"Kurang tahu, tadi lupa gak gue tanya."

"EUHHH... berita lo kurang panas!" ledek Abram sambil menghempaskan punggung ke sandarkan kursi warkop yang terletak di belakang sekolah.

"Namanya Friona kalo tadi gue gak salah denger."

Semuanya kontan menoleh pada Lena, termasuk Aksa lengkap dengan terhentinya hisapan pada rokok.

Sebentar. Nama itu cukup familiar di telinganya sejak tadi malam.

Friona.

Ona...

"WIDIIIIH... Di denger dari namanya aja udah jelas kalo tuh cewek cakep!" heboh Sandi sembari memukul bahu Jayen cukup keras.

"Bajingan lo kalo ketawa suka mukul orang di sebelah!" sewot Jayen sembari menjauh, namun hal itu tak di gubris oleh Sandi dan masih terus heboh.

Lena yang menyadari raut Aksa pun jelas terheran-heran, "Lo kenapa? Kenal sama tuh cewek?"

"Eh iya, gimana kabar perjodohannya?" tanya Kara namun dengan suara pelan takut jika Lena akan mendengarnya.

Theo mengedikkan bahu, "Belum cerita dia."

"Keliatan dari dia yang udah abis nyebat 7 batang, gue yakin sih tuh anak beneran di jodohin," ujar Abram yang sejak tadi ternyata mengamati Aksa yang berpisah tempat duduk dengan mereka. Aksa di dekat pintu masuk, sedangkan mereka di pojok dekat dapur warkop.

"Aksa! Lo kenapa diem mulu? Kesambet lu?" Lena menggoyangkan bahu Aksa karena laki-laki itu malah melamun.

"Wah, ngeri juga nih warkop."

Namun, tanpa Lena duga, Aksa mendadak bangkit dan melempar rokoknya asal ke jalan dan berlari meninggalkan mereka.

"Ih! Kok gue di tinggal sih?" kesal Lena sembari mencak-mencak.

"AHAHAHA! Siapa juga yang mau sama cewek tukang selingkuh macem lo!"

"Diem deh lu tengil!"

Kara melotot di panggil seperti itu, "Masih berani aja lo medusa!"

"Mending lo pergi aja deh, Len, gak ada di sini yang mau temenin lo!" sahut Abram tertawa.

"Siapa juga yang pengen di temenin sama titisan setan lo pada!"

"Dih! Di jaga ya omongan lo kunti bogel! Mana ada setan secakep gua!" sewot Sandi yang malah membuat Jayen ingin menampolnya dengan asbak.

Berbeda di tempat lain yang berisik karena percekcokan teman-teman Aksa dan Lena. Aksa sendiri sibuk mencari keberadaan gadis yang Sandi katakan pindah ke sekolah ini.

Aksa hanya ingin memastikan jika gadis bernama Friona itu bukanlah gadis yang sama yang akan di jodohkan dengannya. Jika sampai hal itu terjadi maka sudah tamatlah riwayatnya.

Bertengkar dengan Lena saja sudah membuat kepala Aksa pusing tujuh keliling, bagaimana nantinya ia harus menyembunyikan statusnya dan gadis itu yang saat ini hendak di jodohkan.

"Bu!"

"Astagfirullah, Aksa! Kamu ini dateng-dateng mau ngajak saya tawuran apa gimana sih! Yang sopan kalo masuk ke ruang guru!"

Aksa tak memedulikan dan menyugar rambutnya sembari masuk ke ruang guru. Bagaimana Bu Suti tidak mengatakan jika Aksa datang ke ruang guru untuk mengajak tawuran__sedangkan laki-laki itu kini berjalan bak seorang gangster dengan baju seragam di keluarkan serta rambut yang acak-acakan.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang