Tragedi

2.4K 98 14
                                    

Angin berhembus kencang, menerpa pepohonan di sepanjang jalan kota membuat pohon bergoyang-goyang,  ranting-rantingnya berderak,berhasil menciptakan suara gemerisik mengisi keheningan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin berhembus kencang, menerpa pepohonan di sepanjang jalan kota membuat pohon bergoyang-goyang,  ranting-rantingnya berderak,berhasil menciptakan suara gemerisik mengisi keheningan malam.Daun-daun mulai beterbangan terbawa angin, dan mau menghantam jendela serta kap mobil yang melaju di bawahnya.

Di jalanan perkotaan yang masih ramai, beberapa mobil sport melaju dengan kecepatan tinggi,melesat tajam menyalip kendaraan lain yang ada di depannya.

Pemilik mobil-mobil itu ialah seorang Fedriczx dan teman-temannya sedang tersenyum di dalam mobil,seolah tahu bahwa malam ini adalah milik mereka berempat,jangan lupakan keempat wanita yang masing-masing memenuhi kursi bagian depan mobil mereka masing-masing.

Suara helikopter bergemuruh di atas sana,menggetarkan langit yang sudah gelap.Lampu sorotnya menyinari permukaan jalan, menyoroti mobil
mobil yang sedang melaju di jalanan bersamaan dengan petir yang menyambar menandakan akan turunya hujan.

Tangan mungil Liona digenggam erat oleh Fedriczx,Jari-jari mereka saling bertaut, menciptakan kehangatan yang menenangkan, sementara tanpa mereka sadari sekelompok mobil mulai mengejar mereka dari arah belakang.

Suara monitor di dalam mobil berbunyi, seseorang dari helikopter itu berbicara.

"Tuan, darurat! Ada sekitar 20 mobil hitam sedang mengejar," suara panik dari seseorang terdengar melalui alat komunikasi di dalam mobil yang terkoneksi dengan Helikopter.

Mata Fedriczx tertuju pada kaca spion, menatap deretan mobil hitam yang semakin mendekat. Cahaya lampu depan mereka memantul di kaca spion mobil.

Sampai sebuah instruksi
diberikan oleh Fedriczx ke pada
Para Bodyguard dan anak buahnya,
serta teman-temannya

"Tembak mereka," perintah Fedriczx dengan suara tenang namun tegas, sebuah instruksi yang tak bisa ditolak.

Instruksi di berikan Gama, Lucas,
dan Jaxe segera mengeluarkan senjata mereka,menyiapkan diri untuk pertempuran yang tak terelakkan.
Di belakang mereka,mobil hitam musuh semakin mendekat,seolah siap untuk menutup jarak dan mengepung. 

Di udara, helikopter yang melayang di atas mereka berputar cepat. Anak buah Fedriczx di dalamnya sudah bersiap dengan senapan laras panjang, pandangan mereka terfokus pada mobil hitam yang semakin agresif di bawah. Mereka menunggu aba-aba berikutnya, senjata siap di tangan.

Suara rotasi baling-baling helikopter bercampur dengan gemuruh petir di langit, memberikan suasana yang mencekam yang seakan menjadi latar belakang pertempuran yang akan pecah.

Brakk!

Belum sempat melepaskan tembakan, salah satu mobil bodyguard di barisan belakang tersenggol oleh mobil hitam yang melaju. Tabrakan itu begitu kuat hingga mobil bodyguard terdorong ke pinggir jalan,memicu sebuah ledakan akibat dentuman keras menabrak trotoar jalan.

"Sialan," desis Fedriczx kemarahan terlihat jelas di wajahnya. Matanya bergerak cepat,melihat situasi sebelum akhirnya beralih menatap Liona yang duduk di sampingnya.

Tanpa berpikir panjang, Fedriczx meraih senjata yang terselip di kantong celananya,Ia menoleh ke arah Liona, nada suaranya berubah lebih lembut namun tegas "Sayang, tunduk sekarang!" ucapnya,dengan nadanya sedikit tegas.

Liona menundukan kepalanya bersamaan dengan Fedriczx yang membuka kaca mobil, tangannya mengarahkan pistolnya di kaca sebelah Liona,Ia menembak ban mobil mereka, diikuti Gama yang berhasil menembak salah satu ban,serta Lucas dan Jaxe.

Suasana mencekam banyak mobil lalu lalang tertembak oleh musuh.

Duarr

Salah satu mobil musuh berhasil terbakar.kini kejar-kejaran masih berlanjut,banyak mobil musuh berhenti akibat ban mereka tertembak oleh Fedriczx.

"Lewat kanan!"perintah Liona memberikan instruksi agar mobil ke arah kanan.

Fedriczx, tanpa ragu, langsung mengarahkan setir ke kanan.Mobil mereka meluncur tajam ke arah yang ditunjuk, Di kaca spion, terlihat mobil-mobil hitam yang mengejar mereka sedikit tertinggal.

Tiba-tiba,rem yang di injak oleh Fedriczx tidak dapat berfungsi,rem mobil telah di sabotase membuatnya hilang kendali.

Mobil terus melaju sampai di ujung jalan ada jurang, Fedriczx memberikan perintah pada Liona agar loncat dari mobil, Fedriczx akan mendekatkan mobil ke arah rerumputan supaya Liona bisa Loncat ke rerumputan.

Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi, Jalan di depan mereka semakin sempit,hingga akhirnya di ujung pandangan, terbentang jurang yang menganga,menandakan akhir dari perjalanan ini.

Fedriczx menatap jalan yang semakin mendekat ke jurang itu dengan napas yang berat. Matanya berpindah cepat, mencari satu-satunya pilihan yang tersisa. Dalam situasi genting seperti ini, hanya ada satu hal yang bisa dia lakukan.

"Sayang,dengar aku," ucapnya cepat, suaranya terdengar tegas mendesak. "Kamu harus loncat sekarang!" Fedriczx menoleh sejenak kearah Liona,memastikan gadis itu memahami apa yang harus dilakukan.

Liona membeku sejenak, menatap ke depan dan melihat jurang yang semakin dekat.dia menggeleng tidak mau,air matanya mulai menetes dirinya tidak mau pacarnya kenapa -kenapa,tapi dia harus loncat sekarang.

Dengan tangan gemetar, dia meraih sabuk pengamannya, bersiap untuk melompat ketika saatnya tiba.

Fedriczx menggerakkan setir dengan cepat, mengarahkan mobil ke sisi jalan di mana rerumputan lebat tumbuh,Liona menatap Fedriczx bersamaan air matanya menetes,ia membuka pintu mobil dan loncat ke rerumputan.

Liona terjatuh dan berguling di rerumputan, Pandangannya kabur oleh air mata dan hujan yang mulai menetes deras,namun samar-samar ia masih bisa melihat mobil itu terjun ke dalam jurang.

Dentuman keras dan ledakan yang membuat Liona terdiam menelaah apa yang terjadi,Di saat itu pula, hujan turun deras, seakan ikut menangisi apa yang baru saja terjadi.

"Akh... sakit," desah Liona, suaranya hampir hilang di tengah raungan hujan.Tangannya yang terluka mengalirkan darah, tapi itu tak seberapa dibandingkan rasa sakit yang menusuk hatinya.

Lebih sakit melihat mobil Fedriczx, kekasihnya, meledak dan lenyap di balik jurang. Tangannya gemetar, mencoba meraih apa yang tak mungkin lagi digapai, sementara hatinya perih.

Liona terhuyung mencoba berdiri, tubuhnya menggigil di bawah hujan yang semakin deras. Air mata bercampur dengan air hujan di wajahnya, pandangannya tertuju pada mobil yang kini hanya menyisakan kepulan asap hitam.

Dentuman ledakan itu masih terngiang di telinganya, hatinya sudah hancur.

Dengan putus asa, Liona berlari meski lututnya terasa lemas, bibirnya berusaha memanggil nama kekasih nya,tapi suara nya tidak keluar,isak tangis nya pecah. "Aaaaa...!" teriak nya, penuh kepedihan.Rasanya sakit berbicara saja dia tidak kuat.

Hingga ledakan kedua menggema Liona tersentak. Suara itu seperti mengiris hatinya lebih dalam, Tubuh nya yang sudah lemas terjatuh di jalanan yang basah oleh hujan.

Air mata terus bercucuran,bercampur dengan air hujan yang membuat bajunya basah kuyup.Isak tangisnya kian menggema,sampai terasa sentuhan seseorang di pundaknya.

"Liona"

To be continued


FEDRICZXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang