Part 24 Perasaan apa ini?

Mulai dari awal
                                    

"awww,sakit Ra pelan-pelan"
"Mmphh!"
Sherfan tak bisa lagi berdiri diam,ia dengan segera berjalan cepat dan meninju wajah pria itu.
"SHERFAN?? APA YANG KAMU LAKUIN?" Teriakan cempreng Rara mampu membuat Sherfan menghentikan aksinya,ia menatap gadis itu dan mengecek keadaannya berkali-kali.

"Ra,astaga jangan begini,apa kamu gak jijik?"
"Aku gak jijik kok,lagian itu enak buat Arka"
Sherfan kembali melongo mendengar jawaban Rara,ia benar-benar tak habis pikir dengan pola pemikiran gadis itu.
"Aku bakalan laporin kelakuan kamu ini ke Om Bram!" Bentak Sherfan,membuat Arka dan juga Rara dibuat bingung dengan ucapannya.

"Hei-hei,tunggu dulu. Laporin apa maksudmu? udah dateng gak permisi,tiba-tiba nonjok gue. Mau lo apa?"
"Kalian berdua udah berbuat mesum tetep gamau ngaku? wah hebat!!" Arka mengernyitkan dahinya,tetapi dengan segera ia menggelengkan kepalanya cepat dan kembali meninju wajah Sherfan.
"Lo gila? gue gak mungkin ngelakuin hal itu,walaupun gue nyuruh Rara juga dia gak akan mau lah anjir!"

Rara hanya diam melihat perdebatan kedua pria di hadapannya,ia masih menyimak percakapan mereka,tetapi tak ada satupun yang berhasil ia pahami.
"Kalian jangan berantem terus,Fan coba jelasin. Maksud kamu apa tiba-tiba mukul Arka? terus kenapa aku harus jijik?" Sherfan menarik tubuh Rara dan membisikkan sesuatu yang membuat gadis itu tiba-tiba naik pitam,ia bahkan memukuli Sherfan beberapa kali.

"Dasar,kalian berdua memang gila. Kamu juga fan,aku gak mungkin mau ngelakuin hal itu!"

'Bohong,aslinya udah kok sama kak Rey'

teriaknya keras,menatap Arka dan Sherfan secara bergantian. Rara menghentakkan kakinya,melewati Arka dan juga Sherfan yang masih diam di tempatnya.

"Salah lo sih,Rara jadi marah tuh!"
"Ya lo berdua,gue kiraa kan tadi.."
"udah gak usah di bahas,dia cuma ngobatin pinggang gue doang kok. Mesum banget pikiran lo anjir"
Sherfan mengangguk pelan,ia tak bertanya lagi dan memilih untuk merebahkan tubuhnya di kursi.
"Gue nginep,kemungkinan juga Rara gak akan mau pulang malam ini."
"Jadi,jauh-jauh lo kesini cuma buat jemput Rara?"
"Hm,om Bram nyuruh keluarga gue buat ngejaga Rara,selama mereka masih di luar kota,Rara jadi tanggung jawab gue. Karena itu gue nyariin dia"
"Tapi,lo tau darimana kalo Rara ada disini?"

Sherfan terlihat ragu untuk memberitahu Arka,tetapi melihat sahabatnya itu yang sepertinya sangat penasaran,akhirnya ia mengatakan bahwa Ashley yang memberitahunya.
"Hahahaha? Ashley?" Arka tertawa mendengar nama Ashley keluar dari mulut Sherfan,sebab ia tau betul bahwa Sherfan sangat membencinya. Bukan tanpa sebab,tapi karena sikap gadis itu yang selalu ingin tidur dengan Sherfan membuat pria itu jijik. Sherfan tak menjawab lagi,ia memilih untuk memejamkan matanya,mencoba untuk tak peduli dengan Arka yang masih menertawakan dirinya.

Pagi-pagi sekali Rara sudah bangun,ia bahkan sudah berkutat di dapur,memasak beberapa makanan untuk sarapan mereka semua.

Rara Menepuk pipi Arka pelan,mencoba untuk membangunkannya.
"Ar,bangun"
"eunghh" Arka langsung duduk menatap Rara yang tengah berjongkok di hadapannya,ia terlihat begitu cantik,apalagi dengan rambut yang ia ikat asal,semakin menambah kecantikan gadis itu.
"Udah bangun? Ayo kita sarapan dulu,kebetulan aku udah masak"
"Ayo,eum tapi ini Sherfan?"
"Dia gak akan bangun,ini masih pagi banget"
Arka menganggukan kepalanya pelan,lalu melangkah ke arah dapur,diikuti oleh Rara yang berjalan di sampingnya.

Selesai sarapan bersama,Rara kembali membereskan semua piring lalu mencucinya. Arka juga ikut membantu,sesekali ia akan menjahili Rara dengan mencubit pipinya.
"Ar,bisa bantu benerin ikat rambut Rara?"
"Ah? Iya bentar"
Arka merapikan ikat rambut Rara,matanya menelisik melihat ke arah leher jenjang gadis itu.

"Udah"
"Eum,oke"
Rara kembali dengan kegiatan mencucinya,sedangkan Arka? Ia masih menatap dalam kemolekan tubuh Rara. Perlahan ia mengelus pelan leher jenjang tersebut, memberikan sensasi aneh yang membuat Rara menghentikan aktivitasnya. Bukan ia tak paham dengan sikap Arka,ia tau bahwa Arka tengah menahan diri untuk tidak menyentuh dirinya.

Sepupu MesumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang