20. I'll Take you

Mulai dari awal
                                    

"Thankyou papa. Jo always love you."

Papa tersenyum, bangga dan haru tak cukup untuk mendeskripsikan perasaannya hari ini. Air matanya ingin Luluh, namun sebagai sosok ayah ia tak ingin terlihat lemah didepan sang anak tercinta.

"Papa love you too, nak."
























Tubuhnya berpeluh keringat dibarengi detak jantung yang terus menggelora ... Menatap ujung karpet merah menantikan sang pemeran utama tiba. Sepasang matanya berkeliaran menatap setiap bangku yang telah dipenuhi para undangan. K, heeseung, serta bocil triplets pun turut hadir—menatapnya dengan penuh bangga dan usil.

Ya, jay tau arti tatapan usil dari Sunoo dan heeseung itu.

Tak luput ia memandang sosok pria kecil yang manis disana, tersenyum sambil menaikkan kedua tangannya dengan postur "semangat". Mata kucingnya terlihat sangat jernih dan indah, lesung pipi itu pas dengan wajahnya.

Jay mengangguk patuh, mengenai jungwon—akhirnya mereka berbaikan, lebih tepatnya jungwon yang telah merelakan pria yang dicintainya bahagia dengan pilihannya sendiri. Pria itu sadar, bahwa sampai kapanpun sosok yang telah memasuki red carpet ini takkan bisa ia gantikan.

Para hadirin pun serentak berdiri sambil bertepuk tangan. Banyak ucapan selamat serta tawa yang menjadi pengiring menuju tujuan.

"Appa, aku takut jatuh~ jangan lepasin tangan sunghoon ya?" Bisik sunghoon pelan.

"Gwenchana sunghoon-iee. Appa memegangmu."

Dalam setiap langkah sunghoon, itu semua tak luput dari pandangan seorang Park Jongseong. Hari ini kekasihnya terlihat sangat cantik dan tampan, menawan dan luar biasa. Ralat—suaminya.

Hingga tiba akhirnya Sunghoon di podium utama, matanya berkaca menatap sang pujaan hati—senyum kebahagiaan pun tak mampu bersembunyi.

"Jongseong, Appa serahkan anak kami padamu. Tolong cintai dan jaga sunghoon kami."

Jay membungkuk 90° pada lelaki dewasa yang telah mengantarkan sang pemilik hati, matanya menatap tegas wajah penuh kebapakan yang sarat akan kasih sayang dan kerinduan.

"Terimakasih banyak Appa. Jongseong janji! Sunghoon takkan pernah kekurangan bersamaku."

Appa mengangguk pelan, air mata mengalir begitu saja melihat anak bungsunya yang akan pergi, membentuk sebuah keluarga kecil bersama sosok yang dicintainya.

"Sayang, Sunghoon. Appa, Eomma dan para hyungmu akan selalu mencintaimu, Nak. Berbahagialah dengan Jongseong." Ucap Appa Sunghoon.

"Hikss ... Appa ..."

Ayah Sunghoon kembali ke tempatnya hingga tersisa tiga orang di hadapan para ratusan mata yang menonton.





"Park Jongseong. Bersediakah kamu menjadi pendamping Park Sunghoon Seumur hidupmu? Mencintai, melindungi dan menghormatinya hingga akhir hayat hidupmu? Baik dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, dekat maupun jauh, tua ataupun muda. Menjadi Penopang yang teguh dan setia?

"Ya, Saya bersedia."

"Park Sunghoon. Bersediakah kamu menjadi pendamping Park Jongseong Seumur hidupmu? Mencintai, melindungi dan menghormatinya hingga akhir hayat hidupmu? Baik dalam suka dan duka, sehat maupun sakit, dekat maupun jauh, tua ataupun muda. Melayani sepenuh hati, teguh dan setia?"

"Ya, Saya bersedia."

"Dengan ini hubungan pernikahan telah resmi disahkan dihadapan langit dan bumi, baik segala yang diatas maupun dibawah, disaksikan oleh ratusan orang terkasih bahwa cinta kalian abadi. Sebagai pembuka hidup baru, pasangan dipersilahkan untuk menyatakan kasih cinta kalian."

Cup

Kedua bibir itupun saling bertabrakan. Tak tergesa-gesa ataupun berbelit-belit, hanyalah sebuah kecupan penuh lembut dengan manik yang saling memandang.

"Saranghae Sunghoon-ah."

"Nado Saranghae ... Jongseong."

Prok prok prok prok

Tepukan meriah diberikan untuk keduanya, sebagai tanda kasih sayang mereka bahwa cinta Park Sunghoon dan Park Jongseong adalah sebuah kehormatan bagi setiap mereka yang turut berbahagia.
















Di bangku penonton ada beberapa yang menangis ... Entah itu karena terharu, atau lainnya.

"Kamu merelakannya kan?"

Ya. Yang dibalas sebuah anggukan kecil.

"Kamu juga pantas bahagia, terlepas dari dia yang masih kamu cintai masih banyak cinta lain yang akan sama besarnya seperti perasaanmu saat ini."

"Benarkah?"

"Of course. Setiap manusia memiliki takdirnya masing-masing. Hidupmu takkan berhenti jika kamu mengalami kepatahan hati. Jalanmu masih panjang, cukup nikmati saja. Perlahan-lahan itu akan membawamu pada euphoria yang takkan pernah padam."

"Terimakasih atas hiburannya. Kurasa kamu benar. Setelah ini, aku akan pergi memulai hidup baru untuk mengisi lembaran hidupku. Semoga—kebahagiaan menanti disana."

"Kuharap kamu akan menemukannya."
















End




Terimakasih banyak yang udah mau menunggu cerita ini🙏🏼🙏🏼 cerita ini memang dimaksudkan untuk tidak memiliki alur yang rumit dan cukup singkat(tapi sampe 20 chap gini wkwk). Sekian terimakasih. Jangan lupa mampir di karyaku yang lain.

Dengan berakhirnya cerita ini  maka seluruh chapter akan segera direvisi. Setelah itu, epilog akan dipublikasi sebagai akhir dari  "NAOLOM." TERIMAKASIH✨🫶🏼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NaolomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang