Chapter 20.

Mulai dari awal
                                    

"Adek!"

Pharita menjeling penuh kesebalan, walau tidak di jelaskan sekali pun ia tetap sadar jika sang adik sedang mengejeknya.

"Kakak nggak pernah kayak gitu! Rora? Kamu percaya kakak, iya kan?"

Rora tersenyum seadanya, tidak memiliki niat untuk meladeni sama sekali.

"Nggak, kak Rora percaya sama aku kan?" Kini sang adik yang meminta vadilasi.

"Ah, Stop! Aku pergi nih kalau kalian begini terus."

Pharita segera menghalangi jalan Rora yang hendak pergi menyalakan mesin kursi rodanya sendiri.

"Jangan pergi, Ra. Kami kayak gitu tadi cuma mau hibur kamu aja kok, biar nggak terlalu tegang suasananya."

Rora tertawa sejenak, memandang bergilir kedua perempuan yang berstatus sebagai saudaranya. "Hibur apanya? Yang ada orang-orang juga akan stress lihat kalian berdua."

Entah saat yang tepat atau bukan, tapi mereka tetap saling melempar tawa masing-masing.

Mungkin Rora salah, ternyata hiburan aneh kedua saudaranya berhasil berlaku padanya.

Rora tersenyum manis, kali ini lebih bisa menutupi wajah pucatnya. "Ayo kita kembali ke dalam, aku sedikit merasa kedinginan sekarang."

____●____

Di sepanjang langkah, Chiquita tidak pernah berhenti bermain dengan ponselnya. Ia terus menundukkan kepala tanpa menyadari setiap siswa yang ia lalui sedang berbisik dan menatap aneh kearahnya.

Kakak manis♡

Rora:
Adek, kamu udah sampaikan di sekolah? Ingat, walau kakak nggak masuk kamu nggak boleh bolos, lho.

Chiquita:
Tenang, kak. Mulai sekarang adek bakalan rajin, bentar lagi kan mau ujian. Kak Rora percaya, kan?

Rora:
Haha... iya, percaya kok.
Semangat ya!
Jangan sampai ketiduran di kelas lagi.

Chiquita:
Tentu, aku mau masuk kelas dulu.
Byee... ♡

Rora:
Ya.♡

Sesampainya di dalam kelas, Eunchae terkejut dengan tingkah aneh sang sahabat yang senyum-senyum sendiri melihat ponselnya.

Dengan cepat memberi teguran. "Hey, Chiki! Ngapain senyum-senyum kayak begitu?"

Chiquita berdecik lirih. "Ya terserah ku lah. Aku cuma lagi ngechat kakak ku aja, masalah buat kamu?" Ia bertanya dengan ketus.

"Nggak, masalahnya yang lain jadi lihatin aneh ke kamu."

Chiquita merotasi matanya, mendudukkan diri di kursi tanpa menghiraukan pandangan semua anak-anak kelas.

"Ya, terus?"

Sudah kesabarannya setipis tisu di bagi dua, kini di buat greget sendiri dengan setiap ketidak acuhan Chiquita.

"Ah, sudah lah."

Chiquita mengangguk saja kemudian mulai mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya. Eunchae melihat dengan mata mendelik.

"Wah, tumben pagi-pagi udah buka buku. Biasanya juga langsung tidur lagi."

Senyumannya terlihat sangat santai, ia bangga pada perubahan dirinya yang di sadari oleh sang sahabat. "Aku janji sama kak Rora bakal lebih rajin belajar mulai sekarang. Kamu juga harus seperti ini, Eunchae."

HOPE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang