Happy reading...
***
Abizer berlari sekuat tenaga tanpa memperdulikan beberapa pengunjung rumah sakit memakinya. Wajahnya bahkan sangat terlihat frustasi. Fikiran buruk terus berputar di kepalanya, bayangan kejadian malam itu membuatnya hampir gila.
Abizer membuka pintu ruangan Giren dengan kasar. Hal pertama yang ia lihat adalah beberapa suster dan ruangan yang begitu berantakan.
Matanya tertuju pada ranjang yang kosong disana. Tanpa fikir panjang ia berjalan ke arah salah satu suster.
"Pasien di ruangan ini kemana? Giren kenapa? Ruangan... Ruangan ini kenapa sangat berantakan?" Tanya Abizer bertubi-tubi.
Suster yang di tanya merasa bingung harus menjawab apa. Ia melirik ke arah temannya seakan meminta pertolongan.
"Kenapa? Kenapa suster diam?!!" Suara Abizer kini naik satu oktaf.
"Pasien atas nama Giren menghilang," Jawab suster yang berasa di belakang Abizer.
Abizer langsung berbalik menatap suster itu. "Apa?" Tanya Abizer memastikan.
"Ta-tadi saya dengar keributan di ruangan ini. Waktu saya ngecek, ruangan ini udah berantakan dan nona Giren sudah tidak ada." Suster itu tertunduk takut.
"BRENGSEK!" Gumam Abizer penuh penekanan.
Tanpa pikir panjang Abizer berlari keluar. Saat Abizer keluar dari ruangan, disaat itu juga sahabatnya sampai.
"ABIZER!!" Teriak Reno yang melihat Abizer berlari begitu cepat.
Yezril yang merasa terjadi sesuatu pun berjalan masuk ke dalam ruangan. Jerome dan yang lainnya juga ikut masuk menyusul Yezril.
"Sus ini kenapa? Adik saya mana?" Tanya Yezril.
"Pa-pasien hilang," Jawab suster itu.
"APA??!" Bukan Yezril yang berteriak, melainkan Fana yang sedang berdiri di ambang pintu.
Di detik itu juga Fana tumbang. Ia terduduk lemah di ambang pintu sambil menangis. Yezril langsung berlari menghampiri Fana.
"Bun tenangin diri bunda, Eril.. Eril bakal cari Iren sampai ketemu oke."
Fana terus menangis tersedu-sedu. "Kenapa ini terjadi, kenapa Allah selalu nguji keluarga kita, kenapa?!"
"Bunda, Eran yakin Giren gak akan kenapa-kenapa." Yezran menghapus air mata Fana.
Sementara Riberto, pria itu tiba-tiba sesak nafas.
"OM!" Teriak Jerome langsung menahan kepala Riberto.
"AYAH!" Teriak Yezril dan Yezran terkejut.
"Sus tolongin sus!" Ujar Jenar.
Kedua suster itu pun menghampiri Riberto lalu ngeceknya. "Sus panggil dokter," Ucap salah suster.
"Langsung bawa ke ranjang," Ucap suster itu.
Jerome, Reno, Ovan, Jenar, dan Johan pun mengangkat tubuh Riberto lalu membawanya ke ranjang Giren. Sementara Fana, Yezril memapahnya untuk duduk di luar ruangan.
"Ran, ayah! Bunda mau liat keadaan ayah!" Fana hendak berdiri menghampiri Riberto yang sudah tidak sadarkan diri namun di tahan oleh Yezran.
"Bunda, disini aja ya! Dokter lagi tanganin Ayah, Ucap Yezran.
"Ril ayo!" Ujar Reno baru saja keluar dari ruangan.
Yezril menggenggam tangan Fana "Bunda, Eril mau pergi cari Iren dulu. Bunda disini sama Eran ya. Bunda gak perlu khawatir, Eril akan bawa Iren ke bunda lagi."
YOU ARE READING
MEZOREN [Tamat]
Teen Fiction[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK MASUK AKAL] Seorang gadis desa yang tidak sengaja jiwanya singgah pada satu tubuh yang mengalami kece...