Bunda (Melody)

Mulai dari awal
                                    

"Eh kamu vin kok bengong sih, sini bantuin bunda." Sementara Vincent masih terpana dengan penampilan Melody.

"Emm.. kok bunda pakaian nya ngetat gitu sih?"

"Kan nanti bunda pake blazer. Emangnya seketat ini ya?" Melody meraba body dan pantatnya. Melihat itu semakin membuat fantasi Vincent semakin liar.

Melody terheran melihat gelagat anaknya itu. "Vin, kamu sakit? kok napas kamu kayak sesek gitu sih?" Melody meraba kening Vincent yang berkeringat menahan rasa sange nya itu.

"Kamu kena—AAHHH Vincent kamu apa apan sih?!!" Melody terkaget ketika Vincent tiba tiba saja mendekap dalam pelukannya.

Vincent bisa mencium bau parfum bundanya yang khas itu. Ia menulusuri tengkuk leher yang terbungkus hijab kemudian mencium pipinya. "Haahhh... bundaahh aku sayang bundaahh.."

"Vi—vincenthh jangan macem macem deh.. kamuhhh..." Melody mencoba memberontak namun tenaga Vincent lebih kuat darinya.

Melody merasakan ada sesuatu yang aneh didalam pelukan Vincent. "Lepasin Vincent bunda lagi siapin makanan kok kamu jadi aneh begini?"

"Eemmhhh.. cuuphh... eengghhh..." Vincent menarik dagu Melody lalu melumat bibirnya.

"Eennnggghhh... vinhh... kamuhhh... ooghhh..."

Melody terkunci dalam pelukan Vincent dan tidak bisa melepaskan dirinya. Tangan Vincent berpindah ke punggung Melody sembari memperdalam ciumannya.

Sangat diluar nalar apa yang dilakukan oleh anak semata wayangnya kepadanya. Melody tak menyangka jika Vincent bisa bertindak seagresif ini, apa efek dari pubertas.

"Mmhhh... haaahhhh... haaahhh.. bundaahh..." Vincent melepas pagutan bibirnya lalu menatap Melody.

"Vincent kenapa?"

"Maaf bun, vincent gak bisa nahan nafsu vincent."

"Kamu sange sama bunda?" Vincent tak menjawab dan menunduk merutuki kebodohannya yang sudah ia lakukan barusan.

"Jawab bunda Vincent." Nada Melody terdengar tegas. Vincent masih menunduk dan enggan menjawab. Pandangan Melody tertuju kepada celana boxer Vincent yang menonjol.

"ahh bunda?!" Vincent terkejut Melody yang tiba tiba saja menurunkan boxer miliknya dan terlihat jelas lah penis panjang miliknya yang mengacung tegak lurus memiliki panjang 17 cm dengan urat urat yang terlihat. Melody terkejut melihat ukuran penis anaknya yang masih SMA itu, bahkan ukurannya mengalahkan ukuran penis milik suaminya.

"Nanti penismu sakit." Melody memberanikan diri untuk memegang penis Vincent dengan tangan kanannya. Darahnya berdesir seakan mendapat sengatan listrik ketika memegang penis anaknya sendiri, terakhir kali ia memegang penis Vincent saat ia masih bayi.

"Kenapa penis Vincent lebih besar dari mas Hanif? oohhh tapi aku penasaran sama rasanya.." batin Melody.

"Enngghh... bunda jangan dielusin akuh.. AAHH..." Vincent mengeluarkan cairan precum nya di tangan Melody. Sontak menerima kejadian mengejutkan itu Melody menarik tangannya lalu ia memainkan cairan bening itu.

"Bunda maaf Vincent gak sengaja."

"Shuutt..." Melody menutup mulut Vincent dengan jari telunjuknya. Melody yang penasaran dengan cairan precum milik Vincent itupun menciumnya, dan yang lebih membuat Vincent terkejut adalah ketika Melody menjilat cairan precum itu di tangannya.

Detak jantung Vincent berdebar melihat itu. Sementara Melody tersenyum simpul yang tak dapat diartikan. "Maaf ya sayang, bunda terlalu sibuk sampe gak merhatiin kamu yang udah puber. Kamu pasti stress kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang