"Astaga.. " Kaget Zanetta melihat 2 kendaraan bermotor terguling di depan mobil Elcie.

Elcie pun bergegas keluar dengan tangan yang mencengkram kepalanya, pelipis si gadis nampak mengeluarkan sedikit darah.

"P-pak, bapak gapapa?" 

"Aduh non, saya sudah di pinggir loh, kenapa masih di tabrak?" 

"Maaf pak, saya sedikit pusing.." Ujar Elcie penuh sesal, Zanetta menatap sang adik yang nampak risih menjadi tontonan banyak orang saat ini.

"Bapak-bapak sama ibu, saya minta maaf atas kelalaian adik saya. Sebagai gantinya, berapa yang kalian minta? Maaf bukan saya menghina tapi saya wajib tanggung jawab atas kerusakan dan luka kalian." 

"Dasar orang kaya belagu!" Celetuk salah satu wanita berdaster.

"Bu, saya bukan belagu. Saya memang harus tanggung jawab" Timpal Zanetta sesantai mungkin.

"Kenapa gak kamu yang bawa mereka ke rumah sakit?"

"Kalo begitu, mari, saya antar.." Zanetta menunjuk mobilnya, beberapa orang yang menjadi korban menoleh dan malah menggelengkan kepala.

"Waduh.. Gak usah mbak, saya takut naik mobil mewah"

"Takut?" Beo Elcie yang sedari tadi diam.

"Dia takut muntah mbak, wajar orang kampung haha.." Seketika ketegangan mencair oleh candaan seorang pria yang juga berhasil membuat Elcie dan Zanetta terkekeuh.

"Kalo gitu, sebutkan saja berapa nomilal yang harus saya ganti.."

"2 juta!" Zanetta menoleh pada si ibu berdaster julid.

"Maaf bu, yang di tanya korban, dan ibu hanya penonton.." Itu Elcie yang mulai kesal dengan manusia itu.

"Apa 2 juta cukup? Untuk 1 orang?" Mereka membelalak mendengar tawaran Zanetta.

"K-kebanyakan mbak.." 

"Bapak dan ibu tunggu disini, saya ambil uang dulu disana.." Tunjuk Zanetta pada sebuah mesin penarikan uang tunai. Zetta mengusap pundak Elcie yang terduduk di kap depan mobilnya yang baret kemudian berjalan menjauh.

"Mbak, itu pelipisnya luka.." Tunjuk si bapak, Elcie menatap jemarinya yang memang meninggalkan bercak darah.

"Gapapa pak, luka kecil" 

"Sini nak, biar ibu basuh dan pakaikan plester.."

"Gak perlu bu.." Namun si ibu lainnya menarik lengan Elcie untuk duduk di atas trotoar, membersihkan luka si gadis dengan tisu basah dan memakaikan plester.

Elcie terdiam, perasaannya menghangat mendapatkan perlakuan tersebut. Kedua matanya berkaca-kaca dan malah semakin merindukan mendiang ibundanya. 

"Kamu sakit ya? Badannya sedikit panas" Elcie mengerjap, ia tersenyum pada si ibu dan kembali bangkit.

"Gapapa bu, makasih banyak udah obatin luka saya.." 

Tak lama, Zanetta kembali dengan sebuah amplop coklat tebal di tangannya, gadis itu membagikan lembaran uang pada mereka yang memang membutuhkan tanggung jawabnya. Meski ragu, beberapa korban tetap menerima dengan perasaan suka cita.

Setelah meminta maaf, Zanetta dan Elcie masuk ke dalam mobil bersamaan, maksudnya mobil milik Zetta. Mobil Elcie di bawa pulang oleh orang suruhan Zetta karena terlampau cemas pada kondisi sang adik. Mobil kembali melaju meninggalkan tempat kejadian menuju rumah.

"Kamu kenapa sih? Ngelamun?" Tanya Zetta, Elcie meliriknya dan menggeleng pelan.

"Tadi tiba-tiba aja pusing, mungkin efek nahan ngantuk.." 

The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang