Dwiko pun menghela nafas panjang, "Tapi bayarane susu."
"Gaskan," ucap Salsabila.
"Cok edan, bojoe bar mati wes gelem berhubungan karo wong liyo." [Cok edan, suamine baru meninggal udah mau berhubungan sama orang lain] kata Dwiko heran.
"Ih mas, aku kangen banget banget banget sama kamu..."
"Alay."
Dwiko pun menggendong putra Salsabila yang tiba-tiba berhenti menangis. Ia melihat wajah bayi tersebut yang menatap matanya, "Sal."
"Dalem mas."
"Kok dia gak nangis?"
"Berarti kamu bapaknya."
"Emoh!" seru Dwiko langsung mengembalikkan bayi tersebut kepada Salsabila.
Oek~ oek~
○●○
"Mosok iyo anak ku?" gelisah Dwiko di dalam kamar mandi mengingat anak kedua Salsabila selalu tenang digendongannya.
"Cok kudu tak pateni ae."
"Meninggalnya mas Bagoes sek janggal gak seh?" tanya Panca pada Eka yang sedang mengasuh putri Chaterine berusia tujuh bulan.
"Kena serangan jantung dadakan sama angin duduk, gak janggal seh."
"Eman ya sek enom dadi lurah gak suwi metong," [Sayang ya masih kuda jadi lurah gak lama mati]
"Wes wayahe berarti." kata Ningsih yang sedang membersihkan make up-nya setelah bekerja. "Takdir gak ada yang tau kayak Nindy tiba-tiba demam tinggi terus gak ada umur."
"Jare samean meteng lagi mbak? Tenan?" tanya Djatur sedang makan sore di ruang tamu.
"Jare sopo?" [Kata siapa?]
"Mas Eka."
"Hng," jawab Ningsih malas karena suaminya itu tidak dapat menjaga rahasia bahwa dirinya tengah mengandung lagi setelah telat tiga minggu.
"Tokcer yo punyae mas Eka."
"Te gak jadi yakapa Mas mu ben main dimasukno kabeh sampe kececeran anake."
"Gak sabar ada keponakan gemoy uhuy, mau tak ajak mberot sejak dini." ucap Panca.
Sementara di rumah Bagoes yang masih ditempati Salsabila dan dua anaknya, suasananya sepi. Tidak seramai di rumah pandawa. Bahkan kadang Salsabila terasa merinding dan ketakutan sendiri. Padahal dulu jika ada suaminya, ia tidak setakut itu di rumah tersebut.
"Mama, ayo pulang ke rumah yang dulu! Salma wedi soale tadi pas mau ke kamar mandi sama ndelok bayangan besar." ucap Salma kepada Salsabila.
"Mama juga merinding, apa rumah ini dijadiin kostan aja? Lumayan ada empat kamar buat tambah pemasukkan."
"Terserah mama, terus uangnya gawe wisudanya Salma ya...."
"Gak sido." [Gak jadi]
Kling!
Anda mendapatkan dana BRImo sebesar Rp. 1.690.000 dari a/n Dwiko Dharma Tanjung Pandawa
Note : Buat biaya wisuda Salma.
"Allahu akbar," kata Salsabila terkejut melihat dana kaget tersebut.
"Kenapa ma?"
"Gapapa," Salsabila mentransfer balik uang tersebut kepada rekening sang pengirim, sungguh ia tidak ingin terlalu memanjakan putrinya. Ia takut putrinya itu menjadi pribadi makin manja nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPOENG KOERAWA
FanfictionKampoeng Koerawa-salah satu kampung pemukiman padat dan rata-rata isinya kaum adam berada di dalah satu kota daerah Jawa Timur. akseraaaa, 2024.
○ KAMPOENG KOERAWA 16 ●
Mulai dari awal