Jiho yang tak mau tambah takut. Akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut.

***

Jam hampir menunjukkan pukul 5 sore. Haru, anak laki-laki itu sudah menunggu tepat didepan perpustakaan kota.

Tak lain, dirinya menunggu Sajeha. Yang harusnya sudah datang duluan.

Tak lama setelah menunggu beberapa menit. Sajeha, anak laki-laki itu datang dengan menggunakan seragam sekolah, padahal hari ini dia absen dikelasnya.

Haru mengernyitkan kedua ujung alisnya, "Lo absen?" tanya Haru kepada Jeha.

"Bukan urusan, lo!" ketus Sajeha menjawab.

Haru lagi-lagi hanye menghelakan nafasnya pelan, "yaudah masuk, gue gak punya waktu lama." pintah Haru ingin bergegas menyelesaikan tugasnya.

Jeha celingak-celinguk mencari sesuatu, "gue laper!" ucap Jeha tiba-tiba, "mau ke toko serba dulu, lo ikut gak?" ucap Jeha kepada Haru.

Haru tak tahu harus berbuat apa. Ada aja permintaan bocah dihadapannya itu. Menyusahkan~

#Tokoserba

"Lo makan itu?" tanya Sajeha melirik apa yang dipegang Haru ditangannya, saat memilih makanan dirak toko.

"Lo makan itu?" tanya Sajeha melirik apa yang dipegang Haru ditangannya, saat memilih makanan dirak toko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, Haru memegang sebuah makanan yang sangat tak disukai Sajeha, onigiri.

Haru menganggukkan kepalanya.

"Itu bukannya dari daging babi?" ujar Sajeha mengarang, sontak membuat Haru menoleh kearahnya, terkejut.

"Itu bukannya dari daging babi?" ujar Sajeha mengarang, sontak membuat Haru menoleh kearahnya, terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daging babi matanya!" guman Haru dalam hati, "lo gak pernah makan ini?" tanya Haru penasaran.

"Gak suka gue, kayak sampah bentukkanya!" jawab Sajeha ketus, lalu melanjutkan memilih apa yang ingin ia makan.

Haru hanya menatap anak itu heran, "Gilak dasar!" dumelnya dalam hati.

TTITT..

"Totalnya 140 ribu!" kata sang kasir.

Sajeha menyodorkan credit card-nya langsung, "udah sekalian!" ucap Jeha kepada Haru.

Haru hanya menatapnya sejenak.

Setelah selesai berbelanja, Haru dan Jeha kembali keperpustakaan. Untuk melanjutkan bimbel Jeha.

1 jam berlalu.

"Gue duluan!" ucap Sajeha singkat, tanpa basa-basi mengejek atau menghina Haru kali ini.

Haru mengangguk.

Sajeha pun melangkah pergi begitu saja. Begitu juga dengan Haru.

***

Pukul menunjukkan 19:00 malam. Sajeha akhirnya sampai kerumah. Saat ingin memasuki pintu rumahnya. Jiho, kakak Sajeha ternyata masih berada dirumah dimana Sajeha tinggal.

Terlihat raut wajah Sajeha yang sudah malas, meladenin kakak tirinya itu.

"Lo bolos kan?" ucap Jiho yang mengetahui adik tirinya itu, tak datang kesekolah hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo bolos kan?" ucap Jiho yang mengetahui adik tirinya itu, tak datang kesekolah hari ini.

Sajeha memutar bola matanya kesal, "Bukan urusan lo!" ucap Sajeha.

"Mau gue aduin ke ayah?" ancam Jiho lagi-lagi.

Jeha berdecak kesal, "Kerjaan Lo selain ngeretin uang bokap gue, ternyata juga hobi ngaduin orang lain ya!?" balas Sajeha berjalan melangkah mendekat kearah Jiho.

Jiho terkekeh kecil, lalu menarik nafasnya dalam, "Kalo gak mau gue aduin, gue mau nanya satu hal ini," jeda Jiho membuat Sajeha mendengus kasar.

"Apapun pertanyaan lo, gak bakalan gue jawab!" jawab Sajeha, melewati bahu Jiho ingin segera bergegas kekamarnya.

"Sobin?!" jeda Jiho, lalu menoleh ke Jeha, "Seunggul apa, kakak lo sampai-sampai ayah terobsesi sama anaknya itu,hm?!" pertanyaan Jiho sontak membuat Jeha terdiam.

Giginya mengigit bibir bawahnya kuat, "Lo bukan keluarga gue, jadi jangan coba-coba penasaran dengan keluarga gue!" jawab Jeha tegas.

Jiho yang mendengar balasan anak laki-laki didepannya itu, terkekeh, "Keluarga?!" jeda Jiho penuh penekanan, "uhm... kayaknya yang cuman dianggep keluarga disini anak yang udah gak ada, alias meninggal oleh bokap lo!" kata Jiho sarkas.

Jeha mengepalkan tangannya kuat. Rasanya ia ingin melemparkan bogeman kearah kakak tirinya itu. Untung saja, anak ini terbiasa untuk menahan emosinya.

Tak membalas perkataan Jiho. Jeha, dirinya langsung saja melanjutkan langkah kakinya pergi menuju kekamarnya.

Jiho berdecak kesal, lalu menarik nafasnya kasar.

***

Message
From : Sajeha
To : Haru

Tranfer : Rp. 3.500.000

Mata Haru terbuka lebar. Tiba-tiba mendapatkan pesan, bahwa Sajeha mentransfer uang untuknya.

From : Haru
To : Sajeha

Uang apaan ni? Jangan mancing gue!

Setelah membaca pesan dari Haru. Sajeha hanya melihatnya saja, tanpa membalas pesan Haru.

Haru, anak ini menghelakan nafasnya panjang, "Mudah banget jadi dia, uang segini banyak buat gue sebulan baru dapet, itu juga kalo dapet!" desis Haru pada dirinya sendiri, meratapi nasib miskinnya itu. ~haha


***


End~
⚠️⚠️Jangan lupa follow and vote!



PERSONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang