam.

"Benar tuan, mereka ingin membuat sang raja terbunuh secara perlahan." Jawab tabib, "saya akan meresepkan obat yang bisa mengurangi efek negatifnya. Carilah sampai kamu mendapatkannya. Selain itu, sang raja membutuhkan makanan bergizi serta minum air putih hangat." Jelas tabib sambil mengulurkan kertas resep.

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now