Dulu Mala menolak laki-laki ini karena tidak mau merusak nama baik keluarganya karena keluarganya merupakan keluarga yang sangat patuh pada agama mereka dan Mala tidak mau mengambil resiko itu apalagi merebutnya dari Tuhannya.
Mala sadar dengan dirinya seorang gay yang selalu menargetkan orang untuk dijadikan sebagai crushh nya namun tak ada yang pernah ia benar-benar ingin miliki dan salah-satunya adalah risky.
Saat dimana Mala dan risky mulai dekat, Mala sangat senang namun ia berusaha tidak peduli apalagi ketika risky selalu mendekatinya.
Balik lagi ke dua orang pria yang sedang berpelukan.
Mala mengangkat kepala risky yang ada dipundaknya agar bisa menatapnya. Lalu ia mengecup bibir risky sekilas setelahnya ia mengusap air mata risky.
"Udah besar masa nangis, udah jangan nangis" Ucap Mala mengusap air mata risky yang sepertinya tak bisa berhenti.
"Jangan kayak gini, kamu sakiti aku aja gapapa aku benar-benar menyesal" Balas risky dengan Isak tangisnya.
Mala tersenyum lalu kembali menyatukan bibirnya dan bibir risky, namun kali ini bukan hanya kecupan saja melainkan lumatan juga Mala berikan pada risky walau dirinya tak terlalu lihai namun cukup lihai untuk pemula.
"Nah sudah, impas" Ucap Mala.
"Jangan kayak gini aku jadi tambah sedih"
"Ututu ayo naik ke atas dulu, dingin disini" ajak Mala menuju ke kasur.
Keduanya sekarang sudah berada diatas kasur dengan risky yang masih memeluk Mala dan menyadarkan kepalanya di dada Mala.
Mala memeluk risky dengan mengusap rambutnya dan juga punggungnya.
"Sayang..." Panggil Mala.
"Hmm" jawab risky dengan nada lemas.
"Terakhir kamu sentuh aku kan delapan tahun lalu, kamu ga mau sentuh aku lagi?"
Risky langsung mendongakkan kepalanya sambil memanyunkan bibirnya "mau... Tapi aku udah ga ada tenaga lagi. Tenaga aku udah abis dipake nangis. Aku ga ada tenaga lagi sayang buat mandi, aku adanya buat nen"
"Yaudah kalau cape bobo aja"
"Tapi nen"
"Ga ada! Katanya cape, yaudah bobo" Ucap Mala dan melepaskan pelukannya lalu tidur membelakangi risky.
"Ish sayang... Aku adanya cuman buat nen" Rengek risky menggoyang-goyangkan tubuh Mala.
"Ga ada cuman nen doang ya!"
"Udah sayang... Aku ga mau sentuh kamu kalau belum mandi, aku ga mau kamu ketularan kuman yang aku bawa dari luar sayang"
"Kalau kamu takut aku ketularan kuman trus kamu ngapain naik ke kasur belum ganti baju hah?!"
"Ish sayang"
"Sana tidur di luar!"
"Sayang? Yang bener aja, ini aku mandi nih" Risky langsung menarik handuk dan lari ke kamar mandi.
"Ga usah! Udah tidur" Belum sempat risky masuk ke kamar mandi risky sudah ditahan oleh Mala tanpa menatapnya sama sekali.
Risky yang mendengar itu menatap Mala lalu menghembuskan nafasnya, ia bingung dengan suasana hatinya saat ini. Ia mau marah tapi marah kenapa? Mau nangis tapi nangis kenapa? Ia kesal! Kesal harus bagaimana.
Ia bingung apa yang dirasakannya saat ini, sungguh tidak nyaman di dadanya menatap Mala yang membelakanginya seperti ini ditambah dirinya baru saja membuat Mala membuka luka Mala yang dirinya buat sendiri.
"Sayang... Maaf aku mandi dulu ya? Jangan kayak gini dada aku ga enak rasanya" Ucap risky lesu sambil berjalan mendekat ke Mala.
"Aku bilang ga usah ya ga usah! Ngalen banget si! Tidur atau tidur di luar!"
Risky semakin memanyunkan bibirnya dan siap menangis lagi sambil berjalan menaruh handuk kembali dan tidur di samping Mala.
"Iya aku ga mandi sayang... Maaf... Bobonya hadap aku sayang... Aku sedih" Ucap risky dengan air mata yang sudah mengalir lagi.
Risky tidur memandang punggung Mala yang tak merespon ucapannya. Risky diam saja tak berbicara apalagi hingga tak sadar ia tertidur dengan mulut terbuka dan ingus yang keluar perlahan dari habitatnya.
Beberapa menit kemudian terlihat pergerakan dari Mala yang mengubah posisi tidurnya menghadap risky.
Ia mengusap air mata dan ingus yang ada di wajah risky. Mala tersenyum melihat risky yang sudah sangat berubah menurutnya.
Mala merapihkan posisi tidur risky dan menyelimutinya agar risky tak kedinginan.
Mala juga ikut ke dalam selimut itu dan memeluk risky, menaruh kepalanya di dada risky.
Mala sengaja seperti itu karena jika risky benar-benar menyesal maka raspón yang risky keluarkan tadi lah yang akan risky keluarkan, sesuai bayangan mala.
Mala melakukan itu supaya risky tahu betapa tersiksanya harus berperang antara melawan atau menurut.
22-September-2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Yang Berbeda
RandomBook3 Kisah seorang pria yang mengejar cintanya yang berawal bertemu di pasar dan untungnya dia mengingat nama orang yang dicintainya. Pria itu terus mencari informasi tentang orang yang dicintainya kepada sahabatnya yang ternyata orang yang dicint...