MENYUDAHI HARAPAN

Mulai dari awal
                                    

"Gak jadian gimana, Rony sendiri yang bilang kalau Nabila pacar nya kok".

"Bil, apa lagi ini kok aku gak tau" tanya Anggis.

"Tunggu... Ini aku bingung. Kak Rony cuti beneran kak? Aku beneran gak tau soal itu" tanya Nabila memastikan apa yang Doni katakan.

"Iya Bil" jawab Doni.

Nabila terdiam, dia terpaku menatap kosong. Anggis dan Doni saling melirik. Tiba-tiba tubuh Nabila lemas dia tak kuat menopang tubuhnya yang langsung Anggis tangkap.

"Bil, kamu kenapa?" tanya Anggis. Doni juga ikut membantu menggandeng Nabila duduk.

"Hem.. gimana bisa aku gak tau kalau laki-laki menyebalkan itu cuti. Apa sih maunya ngilang tanpa kabar dan gak ngasih tau" Nabila mengomel sendiri.

Doni merasa bersalah, tak seharusnya dia membicarakan masalah Rony. Tapi Doni juga tak tahu akan seperti ini. Doni membelikan minuman untuk Nabila. Mereka mencoba membuat Nabila tenang.

"Kamu gak papa kan Bil?" tanya Doni.

"Gak papa kak, aman kok".

"Kamu jangan mikir yang aneh-aneh dulu. Mungkin Rony punya alasan kenapa dia gak ngasih kabar sama kamu" Nabila mengangguk.

"Ya udah, aku balik dulu ya Bil. Gis gak papa kan aku tinggal".

"Iya kak gak papa. Makasih ya".

Anggis merangkul Nabila, dan terus mengelus pundak Nabila agar tenang.

"Tenang ya, kak Rony pasti baik-baik aja" ujar Anggis.

"Dia kenapa ya ambil cuti. Terus ngilang tanpa kabar gini".

Tak lama mereka duduk, sebuah pesan masuk ke HP Nabila.

"Assalamualaikum, masih inget aku gak. Kangen kan sama aku, aku kangen banget sama kamu".

Nabila membuka pesan itu, tangannya bergetar dan jantungnya bergemuruh. Baru saja dia mendapat informasi yang mengejutkan tiba-tiba orang itu muncul tanpa aba-aba. Air mata Nabila mengalir, dia menangis tersedu-sedu di depan umum membuat Anggis bingung.

"Hei, kamu kenapa Bil?" tanya Anggis langsung memeluk Nabila. Nabila tak menjawab dan terus menangis dalam pelukan Anggis.

Anggis mengantar Nabila pulang ke kos dan membiarkan Nabila sendiri. Setelah mendapat pesan itu dan menangis di mall Nabila tak mengeluarkan sepatah katapun. Dia diam seribu bahasa, Anggis juga tak berani untuk menanyakan banyak hal.

"Kamu istirahat ya. Aku pulang" Anggis memeluk Nabila dan pulang melambaikan tangan. Nabila hanya mengangguk dan juga melambaikan tangan. Dia masih terdiam di depan kos melihat Anggis pergi. Tiba-tiba seseorang muncul dari arah yang berlawanan.

"Assalamualaikum, kok pesan ku gak dibales" sapa orang itu. Nabila membalikkan tubuhnya dan tercengang. Dia menatap lekat laki-laki itu. Saat itu waktu seakan berhenti, air matanya kembali meleleh. Dia kembali menangis dan menundukkan kepalanya. Rony yang melihat itu langsung memeluk Nabila erat.

"Aku kangen kamu" bisik Rony. Nabila terus menangis, dia ingin sekali memaki laki-laki ini. Memukulnya atau bahkan menikamnya.

"Kok nangis, jawab dong. Gak kangen ma aku tah".

Nabila menarik tubuhnya dan mendorong Rony, matanya merah kekhawatiran dan amarah yang dia pendam hampir berbulan-bulan  terlihat diwajahnya. Rony yang melihat itu juga mulai terlihat khawatir.

"Ngapain ke sini, pergi sana. Ngapain nemuin aku lagi, aku dah kayak orang bodoh mikirin orang gak berperasaan seperti kakak. Pergi jangan ganggu aku lagi, aku benci banget sama kakak, benci banget" seru Nabila. Mendengar itu Rony cukup terkejut, dan merasa bersalah.

CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang