Deon sedikit terkesiap, sudah sekian lama mereka berada dalam lingkup yang sama, tidak sulit baginya menebak sikap tenang seorang Cedrik.

"A—aku mempunyai saran" Sahutnya cepat, "bagaimana jika kau menghadiri makan malam dengannya nanti. Lagipula Dia butuh sedikit pengakuan untuk posisinya."

Frans mendengus keras, walau tak ayal membenarkan perkataan Deon. Dilihatnya Cedrik yang sedang berfikir.

Pengakuan, he?
         
          ,:’:,…,:’:,
  ,:’ ・ω・ ‘:, 
  ;:     :;
  ゛’ー—‐’”

Disisi lain, gadis dengan rambut bergelombang dan kulit eksotis, tengah menenteng tasnya menuju rumah mewah itu. Menapaki satu per satu tangga dengan bahu merosot lelah.

Raut wajahnya tampak bingung ketika melihat beberapa pelayan berlalu lalang tanpa menghiraukan dirinya.

"A—apa ada acara di sini?" Tanyanya pada salah satu pelayan yang Dia cegat.

Pelayan itu mundur sejenak, "Tuan Cedrik akan makan malam di kediaman, Nona" Balasnya singkat lalu pergi menuju rekannya yang lain.

Gadis itu, Eriel. Setelah mendengar nama 'sang ayah' ada binar bahagia dalam manik matanya. Saat-saat itulah kesempatan bagi dirinya untuk mendekati Cedrik, mendekati dalam artian ingin lebih diakui walau hanya anak angkat.

Dengan perasaan bahagia, Dia berlari menuju kamarnya, tidak menghiraukan tas penuh buku yang amat berat itu.

Sejak diangkat menjadi anak, Dia hanya beberapa kali bertatap muka dengan Cedrik, itupun tidak ada pembicaraan diantara mereka. Hanya berpapasan tanpa saling kata.

Dalam lubuk hati Eriel, dia sangat mendambakan sosok ayah, segala cara Dia lakukan untuk menarik perhatian Cedrik, dengan memenangkan berbagai lomba dan menjadi juara kelas, berharap Cedrik datang dengan bangga menerima penghargaan di sekolahnya.

Namun semua itu hanya harapan, tidak sedikitpun sosok Cedrik muncul bahkan ketika Dia beranjak dewasa.

Sebuah bintang tua, terdampar jauh di pinggiran galaksi, melawan takdirnya di tengah kegelapan yang tak terhingga. Ia masih memancarkan cahaya samar, meski cahayanya kian redup seiring waktu yang tak terhentikan. Dikelilingi kehampaan, tak ada planet yang singgah untuk menghangatkannya, tak ada makhluk yang mengagumi sinarnya. Dalam ruang yang hening dan sunyi, setiap detak denyut cahayanya seperti napas terakhir yang dihembuskan perlahan, tapi tak pernah sepenuhnya padam.

Setiap hari, ia menghadapi badai partikel kosmik yang menggerogoti, angin solar yang menerpa tanpa ampun, seolah mencoba memadamkan sinar yang tersisa. Namun, di kedalaman jantungnya yang lelah, ada nyala api yang tak terlihat—sebuah kekuatan misterius yang mendorongnya untuk terus bertahan. Ini bukan sekadar cahaya, melainkan simbol harapan yang terjaga di tengah kegelapan.

Bintang itu terus berputar dalam orbitnya, terperangkap oleh tarikan gravitasi yang kuat, seolah ada sesuatu yang lebih besar yang mengatur langkahnya. Tiap gerakan tampaknya tak berarti, namun ia adalah bagian dari tarian kosmik yang tak terhenti, mengikuti ritme alam semesta yang misterius. Dalam kesunyian ini, ia merasa sendirian, terasing dari semua kehidupan, namun tetap melawan dengan segenap tenaganya.

Ia bertahan, tak tahu berapa lama lagi sinarnya akan bertahan, atau apa yang akan terjadi jika akhirnya ia padam. Namun, dalam kegelapan yang menyesakkan, ia menyimpan harapan kecil bahwa suatu saat, mungkin, akan ada yang datang untuk menemukan keindahan dalam cahayanya yang memudar, meski saat ini, ia hanya bisa menunggu, berputar dalam kesendirian yang abadi.

Bella beranjak dari balkon kamarnya, setelah pemandangan menarik itu menghilang diantara pilar bangunan.

"Sungguh malang, lalu bagaimana jika sinar itu padam karena sang bintang memilih menyerah?" Pikirnya, lalu merebahkan dirinya di kasur.

"Terbakar, lenyap, bahkan debu ledakannya tidak ada pernah ditemukan di semesta manapun" Lanjutnya terkekeh.

   ,:’:,…,:’:,
  ,:’ ・ω・ ‘:, 
  ;:     :;
  ゛’ー—‐’”

TBC.

YOOO WHAT'S GOING ON?

Gimana dengan part ini?

Terima kasih untuk yang selalu menunggu kelanjutan bab cerita ini. To be honest, saya sendiri ikut penasaran xixixixi.

Btw tulisan yang Italic itu dari novel asli "Genius" sebelum jiwa Astrid merasuki Bella yaa. Soo jangan bingung kalau bahasanya berganti tiba-tiba.

Si Eriel udah ke spill yaa, gimana nanti kalau mereka "sekeluarga" dalam satu frame? Hummmm. (Fyi, aku udah punya draft untuk part ini)

Mau up sekarang?
Ayo spam apapun di sini (selain kata 'next' wkwkw) 👉👉

VOTE YA (MAKSA)

A GENIUS & PSYCHOPATH GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang