Leo terkekeh sinis. "Oh ya? Gue nggak harus menyayangi dia juga kan?" tanyanya.

"Segitunya lo benci dengan Leta, salah Leta sama lo apa sih hah?" Syakir mulai ikut.

"Sya!" tegur Zayyan karena Syakir sedikit meninggikan nada bicaranya pada Leo.

"Hyung, dia itu udah keterlaluan. Egois tau nggak, seharusnya dia pikirin juga gimana rasanya ada diposisi Aleta" ucap Syakir kepada Zayyan.

"Ya nggak gini juga lo negur dia!" balas Zayyan.

"Terus kita harus negur dengan cara apa lagi, mau pakai cara apapun tu anak juga bakal tetap keras kepala Hyung!"

Davin, Harsa, Alex, dan Gino terlihat pusing melihat semua ini. Apalagi Alex yang selama ini bertanggung jawab dengan semua saudara-saudaranya.

"Gue emang selalu ngerepotin kalian" Leo yang kembali berbicara membuat semua mata kembali juga melihat kearahnya. Setelah mengatakan itu, Leo lalu pergi dari hadapan para Abang-abangnya.

"Le!"

"Biarin dia" Zayyan yang hendak mengejar langkah Leo harus berhenti karena mendapatkan teguran dari Alex.

"Tapi-"

"Kalau lo samperin, itu semakin memperkeruh suasana"

Zayyan hanya bisa mengacak rambutnya frustasi. Cowok tersebut juga segera pergi menaiki tangga dengan ekspresi wajah yang sulit untuk dijelaskan. Zayyan itu sebenarnya bingung harus marah kepada siapa.

"Kalian nggak harus memperdebatkan ini lagi, Leo itu memang anaknya keras. Ibaratkan batu, kita harus bisa menetesinya dengan air agar bisa pecah" Alex menasehati saudara-saudaranya yang masih diam ditempat itu.

"Sekarang kalian lakukan saja kegiatan masing-masing, Leo biar gue yang urus. Untuk Davin, Syakir, Gino, kalian siap-siap untuk belajar"

"Belajar?" Davin mengkerutkan kening.

"Ayah kirim dia guru privat untuk kalian"

"Yahhh, hari minggu kan seharusnya hari tidur nasional, kenapa harus belajar sih" gerutu Gino malas.

"Kalau mau Ayah marah, lo tidur aja nggak apa-apa" sahut Alex membuat Gino seketika cengengesan, bagaimana ia bisa menolak jika Alex sudah keluar mode-mode tukang cepunya sekarang.

"Nggak jadi Hyung, gue masih sayang nyawa gue" ucap Gino dengan cepat berubah pikiran.

Davin dan Syakir hanya tertawa melihat Abang mereka itu.

"Ya udah, gue keluar dulu beli bunga" ucap Prince berlalu sambil menepuk bahu Alex pelan.

"Sama, gue juga mau kerumah sakit. mumpung hari minggu, jadi gue bisa lama-lama disana" Harsa juga berlalu pergi dari sana.

"Ini serius semua pada nyamperin orang yang disayang? Terus kita gimana?" tanya Syakir yang sekarang sudah menduduki posisi jomblonya dia minggu kemarin.

"Lo pada tugasnya belajar, nggak usah mikirin cinta-cintaan" balas Alex.

"Terus Hyung sendiri?" tanya Davin diangguki oleh Gino.

"Gue-gue ada" Alex menjawab dengan gugup.

"Ada pacar, Waw! Siapa? Kita kenal nggak? Cantik? Kapan lo jadian sama dia?" Alex menghela nafas ketika mendapatkan pertanyaan sebanyak itu dari Gino.

"Satu kata buat lo bertiga, sini" Alex menyuruh ketiga adiknya itu untuk mendekatkan telinga mereka kearah mulutnya.

"KEPO!" teriak Alex sehingga membuat Syakir, Davin, dan Gino terkejut karena telinga mereka yang hampir peka gara-gara teriakan Alex barusan, dengan santainya si pelaku malah cepat-cepat kabur dari sana.

About Them || Zayyan XODIAC [ Terbit ] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang