Tek...
Kakinya tertahan pinggiran ranjang membuat Jian Yang semakin melebarkan senyum. Satu gerakan cepat posisi berubah, kini Qing Yan berada di atas tubuh Jian Yang.
Posisi yang membuat pikiran Qing Yan melanglang buas. Menjadikan satu tangannya sebagai bantal, Jian Yang mengeratkan pelukannya ketika gadis diatasnya berusaha lepas.
"Anda gila!?"
Pria itu menikmati ekspresi yang ditampilkan. Kedua pipi merona, sepasang bola jingga menatapnya tajam, bulir keringat yang mengalir di sekitar dahi, bulu mata lentik bergerak-gerak dan jangan lupakan bibir tipis merah muda yang mencebik.
"A'nerku sempurna. Sedari dulu." Jian Yang memberikan tatapan yang hanya dimengerti dirinya sendiri.
"Yang mulia!! Tidak sadarkah anda kalau posisi kita bisa membuat orang salah paham?!"
"Lagipula sejak kapan anda begini? Bukankah sedari dulu anda tidak menyukai saya yang terus mengejar-ngejar anda?"
"Darimana kau tahu kalau dulu saya tidak menyukaimu? Dengar! Mulai sekarang jangan mencoba menjauh lagi." Tangannya bergerak mengelap keringat di dahi Qing Yan sebelum akhirnya mendapat tepisan kasar.
"Tidak! Terus lah membenci saya. Saya sudah tidak peduli, malah akan lebih bagus."
"Bukankah kau menyukaiku?"
"Dulu! Sekarang saya sudah sadar perasaan tidak bisa dipaksa."
Nada Jian Yang mulai berubah mengerikan, "lalu kenapa saat itu kau menciumku?"
"Sebagai ucapan terima kasih." Tanpa berpikir, Qing Yan menjawab cepat.
"Terima kasih? Apakah kau akan mencium pria lain sebagai ucapan terima kasih?"
"Eum... Selama dia tampan dan kaya, bisa dipertimbangkan." Tangannya bertumpu diatas papan bidang dibawahnya, mengamati pahatan sempurna makhluk fiksi buatannya.
Sedikit menyesal, kenapa harus dibuat sesempurna ini tanpa sedikitpun kekurangan ataupun kelemahan.
"Kau berani?!" Desis Jian Yang mencengkram kuat pinggang ramping diatasnya. Manik hitamnya berkilat mengerikan siap menghancurkan tulang-tulang mungil itu menjadi serpihan abu apabila jawabannya sesuai dengan apa yang ia pikirkan.
Merasakan dadanya kian menempel, Qing Yan meronta-ronta mencoba melepaskan diri.
"Diamlah!"
"Diam-diam endasmu! Enak di elu!" Gerutuannya masih mampu di dengar pria yang saat ini masih menatapnya nyalang.
"Endasmu? Siapa dia?! Apakah endasmu nama orang yang juga tampan dan kaya?"
"Endasmu is your potato head! Sekarang lepasin!"
Jian Yang makin mengeratkan rengkuhannya, membuat gadis di depannya makin naik darah. Ganteng-ganteng budeg bin rese!
"Tidak sebelum kau berjanji untuk tidak mencium pria lain!"
Mana bisa dia berjanji, kalau ternyata di kemudian hari dia ketemu sama cowok yang lebih ganteng dari makhluk agung ini? Mana mungkin nolak. Walaupun persentasenya kecil, tapi pasti ada.
"Yang mulia tenang aja, untuk saat ini belum ada pria yang melebihi atau sebanding dengan anda. Jadi, anda jangan takut, jangan risau."
"Kupastikan tidak ada seorangpun yang bisa melebihi diriku!" Tandasnya berlalu pergi setelah melepaskan Qing Yan yang diam membeku memegang bibir.
"Ciuman tempo lalu, ku kembalikan! Sekarang tahu kan bagaimana rasanya di cium tanpa persiapan lalu ditinggal pergi?"
Kuda tua!!! Gue nyium pipi bukan bibir! Gak bisa bedain mana bibir mana pipi?!
Pembalasan dendamnya harus banget diatas rata-rata?!
Tapi kenyel?! Jadi, gitu rasanya bibir?
Eh!?Bener kata orang tua. Jangan berduaan sama lawan jenis. Yang ketiga pasti setan. Nah, jelas! Rajanya setan diatas setan baru aja pergi.
Ingatkan, mulai sekarang jangan dekat-dekat sama makhluk kasat mata itu karena auranya bikin jantung dan otak jadi sesat!
Tbc.......
Apa kabar hari ini????
Maafkan ngga selalu up tepat waktu. Idenya bolak-balik terseret angin.
Sekalinya balik, giliran feel-nya yang nyangkut di mana-mana...
Semoga masih dinanti-nanti yah..
Jangan lupa tanda bintang dan kata-kata mutiaranya ⭐🙋✍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Return with you
FantasyAthaleya, penulis novel fantasi berubah menjadi karakter di salah satu novel miliknya setelah mengalami kecelakaan. Cerita yang dia kira berjalan semestinya ternyata perlahan melenceng dari alur. __________ "Silahkan anda menikah dengan gadis yang a...
Bab 15: Kuda Kenyal?!
Mulai dari awal