"Hei kamu! Cepat bantulah ibumu . Jangan membuat keributan!" Ucap Arga menatap tajam lizara .
Lizara mengangguk dan Langsung berjalan cepat ke arah kamar pembantu . Ya kamarnya tepat di samping kanan .
"Ohh anak pembantumu rupanya" ucap Zeon teman Arga .
Arga hanya diam , dia melirik ke atas melihat Vano yang memasukkan tangannya ke saku dan Vian yang melipat tangannya di dada .
Vano bersmirk sedangkan Vian sudah bersorak lirih . Dia berjalan ke arah gudang sedangkan Vano dengan bersiul berjalan ke arah kamar pembantu .
Lizara selamatkan dirimu .
"Aku agak kecewa , anakmu laki laki semua . Kalau ada perempuan kan bisa kita jodohkan dengan anak laki laki ku ini" ucap Zeon.
Arga terkekeh tipis "tapi kalaupun iya aku tidak mau berbeda denganmu "
"Sialan!"
"Ngomong ngomong umur putramu berapa ?" Tanya Arga .
"Dia berumur 18 tahun . Baru saja kemarin dia merayakan ulang tahunnya " ucap Zeon sambil menatap putranya.
"Wawa kau ternyata sekarang sudah tua ya?" Arga .
"Hey! Kau pikir kau tidak?! Kau bahkan lebih tua dariku sok berlagak paling muda!" Zeon menatap sinis temannya .
Nathan hanya tersenyum melihat betapa akrabnya ayahnya dengan temannya . Dia berharap dia akan memiliki teman seperti om Arga . Kata ayahnya dulu Arga adalah teman pertama ayahnya . Ayah Arga adalah tipikal laki laki lembut namun tegas . Dia saja sangat formal saat berbicara dengan seseorang. Kalau om Arga . Kata ayah beliau adalah cuek bebek , kaku , bahkan sedingin kulkas .
Namun jika melihat sekarang seperti om Arga tidak sedingin itu dengan ayahnya. Lihat! Beliau saja banyak tertawa dan tersenyum jika bersama ayah . Lalu dimana letak kedinginannnya .
"Namanya Jonathan prawira Rahys"
"Halo om , bisa panggil Natan saja " ucap Nathan sambil tersenyum.
Arga mengangguk "dia seperti Risa "
"Entahlah sepertinya aku hanya kebagian figur hidungnya saja. Dia adalah Risa kedua " ucap Zeon dengan menatap sang anak .
"Ayolah yah sudah berapa kali kau mengeluh tentang itu? Bahkan kuping ibu bisa panas saat mendengarnya " ucap Nathan.
Arga terkekeh "Heran juga biasanya anak laki laki menurun ayahnya . Apa lagi jika anak pertama "
Zeon mengangguk setuju "hanya di nasipku bisa begini"
Brak!
"Suara apa itu ga?"
Arga tersenyum tipis dia menyeruput kopinya dengan santai .
"Jangan di hiraukan , kedua putra ku sedang memberi hukuman terhadap tikus kecil "
✧ARENZELA✧
Lizara meringis saat tubuhnya di banting keras di lantai marmer . Tubuhnya berasa remuk saat di dorong menubruk semua barang barang yang berada di gudang. Pipinya sudah memerah dan pergelangan tangannya sudah lecet karena ikatan tali yang sangat erat .
"A-ampun kak..." Suara Lizara bergetar .
Vano terkekeh "ampun? Aduhh perut gue sakit denger permintaan lo "
SRAKKK
Vano menjambak rambut lengan Lizara membuat gadis itu mendongak.
"Lo tau darah yang keluar dari sudut bibir Lo itu tidak cocok dengan darah keluarga Zaidan "
"Ki-kita sedarah kak ..." Ucap Lizara terbata .
Plak.
Vian menampar pipi Lizara "coba katakan lagi? Sedarah?"
"Lo mimpi!" Bentak Vian .
"Mau gue kasih satu fakta? " Ucap Vano .
Vano mulai berdiri membersihkan tangannya yang banyak darah dari pelipis Lizara .
"Lo itu bukan anak kandung Ayah , Lo itu anak haram dari selingkuhan Bunda" Ujar Vano .
Lizara menggeleng "enggak! Itu gak bener , aku anak ayah Arga sama bunda Azalea!"
Vian terkekeh "Masih gak percaya tanya aja sama ayah "
Ceklek
"Nah tuh orangnya datang" ucap Vano.
Dia menyingkir memberi jalan kepada ayahnya untuk menatap gadis di depannya .
Arga hanya diam . Sejujurnya hatinya sedikit bergetar melihat penampilan gadis itu . Namun langsung di tepis pikirannya dan mengingat dengan penghianat Azalea terhadapnya. Dia memang mencintai Azalea. Istrinya. Namun dia tidak suka dengan hasil dari perselingkuhan istrinya .
Maka dari itu dia berniat menyiksa gadis itu yang telah membuat istrinya meninggal untuk membiarkannya hidup .
"Kenapa saya benci denganmu . Itu karena kamu anak hasil dari perselingkuhan. Kalau bisa saya mau kau mati! Saja dari pada hidup. Istri saya meninggal untuk membuat kamu melihat dunia . Tapi nyatanya kamu hanya sekedar seekor tikus yang paling dibenci manusia . Pencuri. Kamu adalah anak dari perselingkuhan itu dan kamu juga sudah mencuri nyawa istrinya untuk membuat mu hidup . Tidak ada yang paling saya benci di dunia ini selain kamu Lizara. Saya sangat teramat benci denganmu . Seharusnya kamu tidak lahir , kamu adalah pembawa siak bagi keluarga Zaidan!" Arga berucap dengan kata kata penuh terluka akan semua yang terjadi di masa lalu .
Lizara menangis . Air matanya keluar dengan hati yang sakit luar biasa . Tidak di duganya dia mendengar perkataan menyakitkan dari ayahnya secara langsung . Perkataan bahwa dia pembawa sial dan fakta bahwa dia hanya anak yang tidak di inginkan .
Ya ayahnya benar mungkin seharusnya dia tidak hidup . Seharusnya dia memberi nyawanya saja kepada bundanya . Dan tidak membiarkan dia hidup . Namun apa salahnya jika bundanya memilih meninggalkan dunia untuk anaknya hidup. Lizara juga tidak bisa berbuat apa apa . Karena diapun tidak tau keadaan yang sebenarnya terjadi .
Mungkin benar yang dikatakan ayahnya dan Stevan . Bahwa dia pembawa sial .
"Kurung dia selama seminggu jangan diberikan makan apapun , berikan dia air satu gelas , satu hari sekali" ucap Arga lalu pergi di ikuti Vano dan Vian .
Meninggalkan Lizara dengan keadaan yang jauh dari kata baik .
✧ARENZELA✧
Part ini menurut kalian nyesek atau kekerasan ?
Menurut ku campur aduk〜(꒪꒳꒪)〜
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENZELA
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA! GAK FOLLOW GIGINYA KERLAP KERLIP🤟 "aku ingin menjadi rembulan , namun itu adalah hal yang mustahil dan pada akhirnya aku hanya satu bintang di antara luasnya angkasa " LIZARA PINA PREZELA "Tidak ada yang abadi , semuanya...
💠FAMILY IS THE BIGGEST WOUND
Mulai dari awal