Aina dan Hanifa pun menuruti perintah Gus Ahmad dan kembali kekamarnya. Mungkin sejak itulah benih-benih awal kekecewaan mulai muncul di hati Aina.

Sejauh yang Aina ketahui Gus Ahmad merupakan anak dari keponakan Pak Kyai. Dia salah satu lulusan universitas Islam terkenal di Jawa Timur. Dia seorang penghafal Al-Qur'an, munsyid, dan qori'. Perilakunya sangat santun, penyabar, dan terkenal ramah di lingkungan ma'had. Wajahnya teduh. Senyumnya manis seperti madu. Suaranya sangat syahdu, apalagi ketika ia mulai mengumandangkan panggilan shalat di masjid. Terdengar sangat suamiable, bukan?

Beberapa bulan setelah itu tersiar kabar bahwa Gus Ahmad telah dijodohkan dengan seorang putri kyai dari Kudus. Patah hati? Tentu Aina sampai menangis berhari-hari ketika mendengar itu. Ketika temannya bertanya, ia selalu beralibi ia menangis karena merindukan ayah bundanya.

Pada akhirnya titik terakhir dalam mencintai hanyalah mengikhlaskan dan merelakan. Setiap manusia tidak bisa menyalahkan bagaimana takdir bekerja dalam kehidupan. Hati manusia itu terlalu dalam untuk diselami, terlalu sukar untuk dipahami, dan pada akhirnya hati sendirilah yang akan memilih kepada siapa ia akan menempatkan diri.

Itu adalah kenangan ketika ia baru saja berada di tahun pertamanya di ma'had. Sampai kini, ia selalu berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mudah menjatuhkan hati. Seperti yang selalu Abdillah nasihatkan kepada putrinya, "Perempuan itu jangan bermudah-mudahan dengan lawan jenis sebelum menikah. Mudah untuk berkhalwat, mudah untuk pegang-pegangan, dan mudah untuk jatuh cinta. Perempuan itu terlalu perasa, mudah untuk patah hatinya." Aina selalu mengingat nasihat ayahnya. Bahkan saat ini Aina menyadari kalau ia sama sekali tak dapat merasa tertarik dengan siapapun yang ia temui. Apa ini yang namanya mati rasa?

"Astagfirullah," Aina membuyarkan semua lamunannya itu. Tanpa sadar ia telah melewatkan beberapa rangkaian acara. Buktinya saat ini Siska sudah terlihat duduk di tempatnya dan siap untuk memberikan ceramah.

Tema kajian kali ini adalah "Ikhlas, Apakah Sesulit Itu?" Aina tersenyum getir. Materi yang disampaikan bundanya kali ini seolah menyentil hati mungil Aina. Entah kebetulan macam apa ini, hingga semua orang berusaha mengingatkan dirinya untuk bisa ikhlas menerima semua yang pernah terjadi.

Semua jamaah terlihat begitu antusias menyimak setiap materi yang disampaikan Siska. Sesekali mereka juga mencatat apa-apa saja yang dirasa penting untuk dicatat. Tak bisa dipungkiri, atmosfer yang tercipta di momen kajian kali ini benar-benar menyejukkan hati.

"Ikhlas itu nggak sulit kok. Ikhlas itu mudah kalau kita senantiasa menggantungkan semuanya kepada Allah semata. Ingat loh ya, jangan sekali-kali berharap pada manusia. Ketika kita diuji oleh Allah, maka apa yang perlu kita lakukan? Kita kembalikan lagi kepada Allah. Allah yang memberikan cobaan, maka Allah pula lah yang akan memberikan jalan keluar. 'Ala bidzikrillah tatma'innul qulub, hanya dengan mengingat Allah maka hati kita akan terasa tenang.

Ikhlas itu kunci utama dalam menghadapi cobaan hidup teman-teman. Hidup ini penuh lika-liku. Kadang kita diberikan bahagia, kadang kita diberikan kesedihan. Kadang kita diberikan rasa kenyang, kadang kita diberikan rasa lapar. Roda hidup terus berputar. Nggak ada yang abadi ketika kita masih hidup di dunia ini. Kehidupan yang hakiki hanya akan kita temukan di surga nanti.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam Surah Al Insyirah Ayat 6 yang berbunyi, "inna ma'al 'usri yusra." Yang artinya, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Allah telah menjanjikan kepada kita semua sebagai hambanya bahwa setiap cobaan pasti akan diiringi dengan kemudahan. Kesedihanmu di hari ini, maka ada kebahagiaanmu yang sudah menanti di kemudian hari.

Imani saja, Allah nggak akan mengecewakan makhluk-Nya, teman-teman. Nah itu bedanya kalau kita berharapnya kepada Allah sama kita berharapnya kepada manusia. Ingat loh ya, jangan sekali-kali berharap kepada manusia. Manusia itu sumbernya rasa kecewa. Ikhlas saja. Pasrah sama Allah, Allah pasti bantu kok.

Di Balik mimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang